"Kak perkenalkan namaku Bram Malcor, dan dia temanku yang bernama Sam Volcer. Salam kenal kak"
foto pertama : Bram Malcor
foto kedua : Sam Volcer
Bram pun menggarahkan tangannya kearah Viola dengan khas senyuman manisnya, awalannya ia sedikit ragu tetapi bang Tomi langsung menarik tangan kecilnya untuk membalas salamannya.
"Kita bertemu kembali cantik" kata hati dari salah satu cowok tersebut
"Woi malah melamun, udah lepasin tuh tangannya. Kenapa apa sudah berpindah minatan, kalau disini tuh jauh lebih tampan yah daripada yang sono"
"Apaan sih, itu mah masih tampanan sana lah" dilepas paksa tangannya
KLINGG...
Disitu Olivia begitu antusias menyambut pria bersetelan jas tersebut saat memasuki cafenya, disitu kedua orang dewasa ini hanya dapat menggelengkan kepala.
"Kuharap kalian akan terbiasa melihatnya yah, biasa kalau wanita suka cowok mah gitu"
"Kayak situ bukan wanita"
"Apaan sih bang, ikut aja"
"Lah kan gue nggak salah bodoh, situ emang cowok kagak kan"
"Eh iya juga sih hehehe"
Seketika bang Tomi langsung menjewer hidungnya, mbak Anna yang merasa kesakitan tanpa berfikir panjang ia langsung menendang kaki bang Tomi.
"ANJ** BISA NGGAK SIH BIASA AJA KALAU NENDANG ITU BODOH"
"IHH ITU MAH SALAH SITU NGAPAIN SIH TANGAN BAU JUGA PAKAI JEWER - JE..."
"Apaan sih kalian nih berisik tau, udah tau ada pembeli masih saja bersunda gurau"
Kata Olivia sebari berjalan melewati mereka berempat, dengan merasa tersinggung bang Tomi pun langsung menghampirinya.
"Dih gayamu bicara kayak gitu, biasanya aja juga yang paling berisik" sambil mencubit hidungnya
"Arghh~ sakit bang"
"Rasain, emang enak itukan kata - katamu. Wleee"
"Bang~" spotan ia menginjak kakinya
"AN....mpptttf" Olivia dengan cepat membekap mulutnya
"Jangan malu - maluin pembeli di cafe deh bang, ingat masih banyak orang disini kalau sampai jodohmu tau alamat dia malu melihat kelakuanmu bang"
"Ck iya - iya, pakai acara menyidir pula. Hmm dah sana layani pelanggan bencongmu sana"
"Apaan sih bang, mana ada dia bencong"
"Heh matamu udah katarak ya, sini deh tuh liat mana ada cowok minum aja gelagatnya aja kayak cewek"
"Ya berarti dia itu menujukkan good atitude yang baik, kalau minum orang kaya tuh begitu. Jadi bedalah sama abang"
"Hahaha... Apa kakak seyakin itu dia memang orangnya kaya" tanya Bram sambil ikutan nimbrung
"Ya aku sangat yakin, karna dari gaya dia terus bertemu dengan beberapa klaen disini yang pasti nya tuh orang memanglah seorang pembisnis"
"Seyakin itu kah kau mempercayainya" ucap mbak Anna sambil menyiapkan beberapa pesanan "Kalau dia memang bukan pembisnis gimana?"
"Yahh~ kita lihat saja nanti apa dia seorang pembisnis ataukah tidak"
"Kak, sepertinya kau salah pilih cowok deh" saut Bram lagi
"Mana mungkin aku salah, dia tuh cowok yang manis tau. Kalian jangan aneh - aneh deh ah!!"
"Ishh mana ada aku salah kak, coba deh lihat cara dia duduknya, terus tatapannya saat lihat cowok berbeda kak. Udahlah aku yakin itu cowok seorang gay deh kak"
"IH JANGAN NGACO KAMU mmmffftr...."
Seketika Tomi pun langsung membekap mulut Olivia karna terlalu berisik.
"Ya kan aku hanya berpendapat sebagai seorang cowok kak"
"Ihh bang~ tangan mu bau amis abis makan apaan sih lu!"
"Hehe abis makan gorengan ikan tadi"
"Ihh pantesan bau tau, ih sana - sana" "Eh tapi kalau kamu ngelihatnya kayak begitu berarti selama ini kalau dilihat dari masalah gaya gerak gerik seorang cowok kayak yang kau maksud, berarti bang Tomi juga seorang gay dong lihat mulutnya aja sama persis tuh kaya mulut cewek"
"Apa! Woi gue nih masih normal ya sorry - sorry aja, apalagi gue masih doyan gunung"
PLAKK...
"Lambemu (mulutmu), ini dicafe bukan diluaran tau" logat jawa mbak anna pun keluar sambil menapuk mulutnya
"Rasain tuh bang, emang enak"
Olivia Pov ฅ'ω'ฅ
Huhh.. okay kalau begitu akan aku buktikan ya kalau memang dia bukanlah seorang pria gay, aku hampiri pria tersebut.
"Hai kak, maaf sebelumnya bolehkah aku bertanya"
"Mm ya, ada apa memangnya"
"Hmm sebenarnya aku... Ehhmmm menyukai kakak" kupelankan suaraku
"Ha? hufttt apa anda menyukai saya"
"I-iya kak" semburat merah pastinya pipiku
Lah kenapa dia tertawa, emang aku menyatakan cinta ini tuh lelucon apa!
