Anak Buah Papa

FLASBACK...

ENAM BULAN SEBELUMNYA...

Nala yang awalnya menjalankan bisnis di Paris bersama kekasihnya memutuskan pulang ke Indonesia, setelah patah hati karena kekasihnya, Alvin berselingkuh di belakangnya. Dia pun begitu terkejut saat mendengar kabar saudara sepupunya yang terbaring koma.

Kini dia tampak mengamati wajah cantik Laurie yang terbaring tidak berdaya di atas brankar, matanya terpejam, bibirnya terkatup rapat, dan wajahnya begitu pucat. Rasanya sangat menyesakkan dada melihat Laurie kini tak berdaya, akibat ulah suaminya, Zack.

Laurie memang tidak pernah menyukai Zack dan dia terpaksa menjalani pernikahan itu karena ancaman Zack yang mau membunuh seluruh keluarganya. Hingga pertengkaran besar itu terjadi setelah Zack membunuh mantan kekasih Laurie, mereka bertengkar hebat hingga membuat Laurie mengalami koma.

Nala pun terlihat menundukkan wajahnya sambil meneteskan air matanya. "Aku tahu ini sangat berat bagi kita semua, tapi saat ini kita tidak bisa berbuat banyak. Papamu dan Om Kenan juga sedang mencari jalan agar bisa menaklukan Zack. Mereka juga tidak ingin saat Laurie sadar, dia harus hidup kembali bersama dengan Zack. Kami semua tidak rela, Nala."

"Iya Tante, aku juga tidak rela wanita secantik dan sebaik Laurie harus hidup dengan laki-laki iblis seperti Zack."

"Iya Tante aku tahu itu."

Saat Nala dan Olivia masih terlibat perbincangan, tiba-tiba pintu ruang perawatan itu terbuka. Tampak dua sosok laki-laki masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Siapa kalian?" tanya Olivia.

"Kami anak buah Tuan Zack, kami ingin mengantarkan makanan ini untuk Nyonya Olivia."

"Taruh saja makanan itu di sana! Aku tidak sudi menerima apapun dari Tuanmu itu."

"Terserah anda Nyonya, yang penting saya sudah mengantarkan apa yang diperintahkan oleh Tuan Zack," ujar kedua laki-laki tersebut.

Setelah menaruh makanan di atas meja, mereka kemudian keluar dari ruangan itu. Nala yang melihat kedua orang itu, lalu terlintas sebuah ide di benaknya. Dia kemudian pamit pada Olivia.

"Tante Olivia, maaf sepertinya aku harus pulang sekarang. Tiba-tiba ada temanku yang datang ke rumah," ujar Nala.

"Oh iya Nayla, hati-hati di jalan ya, Sayang."

"Iya Tante," jawab Nala. Dia kemudian keluar dari ruang perawatan itu dengan langkah yang begitu tergesa-gesa, lalu mengikuti kedua anak buah Zack sambil mengendap-ngendap.

Nala juga mengikuti arah mobil yang dikendarai oleh anak buah Zack itu, hingga setengah jam kemudian, mobil anak buah Zack tiba di sebuah rumah yang begitu mewah. Nala kemudian menghentikan mobilnya.

"Oh jadi ini rumah Zack? Tunggu saja besok, aku akan datang padamu Zack. Aku akan datang padamu dan memulai permainan diantara kita," ujarnya sambil tersenyum kecut.

Setelah mengamati rumah Zack, Nala kemudian mengendarai mobilnya pulang ke rumahnya. Saat dia memasuki rumah itu, tampak Calista sedang duduk di depan televisi bersama Leo.

"Nala, kau darimana?" panggil Calista saat melihat Nala berjalan memasuki rumah.

"Seharian aku menemani Tante Olivia di rumah sakit. Mama aku sangat kasihan pada Laurie, keadaannya sangat memprihatinkan."

"Iya, mama tahu itu. Kami pun merasa sangat prihatin pada Laurie, kami tidak menyangka dia akan memiliki nasib yang sedikit buruk bertemu dan dicintai oleh laki-laki seperti Zack."

"Iya Ma, jangan sampai aku juga dicintai oleh laki-laki seperti dia, ih amit-amit jabang bayi," gerutu Nala.

"Nala, tidak baik berkata seperti itu."

