Mulai Berteman dengan Rozi

Jesi mengajak teman-teman nya untuk pergi ke puncak tempat neneknya tinggal, sudah lama dia tidak mengunjungi neneknya, dia mengajak teman-teman berkumpul dan membicarakan hal tersebut di sebuah kafe, tak lupa pula dia mengajak Rozi.

Serlin, Arita, Arum dan Andi sedang duduk berkumpul di kafe. hanya Rozi yang tidak ada di tempat.

"Teman-teman gimana kalau kita pergi jalan-jalan ke puncak sekalian mengunjungi nenekku disana?" Tanya Jesi.

"Boleh juga tuh."

"Apa disana banyak spot - spot foto yang bagus?" tanya Serlin.

"Oh, tentu saja, disana banyak sekali pemandangan yang bagus," Jawab Jesi.

Andi berdiri dan berkata. "Aku suka sekali dengan suasana puncak aku mau dong ikut Jes."

Arita menyetujuinya. "Isudah lama kita nggak jalan-jalan bareng ya kan kapan lagi kayak gini."

"Maaf aku tidak bisa ikut teman, soalnya aku mau nemenin mama ke luar negeri." ucap Arum.

"Iya deh nggak masalah kok Rum, kamu temani saja mamamu ke luar negeri,"

"Berarti yang lain semua ikut kan, kecuali Arum," Kata Jesi sambil membuka tas dan mencari handphone miliknya.

Kemudian Jesi menelpon Rozi. "Roz, kamu ikut kita jalan-jalan ke puncak ya Sabtu pagi kita berangkat."

Rozi menyetujuinya. "Ide bagus, kebetulan suntuk kali bikin skripsi rasanya ingin refreshing mencari inspirasi," ucap Rozi.

"Ok, jangan lupa datang tepat waktu ya Roz, byeee." Jesi menutup telponnya."

...****************...

Keesokan harinya, Sabtu pagi mereka semua sudah berada di rumah Jesi bersiap ingin berangkat ke puncak menggunakan mobil Jesi.

Rozi dan Andi membawa tas-tas dan segala keperluan di dalam mobil setelah semuanya beres mereka pun masuk ke dalam mobil.

Rozi duduk di samping Serlin, sepanjang perjalanan mereka berdua mengobrol dengan Asyiknya sementara itu Arita dan Andi tertidur pulas hanya Jesi yang fokus menyetir mobil. Sejak mengobrol dengan Rozi, Serlin mulai akrab dengannya.

Setelah dua jam perjalanan mereka pun sampai ke puncak, Mereka keluar dari mobil sambil membawa tas. Rozi dan Serlin jalan barengan di depan. Mereka ngobrol sambil ketawa-ketawa.

Melihat hal tersebut kening Arita mengerenyit. "Tumben Serlin tiba-tiba bisa dekat dengan Rozi, cie ... cie ... cie... udah mulai akrab ni Serlin dan Rozi," kata Arita.

Jesi memotong pembicaraan Arita. "Sttttt kamu jangan berisik biarkan saja mereka dekat seperti itu kan adem liatnya."

Arita tersenyum berhenti mengejek Serlin dan juga Rozi, mereka tiba di depan rumah nenek Jesi. Jesi memberikan salam kepada neneknya.

"Assalamualaikum nek,gmna kabarnya?" kata Jesi sambil bersalaman dengan neneknya.

"Waalaikumsalam Jes, nenek Alhamdulillah sehat, kamu semakin dewasa dan cantik Jes," ucap nenek memuji Jesi sambil mencium cucunya itu.

Jesi tersenyum manis." terimakasih nenek sayang," ucap Jesi.

Nenek menyambut Jesi dan teman-temannya dengan riang gembira. Kemudian nenek mengantarkan mereka ke villa untuk mereka menginap disana. Setelah itu nenek pulang dan menyiapkan makanan untuk mereka

......................

Malam harinya mereka duduk mengobrol di depan villa sambil menikmati hangatnya teh, ditambah alunan musik gitar yang dimainkan oleh Andi, suasana malam semakin dingin. Arita mulai menguap sepertinya dia mulai mengantuk maklum saja dia tidak biasa begadang sampai larut malam.

"Huaaaaaaaaaaa aku ke villa dulu ya, mataku sudah tidak mampu begadang terlalu lama," ucap Arita.

"Iya kamu tidur duluan aja sana, kami masih ingin bersantai disini." kata Jesi.

Arita berjalan, kembali menuju villa untuk tidur. Sementara itu Jesi mengajak Andi untuk duduk agak jauh dari Rozi dan Serlin.

"Ayo kita pindah ke sebelah sana aku mau nyanyi pake gitarmu, takutnya kalau di sini mengganggu Rozi dan Serlin."kata Jesi dan berlalu pergi meninggalkan Serlin dan Rozi.

"Baiklah Jes,"kata Andi berjalan mengikuti Jesi dari belakang sambil memetik gitarnya.

Sementara itu Rozi dan Serlin terus asik mengobrol mereka kelihatan semakin dekat dan akrab.

"Roz, maafkan aku ya sering mengejekmu," kata Serlin tersenyum malu.

"I'am ok ,itu tidak masalah bagiku," ucap Rozi menatap wajah Serlin.

"Kenapa dulu aku sering mengejek penampilanmu ya padahal kamu begitu baik dan lembut, ku harap kita berteman baik," batin Serlin sambil termenung.

"Halo ... ." dengan suara agak kencang Rozi berbicara sambil memegang pundak Serlin .