"Okay mungkin anda belum anda tau, kalau sebenarnya saya sudah mempunyai istri. Maaf sekali, dan makasih sekali kalau seandainya memang anda telah menyukai saya. Kalau begitu saya permisi dulu ya, karna istri saya juga sudah menjemputku"
KRAKKK... Patahlah sudah harapanku menyukai seorang cowok, huh.. Tapi aku masih penasaran apakah istrinya begitu sangat cantik, bila kemungkinan pastilah cantik yahkan. Okay Olivia mari kita liat wajah istrinya dari sini.
Eh dia masuk kedalam mobil, terus kemana istrinya kenapa malah ada supirnya aja disitu, HEHH AN** Eh siapa sih ini yang menghalangiku ihh...
"Tontonan yang tidak seharusnya kau lihat, kak"
Ha? Maksudnya tapi kenapa aku mendengar jeritan, serta omongan kasar dari yang lain. Apa yang telah terjadi emangnya.. Dan kenapa aku begitu menyukai baunya, yang begitu menenangkan sekali, seperti berbeda dari parfum pria lain yang pernah aku temui.
"Khemm.. Dienakin aja ya main pelukkan nya bun, sampai segitunya nempel tuh kepala" ledek bang Tomi
Spotan tersadar kalau diriku dengan santainya bersandar didadanya, aishh malu sekali rasanya. Langsung kulepaskan saja pelukannya, waktu kulihat siapa yang memelukku lah kusangka Bram, kenapa malah temannya.
"Udah jangan dilihatin terus anak orang, ayo balik kerja lagi" ditarik oleh mbak Anna
"Mbak, tadi emangnya bener ya kalau dia"
"Hmm, kan sudahku bilang jangan mudah terperangkap percaya sama penampilan orang kalau begini gimana jadinya"
"ARGHHH.. KENAPA AKU NGELAKUIN HAL GITU SIH, KAN DIA ARGHHH JIJIK SEKALI AKU MBAKK.. PADAHALKAN KELIHATANNYA TUH ORANG NORMAL - NORMAL AJA TAPI INI AHHH~"
Aku dengan jelas mendengar suara tawaan dari bang Tomi, dan juga Bram. Ihh kalau dilihat - lihat tuh dua orang kayaknya bakal sama - sama ngeselin deh.
"Yah malah ngelamun nih bocah, udah cepat sana layani pembeli lain"
"Iya - iya mbak, HEH KALIAN BERDUA DIAM!!" ku palingkan wajahku kemereka
Lah makin tertawa lagi mereka arghh menyebalkan sekali sih.
...----------------...
Oh ya ampun nggak terasa, hari udah menggelap apa lagi udah mau tutup aja ini cafe huh.. rasanya cukup melelahkan hari ini, rasanya ku ingin cepat - cepat sampai rumah.
Setelah semua berberes kita semua sepakat untuk kembali keluar bersama - sama, saat bang Tomi udah menutup cafe, akupun berpamitan dengan yang lain.
"Aku pergi duluan ya guys bye"
"Bye... hati - hati dijalan cantik" saut mbak anna sambil melambaikkan tangan kearahku
Akupun membalasnya dengan semangat, sesampai diriku menaiki bus, diriku memutuskan untuk memakai earphone demi menenangkan pikiran ku selama diperjalanan apalagi setelah kejadian pagi tadi membuatku tak akan percaya dengan apa yang baru saja kulakukan kepadanya.
Akhirnya sampai juga aku didepan apartement eh tunggu kurasa ada yang memanggilku.
"Hei kamu!! Cepat bayar sewa apartementmu sekarang juga"
Aishh.. kenapa harus sekarang sih, kan bisa besok. Huh bagaimana ini bayarnya arghh uangku bulan ini habis lagi buat beli bulanan pokok, dan sisanya aku udah pinjamkan kekakakku lagi ihh...
"Malah melamun!, ayo cepat bayar sekarang saya tidak mau anda menunda - nunda lagi ya, cepat bayar atau cepat sekarang juga anda angkat kaki dari apartement ini"
"Ihh buk, kan bisa aku bayar besok deh janji deh. Ya buk ya please..."
"Nggak bisa, sekarang ya sekarang kamu tau"
"Tap - tapi buk, masa ibu tega mengusir saya diwaktu malam hari gini, kan bisa ngusirnya besok aja"
"Saya tidak mau tau sekarang cepat angkat kaki dari sini, kalau tidak penjaga didepan saya suruh untuk usir paksa anda, apa anda mau seperti itu!"
"Eh jangan - jangan, huh... iya - iya saya akan segera pergi sekarang, apa anda puas"
Ih malah melengos uhh dasar ibu - ibu tiri, udahlah mending aku bereskan saja barang - barangku kalau tidak tuh orang akan marah - marah nggak jelas yang ada.
...----------------...
Oh ya tuhan, gimana sekarang nasibku huh.. Aku harus kemana lagi kerumah mbak Anna tidaklah mungkin rumahnya pun jauh, aku naik transport yang ada tambah habis ini duitku. Arghh... Aku harus kemana lagi?
Oh astaga banyak sekali segerombolan motor berhenti dihadapanku, kenapa ini apa aku memiliki kesalahan pada mereka kah tapi apa. Padahal selama ini aku tidak pernah berkenalan dengan anak motor tapi ini, oh ya ampun aku tak ingin mati muda dulu.
Pleasee~ siapapun itu bantulah aku dari serangan mereka ya tuhan.
...Bersambung ...
...~♥~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments