Melihat kamar yang sekarang menjadi hunianya. Benar benar berbeda dari sebelumnya. Dimana kamar ini memiliki semua yang diharapkan oleh Aluna dulu. Tidak ada lagi atap yang bocor. Hangat dan juga menyenangkan rasa di dadanya. Hidupnya akan lebih baik dari sebelumnya bukan?
"Mama…," Panggil Elmira tatkala Aluna baru saja menyimpan tasnya di atas ranjang. "Mama…. Lapar…"
Aluna tersenyum mendengarnya. Sungguh menggemaskan sekali anaknya ini. "Tunggu bentar ya, Papa dimana?"
"Nggak tau. Papa mana?" Malah balik bertanya.
"Coba cari sana. Nanti Mama bikinin mam ya?"
Aluna tidak mau membuat anaknya merasakan kesedihan, kesakitan lagi. Keceriaan itu bahkan mengalahkan penyakit. Belum sembuh sepenuhnya, tapi jelas Elmira terlihat lebih nyaman dengan keadaan yang ada.
"Jangan ngelamun mulu. Masak, El bilang dia laper."
Kesal karena pria itu membuatnya ingat dengan masa lalu. Masih saja bajingan!
"Elmira tadi nyariin."
"Iya, anaknya ngajak main di halaman belakang. Ini mau ganti baju dulu." Tanpa tahu malu, Arga membuka pakaian di hadapan Aluna secara langsung. Perempuan itu memalingkan wajah dan memilih untuk turun ke bawah untuk memasak.
"Mama… ?"
"Iya, mama masak ini. Nanti main sama Papa aja dulu ya."
Mengangguk dengan antusias. Dan Aluna merasa senang ketika melihat bahan makanan yang begitu banyak. Tidak seperti dulu dimana dirinya kelaparan sepanjang malam dengan Elmira yang merengek ingin makan.
Anaknya akan sembuh, masa depannya akan baik. Meskipun Aluna masih bertanya tanya tentang masa depannya sendiri. Tentang bagaimana jalan pernikahannya.
Makan malam terasa lebih menyenangkan untuk Elmira, anak itu terus mengoceh membuat Arga gemas. "Nanti El boleh kok sekolah. Di kompleks ini ada sekolah. Bisa sambil jalan. Nanti dianter sama Mama ya?"
"Sama Papa?"
"Iya, sama Papa juga dianter. Tapi nanti ditungguin nya sama Mama oke?"
"Ada taman bermain juga? Ada banyak mam di sana?"
"Ada, sayang. Banyak banget pokoknya. Nanti El bakalan seneng." Berjanji dengan kalimat seperti itu.
"Makasih, Papa. Ini mam dulu," Ucap sang anak menyiapkan sosis pada sang Ayah.
Arga begitu menyayangi sosok ini. Bagaimana bisa malaikat ini baru dia ketahui sekarang setelah sekian lama? Merasa bersalah karena baru mengetahui keberadaannya sekarang setelah sekian lama. Padahal, jika saja mengetahui kalau anak ini lahir. Arga tidak keberatan untuk bertanggung jawab dan membiayai anak ini.
"Mama, boleh gak Nina bobonya sama Papa?"
"Boleh. Mau dibikin susu hangat dulu gak?"
"Iya nanti kalau udah mau bobo."
Karena sebelumnya, Arga dan Elmira bermain dulu di atas karpet. Menonton televisi yang katanya, "Dulu El gak punya yang kayak gini ya, Ma, ya?"
Miris sekali.
Bercanda tawa sampai akhirnya kelelahan. "Mau bobo."
"Nina Bobo sama Papa?" Tanya Arga.
"Sama Mama juga ah. Boleh, Ma?"
"Duluan ya, Mama bikinin susu dulu."
Setelahnya Aluna menyusul ke lantai atas, menemui sang suami yang ternyata sudah membuat Elmira tertidur. "Cepet banget?"
"Kecapean kayaknya."
"Ini susunya gimana?"
"Simpen aja di sana. Nanti aku yang minum."
Aluna juga melihat dengan jelas bagaimana pria itu sangat menyayangi anaknya.
"Yuk keluar."
"Gak usah rangkul rangkul," Ucap Aluna dengan tajam hingga membuat Arga terkekeh mendengar nya.
***
"Bunda sama Ayah ke sini nya besok katanya. Sekalian mereka mau ada acara katanya."
"Hmmm… iya. Gak dateng juga gak papa."
Aluna menyipitkan matanya, diam diam menatap pada Arga yang sedang berpakaian. Pria itu baru mandi. Dan Aluna tidak siap jika harus berada dalam ranjang yang sama dengannya.
Jadi dia hanya berdiri saja di dekat lampu tidur.
"Ngapain berdiri di sana?"
Aluna masih diam.
"Aku gak bakalan apa apain kamu, Aluna."
"Halah! Apanya yang enggak! Dulu aja kamu merkosa aku dengan tega dan penuh kesadaran pas tanpa status. Apalagi sekarang."
Arga malah terkekeh. "Enggak lah, lagian aku gak cinta sama kamu."
"Emang dulu cinta?"
Arga menggela napasnya dan masuk ke dalam selimut. "Udah tidur. Besok kan harus anterin Elmira mulai sekolah."
"Emang mau besok banget? Kan mau ada Eyangnya."
"Gak langsung sekolah. Liat liat aja dulu, aku juga nemenin kok." Menyamankan dirinya di dalam selimut. "Cepetan tidur. Mau sampe kapan berdiri terus?"
"Kenapa sih kita harus tidur satu kamar? Gak paham apa yang artinya trauma ya?"
"Yaudah terserah."
Aluna memilih untuk berbaring di atas sofa. Dan tidak lama kemudian, perempuan itu memejamkan matanya. Dia sangat lelah hari ini. Berjalan jalan dari satu kota ke kota lainnya.
Ketika Aluna memejamkan mata dan terlelap, Arga tidak demikian. Dia menoleh pada perempuan yang sedang berbaring itu dan menghela napasnya dalam. "Baru banget, semoga El nggak kayak emaknya," Ucap pria itu datang untuk menggendong Aluna secara pelan pelan dan memindahkannya untuk tidur di atas ranjang. Bergantian dengan dirinya yang sekarang tidur di sofa.
Hingga keesokan harinya, Aluna kaget dirinya sudah ada di atas ranjang. Pemikiran aneh aneh muncul di kepalanya.
Melihat Arga yang keluar dari kamar mandi, seketika dia berteriak, "Kamu ngapain semalem hah?! Ngapain aku? Kenapa sekarang aku di sini?"
"Semalem aku ***** ***** abis kamu pingsan soalnya aku kasih kamu obat tidur di dalam nasi goreng."
"Heh!"
Pria itu malah tertawa terbahak-bahak ketika keluar dari kamar.
"Arga!" Teriak Aluna kesal.
Pria itu tidak mendengarkan sama sekali.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
kl cnt knp ngg diungkapin. mlh merkaos
2024-05-27
0
Klara Rosita
Arga suka gangguin Aluna.. mungkin sudah ada rasa mulai SMP
2023-01-12
1
Sri Rahayu
tar deh kek'y s arga emank udah suka ma aluna dr dulunya deh...
2023-01-03
0