Serlin pun kaget dan langsung berkata. "Kita temenan ya skrg,"

dengan lantang ia menyebutnya seperti itu. Rozi mengerenyitkan keningnya. "kamu beneran mau berteman denganku? tanya Rozi.

Wajah serlin memerah, dia Malu kepada Rozi. "Iya, sekarang kita berteman," kata Serlin gugup.

"Semoga suatu saat kita jadi teman tapi mesra," ucap Rozi sambil tertawa keras.

"Ah mana mungkin!" jawab Serlin ketus.

Malam semakin larut keduanya asik ngobrol, Jesi dan Andi pun masih mengobrol dengan serius.

Serlin beranjak dari tempat duduknya. "Aku pamit ya mau tidur dulu kita lanjutkan besok." kata Serlin sambil melangkah pergi.

"Iya aku pun juga sama, udah ngantuk dari tadi," kata Rozi.

"Terus kenapa nggak bilang dari tadi kalau udah ngantuk," kata Serlin menggigit bibirnya geram dengan Rozi.

"Aku masih mau berduaan denganmu Ser, "Rozi mencoba menggodanya.

"Ihh, dasar kamu laki-laki penggoda, aku tidak pernah duduk berduaan dengan laki-laki sebelumnya." ucap Serlin keceplosan sambil menutup mulutnya.

Serlin malu dan langsung berlari menuju villa tanpa memberitahukan Jesi.

"Haaa ..berarti Serlin belum pernah pacaran sama sekali," batin Rozi.

Rozi kembali ke villa melepaskan jaketnya sambil memikirkan kata-kata Serlin tadi dan berbicara sendiri "Dia begitu lucu tapi cantik, tapi sedikit agak galak pas pertama bertemu apa mungkin aku bisa mendapatkan hatinya, " kata Rozi. Dia mulai menghayal sambil memejamkan matanya dan akhirnya tertidur.

Sementara itu Jesi dan Andi masih mengobrol dengan asyiknya, Andi memegang tangan mulus Jesi dengan lembut. "Jes, aku sebenarnya ingin mengatakan sesuatu kepadamu," kata Andi.

Jesi menatap mata Andi dalam "Ada apa An?" tanya Jesi.

"Sejak kelas XII aku sudah mulai suka padamu, tapi aku malu untuk mengatakannya dan aku juga takut kalau kamu udah punya pacar," Ucap Andi seraya memegang kedua tangan Jesi.

Jesi rupanya juga suka dengan Andi, tapi dia malu untuk mendekatinya karena pada saat itu Banyak wanita - wanita yang dekat dengan Andi, karena Andi sangat tampan dan baik hati, sehingga membuat Jesi cemburu dan mengurungkan niatnya untuk mendekati Andi.

Jesi menangis terharu. "An, aku juga sudah lama menyukaimu, tapi kamu tidak mengetahuinya, aku cemburu saat itu begitu banyak wanita-wanita yang dekat kepadamu, sehingga aku berhenti untuk mendekatimu," kata Jesi.

Andi menghapus air mata Jesi dengan kedua tangannya dan bertanya.

"Jadi kau sungguh menyukaiku?"

"Kalau aku tau mungkin sudah sejak lama kita pacaran, mulai sekarang kamu jadi pacarku ya," kata Andi sambil memeluk Jesi.

Jesi ternganga. "Kau memeluk ku!" ucap Jesi.

"Kenapa tidak boleh ya?" tanya Andi terus memeluk dengan erat.

Jesi tersenyum tiba-tiba tersedak. "Ahakkkkk, kau memelukku terlalu erat sehingga membuatku sulit bernafas."

"Maaf sayang," kata Andi sambil tertawa melihat Jesi.

Suasana di puncak semakin malam semakin dingin membuat keduanya betah berpelukan ditambah suasana semakin sepi, Andi melepaskan Jesi dan mengecup kening Jesi, jantungnya berdegup kencang. Malam yang begitu indah serasa milik mereka berdua.

Tiba-tiba Andi mengecup bibir Jesi. "Clup ... clap ... clup ....

darah mengalir begitu derasss, jantung semakin berdegup kencang mereka tengah terbakar api asmara, Andi semakin memanas, begitupun dengan Jesi dia membiarkan Andi terus melumatkan bibirnya, namun tiba-tiba Jesi melepaskannya.

"An, aku takut kalau nenekku melihatnya dan aku takut dia mengabari mamaku nantinya," kata Jesi ketakutan.

"Ah, kamu ini jangan seperti anak kecil, bocah SMP saja sudah biasa dengan hal seperti ini, ini kamu udah tua masih berfikiran aneh, lagian ini kan malam sudah jam 01.00 wib tidak ada yang melihat kita," ucap Andi sambil melihat jam tangan miliknya.

Andi meraih Jesi dan melumatkan lagi bibir Jesi yang merah merona dan lembut Jesi pun membalasnya,sambil memeluk Andi. Andi mengusap pucuk kepala Jesi dan mencium kening Jesi lagi dan berkata, "Sebenarnya aku ingin terus bersamamu.*

"Tapi ini sudah larut malam aku mau tidur, Arita dan Serlin pasti sudah munungguku," kata Jesi.

"Ya udah, kalau begitu sampai ketemu besok ya sayang." ucap Andi dan berlalu pergi.

"Iya sayang," kata Jesi.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Airhujan

Airhujan

semangat up ka,,, bagus ceritanya 😊

2023-01-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!