Mencari Alira

Suara ketukan pintu di kamar kost Alira tak kunjung berhenti. Padahal malam kian larut, namun Febrian tampak masih berusaha memanggil Alira agar keluar kamar. Sampai pintu sebelah kamar Akira terbuka dan muncul seorang wanita dengan wajah kesalnya.

'' Eh lo mikir gak sih ini udah malem, kalo Alira gak keluar intinya dia gak mau ketemu lo atau dia gak di dalam '' bentak sang wanita dan tanpa menunggu respon Febrian di tutupnya pintu dengan keras.

Febrian tampak termangu sejenak. Kemudian langkah panjangnya membawanya ke tempat parkir di Mana biasa Alira memarkirkan motornya. Matanya berkeliling mencari motor matic milik Alira namun tak juga di temukan.

'' Shitttt ,kamu kemana Ra ''ucapnya saat menyadari kekasihnya tak pulang ke kost.

Kekasihnya ?, Febrian merasa bahwa Alira masih tetap menjadi kekasihnya. Ia tak mau kehilangan wanita cantik itu. Segila itu lelaki yang telah tega mendua namun tetap ingin memiliki yang ia rasa terbaik di hidupnya.

Febrian masuk kedalam mobil miliknya. Memijat pangkal hidungnya yang terasa berdenyut.

Febrian kembali mengambil ponsel,mencoba entah yang ke berapa puluh kalinya untuk menelpon . Masih sama ponsel kekasihnya tetap di non aktifkan. Putus asa sendiri, ia menelungkupkan kepala di atas stir mobil. Membentur kan perlahan kepalanya. Rasa bersalah menguasai seluruh rongga di dadanya.

Rasa cinta itu tak pernah sedikitpun pudar dari hatinya untuk Alira. Namun godaan akan nafsu mengalahkan akal sehatnya. Bermain gila di belakang sang kekasih memang bukan kali ini saja. Semenjak mengenal Anya sebulan yang lalu. Ia menjalin hubungan dengan wanita yang menjadi partner bisnisnya. Bukan karena cinta, sekedar rasa untuk melepas hasratnya.

Katakanlah di lelaki berengseek yang ternyata tak puas dengan satu wanita. Saat sang kekasih rela menyerahkan diri dalam kungkungan nafsu nya ia masih mencari wanita lain. Namun tak ada hal buruk yang berakhir dengan baik. Begitu pula dengan petualangan nya. Pada akhirnya wanita yang sungguh memiliki hatinya pergi karena kecurangan yang ia lakukan pada hati lembut wanita itu.

Tanpa sadar, Febrian tertidur dalam mobilnya. Membawa semua sesak dan sesal di hatinya. Ia tak ingin kehilangan wanitanya dan cintanya . Ia harus mempertahankan apa yang telah di milikinya. Ia hanya ingin egois, meski telah menorehkan luka pada wanita yang tulus memberinya cinta.

Lamat-lamat suara orang terdengar. Febrian yang tertidur dimobil mengerjapkan mata. Ternyata hari sudah terang,suara yang terdengar adalah anak-anak kost yang mulai beraktivitas dengan paginya. Sigap Febrian turun dari mobil, mengusap wajah bangun tidurnya dengan telapak tangan.

" Maaf pak " ucap Febrian pada lelaki berpakaian satpam yang melintas di dekatnya.

" Ya kenapa mas ? " tanya pak satpam yang sepertinya baru saja mencari sarapan.

" Alira sudah kembali belum ya pak ?" tanya Febrian penuh harap.

" Belum mas, belum lihat neng Alira . Dari semalam mas nunggu di sini ?" lanjut pak satpam. Febrian mengangguk,ia memang memarkirkan mobil tidak di depan kost, sehingga satpam tidak menyadari keberadaannya.

" Nah itu Mas " tunjuk pak Satpam pada seseorang yang menaiki motor matic dan melintas di dekatnya. Febrian sedikit memicingkan mata. Motor itu benar milik sang kekasih. Namun postur tubuh yang mengendarai bukanlah kekasihnya.

" Permisi pak, saya tinggal dulu " pamit Febrian seraya berlari ke arah kost. Benar saja, motor itu milik sang kekasih, namun yang turun bukanlah Alira.

