Kebodohan Febrian

Bayangan wanita itu hadir, menari-nari di pelupuk matanya. Wajah terluka itu tak bisa enyah dari bayangan dirinya. Sebegitu dalam luka yang ia beri pada sosok yang sesungguhnya sangat ia cintai. Keegoisan dirinya yang mementingkan nafsu belaka kini membuat dirinya harus kehilangan wanita yang mengisi seluruh ruang di hatinya.

Suara sepatu heels yang beradu dengan lantai membuat lelaki itu terbangun dari lamunannya. Sosok cantik dengan tubuh tinggi semampai. Rambut yang bergelombang indah dengan wajah full make up. Berjalan dengan wajah terangkat, menunjukkan jika dia bukanlah wanita yang mudah terinjak.

Dengan angkuh ia duduk di hadapan Febrian yang hanya menatapnya tanpa menyapa. Tatapan tajamnya menghunus Febrian yang tampak tenang di atas kursi kerjanya.

'' Maksud kamu apa Bri ?, seenaknya saja memutuskan hubungan sepihak . Kamu pikir kamu itu siapa hmm ?'' ucap wanita yang tak lain adalah Anya. Selingkuhan Febrian, wanita kedua yang tentu tak mungkin juga ingin di duakan. Karena pada dasarnya semua orang ingin menjadi istimewa, ingin menjadi satu-satunya.

'' Nya, kita gak bisa lanjut. Aku cinta sama Alira,aku gak mau kehilangan dia ''. ucap Febrian,yang tak mau lagi terperangkap dalam kisah segitiga itu.

'' Apa dengan kamu meninggalkan aku,dia bakal balik lagi sama kamu ?'' tanya Anya dengan tatapan tajam. Febrian tak bisa menjawab, ia bungkam. Bahkan ia belum menemukan keberadaan Alira.

'' Kamu mesti inget Bri,aku yang nolong kamu waktu kamu butuh suntikan dana. Aku, bukan dia Bri ''. tegas Anya seraya menunjuk dirinya sendiri. Febrian hanya bisa menghela nafas. Salah dia sendiri saat usahanya jatuh dengan mudahnya ia menerima bantuan wanita yang jelas menginginkan dirinya.

" Terus mau kamu bagaimana ?," tanya Febrian frustasi. Ia tak pernah menghadapi wanita seperti Anya,Alira di wanita yang lembut tidak pernah berkata kasar pada dirinya. Bodohnya kini ia terjebak dengan wanita ambisius ini.

" Aku gak mau putus dari kamu,atau aku tarik modal yang sudah aku tanam di beberapa usaha kamu. Kalau kamu tetep ingin putus sama kamu." ancam Anya, Febrian tampak termenung. Bayangan usahanya akan tumbang jika Anya menarik semua modalnya.

Usaha yang ia rintis dari nol, haruskah hancur sekarang ?. Rasanya ia tidak rela harus memulai lagi dari awal. Tapi untuk terus bersama dengan Anya pun rasanya tak ada lagi gairah.

" Terserah mau mu saja,aku mau keluar " akhirnya kata itu yang tercetus dari bibir Febrian. Lelaki itu bangkit berdiri dari duduknya. Berjalan melewati Anya yang mendengus kesal pada Febrian yang berubah seketika.

Febrian keluar dari kantor nya,tanpa perduli dengan Anya yang masih di dalam kantor. Otaknya sudah terlalu penuh hanya untuk memikirkan sang kekasih yang menghilang tanpa jejak.

Ia tak mau memikirkan permasalahan yang di bawa Anya, kalau sampai modal milik wanita itu di tarik. Ia akan meminjam bank untuk mengembalikannya. Dulu saat wanita itu menawarkan modal ia hanya memikirkan keuntungan saja.

Anya meminjamkan modal dengan cara pengembalian yang tidak di tentukan. Bagi hasil pun tidak merugikan dirinya. Dan keuntungan lain,ia dekat dengan wanita itu. Melayani hasrat yang menggebu dari wanita cantik yang memberinya banyak keuntungan.

Otak kotornya jelas dengan senang hati menikmati tubuh indah wanita dengan paras yang cantik. Dan otak cerdasnya berpikir setelah modal mampu ia kembalikan maka semua akan baik-baik saja. Ia akan kembali pada kehidupan normal nya bersama sang kekasih.

Namun semua tak berjalan sesuai skenario yang telah ia buat. Semua berantakan,kini Alira menghilang. Dan hidupnya hancur tanpa wanita itu. Seluruh hati dan jiwanya telah memilih Alira. Wanita dengan segala pesona yang membuatnya bertekuk lutut.

Sayang, besarnya rasa cinta yang di miliki tak seiring dengan setia yang seharusnya mengimbangi. Iming-iming nafsu duniawi masih memalingkan hatinya. Hingga saat ini sesal pun rasanya tak ada arti.

Febrian menyusuri jalanan yang begitu terik karena hari yang begitu cerah. Sungguh hari yang tak memiliki toleransi pada hati lelaki yang sedang dirundung nestapa. Febrian membelokan mobilnya ke arah sebuah universitas swasta yang cukup terkenal fi kota itu.

Turun dari mobil setelah lelaki itu memarkirkan mobil. Banyak mata yang menatap lelaki yang kini tampil memukau dengan celana chinos biru muda. Kemeja slim fit berwarna senada dengan celananya. Kacamata hitam bertengger di hidung mancungnya.

Tak ada yang memungkiri ketampanan pria itu. Kini dirinya pun telah menyita perhatian para mahasiswi di sana. Saat langkahnya semakin masuk area kampus. Tatapan memuja para gadis jelas tertuju padanya. Bisik-bisik terdengar lirih membicarakan betapa tampannya lelaki itu.

Sampai di fakultas ekonomi, tampak Febrian mencari-cari Alira. Berharap menemukan gadisnya di sana. Meski ia tahu tidak ada kuliah hari ini. Namun ia berharap ada perubahan jadwal.

'' Maaf mas,anak ekonomi ada kelas gak ?'' tanya Febrian setelah membuka kacamatanya, bertanya pada seorang laki-laki yang berada tak jauh dari kelas ekonomi.

'' Setahu saya ,hari ini gak ada kelas mas. Cari siapa ?'' tanya lelaki yang tampak meneliti penampilan seorang Febrian.

'' Alira '' singkat Febrian.

'' Alira ?, tadi sih ke kampus. Saya denger sih mau ngurus buat ambil cuti.'' terang lelaki tersebut.

'' Cuti ?, makasih ya mas. '' tutur Febrian yang langsung berjalan menjauh.

Kemelut pikirannya semakin membuat hatinya tidak tenang. Ada apa ?, Kenapa harus ambil cuti ?. Sesakit itu luka yang telah ia torehkan pada hati wanita lembut itu. Kemana sekarang wanita itu ?. Bahkan ia belum tahu alamat rumah wanita itu . Dimana ia harus mencarinya ?.

'' Arrrggh !!!" teriak Febrian saat berada di dalam mobilnya. Ketakutan kehilangan wanitanya tanpa terasa membuat air matanya mengalir dari sudut mata.

Dengan kecepatan penuh Febrian menelusuri jalanan yang memang lengang di siang itu. Pikirannya buntu,harus mencari wanita itu kemana. Akhirnya ia hanya mengemudi tanpa tujuan. Sampai ia di sebuah danau, dengan air jernihnya yang tampak tenang. Ada beberapa orang di sana. Febrian hanya memarkirkan mobilnya tanpa turun.

Dadanya terasa nyeri, membayangkan ia tak bisa melihat lagi wanitanya sungguh membuat sesak nafas. Sungguh ego telah mengalahkan segalanya,kini ia harus menerima hukuman dari keegoisan yang ia lakukan.

Febrian mengambil ponselnya, mencoba menghubungi lagi Alira,tetap nihil hasilnya. Bahkan puluhan mungkin juga ratusan chat yang ia kirim tak di baca Alira. Febrian menghela nafas berat, kemudian mengguyar rambutnya. Otaknya buntu tak bisa berpikir.

Satu yang terus menggelayut di hatinya, merutuki kebodohan diri. Saat ia merasa bisa menyelesaikan dengan baik . Nyatanya semua tak sesuai yang ia kira. Dan kini kehilangan cinta,harus ia terima.

Terpopuler

Comments

octa❤️

octa❤️

makanya jangan selingkuh feb

2022-12-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!