"Kenapa Ma, laki-laki seperti itu memang layak dihujat. Mama, memangnya papa tidak bisa menolong Laurie? Bukankah papa juga punya banyak anak buah, Ma?"

"Tidak semudah itu Nala. Jaringan mereka sangat kuat, bahkan ada beberapa petinggi yang melindungi Zack. Dia memiliki kunci perdagangan di kawasan Asia timur, dia bukan lawan yang mudah Nala," jawab Leo.

"Sudah Nala, lebih baik kau masuk ke dalam kamarmu lalu bersihkan tubuhmu. Setelah itu kami tunggu kau di meja makan, kita sudah lama tidak makan malam bersama kan?"

"Mama benar, oke baiklah kalian pasti sangat merindukanku kan?"

"Tentu saja sayang, orang tua mana yang tidak merindukan putrinya. Apalagi kau sudah lama hidup di Prancis."

Mendengar perkataan Calista, Nala pun tampak menundukkan wajahnya. "Maaf ma aku sudah banyak membuang waktuku untuk kalian gara-gara laki-laki sialan itu. Kupikir dia laki-laki yang baik, aku sampai membuka usaha untuk kami berdua di Paris karena kupikir di benar-benar serius denganku! Aku sungguh sangat menyesal pernah memiliki hubungan dengan laki-laki seperti Alvin!" gerutu Nala.

"Sudahlah sayang tidak usah disesali, yang penting sekarang kau sudah bebas dari laki-laki seperti itu. Tuhan sudah sangat baik membuka aib Alvin sebelum kalian menikah, kalau kalian sudah menikah di sana, lain lagi ceritanya Nala. Tentu akan sangat merepotkan bagimu memiliki suami seperti dia."

"Iya Mama benar, kalau begitu Aku masuk dulu ke dalam kamar, tunggu aku di meja makan."

"Iya sayang," jawab Calista sambil menatap Nala yang sedang berjalan memasuki kamar.

Sedangkan Nala yang saat ini berjalan masuk ke dalam kamarnya tampak berjalan sambil memikirkan sesuatu. Dia masuk ke dalam kamarnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi sambil berusaha mencari ide untuk esok hari. Saat dia selesai menggosok giginya, Nala tampak menatap cermin yang ada di depannya.

"Come on, apa yang harus kulakukan? Ayo berpikir Nala, ayo berpikir!" ucap Nala bermonolog pada dirinya sendiri yang ada pada pantulan cermin di atas wastafel. Nala kemudian memejamkan matanya tampak berpikir sejenak, hingga beberapa saat kemudian dia membuka mata itu disertai senyum yang tersungging di bibirnya.

"Aha aku punya ide, lebih baik nanti kubicarakan saja dengan papa saat makan malam," ucap Nala. Setelah itu, dia menyalakan shower lalu mulai membasahi tubuhnya.

Beberapa saat kemudian, Nala yang sudah selesai mandi keluar dari kamarnya lalu mendekat ke arah Leo dan Calista yang saat ini ada di meja makan tengah menunggu dirinya. "Maaf lama menunggu," ucap Nala sambil meringis.

"Tidak apa-apa sayang," Jawab Calista.

"Tapi perut Papa sudah lapar," sahut Leo yang hanya dijawab kekehan oleh Nala. Mereka kemudian menikmati makan malam bersama.

"Papa!" Panggil Nala setelah mereka selesai makan malam.

"Ada apa Nala?"

"Ada yang ingin ku bicarakan Pa."

"Kau mau bicara apa?"

"Papa bolehkah aku besok minta bantuan pada teman-teman Papa?"

"Teman-temanku? Maksudmu anak buahku?"

"Iya Pa."

"Memangnya kamu mau apa Nala?"

"Begini Pa, aku hanya ingin mengerjai Alvin. Boleh kan aku minta bantuan pada anak buah papa?" dusta Nala.

"Oh kalau begitu boleh saja, kau hubungi saja Reza."

"Wow papa memang terbaik, terima kasih banyak Pa," jawab Nala sambil tersenyum menyeringai. Dia pun kemudian terkekeh mengingat rencananya yang akan dia jalankan esok hari untuk mulai mengerjai Zack.

Bersambung...

NOTE: Mampir juga ke novel othor yang ini ya dijamin ga bisa napas 😩😅⏬

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!