" Heh tunggu !" seru Febrian pada wanita yang baru turun dari motor. Ternyata Vivian yang turun dari motor. Vivian menatap sinis lelaki yang ia tahu adalah mantan sang sahabat. Vivian tak menggubrisnya,ia berlalu cepat meninggalkan Febrian. Febrian mengejar Vivian dan menarik pergelangan tangan wanita itu.

" Tunggu,Alira dimana ?" tanya Febrian , Vivian berdecih kesal seraya menghempaskan tangan Febrian.

" Kalau pun gue tau, gak bakalan gue kasih tau lo " ucap Vivian sambil berlalu meninggalkan Febrian. Febrian membiarkan wanita itu berlalu. Ia akan menunggu Vivian pergi dari kost an dan mengikutinya. Dari cara wanita itu berbicara ia yakin wanita itu tahu keberadaan Alira.

Vivian memasukkan pakaian milik Alira dalam sebuah tas. Untuk sementara hanya pakaian yang ia bawa. Untuk perabot yang lain biar nanti menyusul. Vivian mengintip keluar tak lagi di lihatnya Febrian. Ia berjalan ke arah pis satpam.

" Pak,maaf untuk sementara waktu Alira ada urusan di rumah saya. Saya titip motor Alira ya pak. " ucap Vivian.

" Baik non " sahut pak satpam yang sudah cukup mengenal wanita itu karena sering datang ke kost Alira.

Ternyata Vivian sudah memperkirakan tentang kedatangan Febrian. Maka tadi saat Alira hendak ke kosan ia mengusulkan ide untuk mengelabuhi lelaki tersebut.

Dengan memakai topi yang sudah di siapkan Vivian pergi dari kost an dengan menggunakan mobil,yang di kemudikan sopir pribadi keluarganya.

''Makan tuh angin,emang enak nunggu. Hahaha.... " tawa Vivian melihat Febrian yang tampak masih menunggu tak jauh dari kost.

Hampir sejam Febrian menunggu namun tak ada tanda-tanda wanita yang tadi fi lihatnya lewat. Akhirnya dia kembali menyambangi tempat kost Alira. Matanya tertuju pada motor matic Alira dan masih terdapat di sana. Langkah panjangnya memasuki area kost.

'' Lho, mas nya masih di sini ?'' tanya pak satpam yang melihat kehadiran Febrian.

'' Iya pak lagi nunggu temennya Alira. '' sahut Febrian.

'' Lho temannya neng Alira kan sudah pergi sejak tadi mas '' sambung pak satpam.

'' Lha itu motor nya masih ada pak " Febrian menunjuk motor Alira yang masih terparkir dengan rapi di sana.

''Oh itu sengaja di tinggal mas, tadi mbak yang bawa motor itu naik mobil perginya " sahut Pak Satpam yang membuat Febrian terperangah.

'' Shittt'' umpat nya seraya mengguyar rambut dengan dua tangannya.

'' Makasih Pak, saya pamit dulu '' pungkas Febrian. Pak satpam mengangguk seraya menatap Febrian dengan tatapan iba,saat punggung lebar itu semakin menjauh. Dan hilang di balik pagar kost.

Febrian memasuki mobilnya dan menghidupkan mesin. Harapan bertemu Alira hari ini gagal sudah. Ia tak tahu harus mencari wanita itu kemana. Hari ini pun wanita itu tak ada jadwal. Febrian yang sering mengantar jemput sang kekasih cukup hafal jadwal kuliah Alira.

Untuk teman, satu-satunya yang pernah di kenalkan hanya Vivian saja. Dan ia tak tahu dimana tempat tinggal wanita itu.

'' Ra,kamu dimana ?'' erang Febrian frustasi. Lelaki itu hanya bisa memukul stir mobil.

Rasa lelah karena tertidur di mobil semalam dan rasa lapar karena belum sarapan seperti tak di rasa lelaki itu. Menemukan Alira menjadi tujuannya. Namun kemana ?. Ia benar-benar tak memiliki petunjuk.

'' Gue emang goblo*k Arrgh '' teriaknya sambil mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.

Terpopuler

Comments

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

memang bodoh

2024-10-06

0

octa❤️

octa❤️

semangat up thor

2022-12-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!