"Jangan lari lari, Nak." Aluna memperingati seperti itu.
"Ada Eyang di depan! Papa ayok!"
Mungkin karena itu adalah hubungan darah, jadi Elmira jadi cepat akrab dengan keluarga Arga. "Eyang!? Mbah!" Teriaknya seperti itu.
Gita dan suaminya tersenyum dan merendahkan tubuhnya untuk menerima pelukan Elmira.
"Loh, kirain larinya mau sama Eyang. Kenapa sama Mbah?" Tanya wanita tua itu protes.
"Kan gantian, sekarang sama Eyang."
Digendong oleh Ibu Gita dan mencium pipi cucunya. "Maaf ya Eyang baru dateng sekarang soalnya kemaren ada kerjaan."
"Eyang tau gak? Suka banget El bobo di sini! Banyak mainan! Halamannya luas!"
Mendengar bagaimana anak itu membanggakan rumah tinggalnya membuat Ibu Gita merasa lega. Ternyata anak ini mendapatkan apa yang diinginkannya dan mendapatkan haknya sebagai seorang Harlaputra.
"Eyang nginep?"
"Nggak, Eyang pulang lagi. Eyang kan punya rumah di Jakarta."
"Kok pisah?"
"Sini sama Mbah di jelasin sambil buka mainan yuk." Pak Herdi mengiming omongi sang cucu.
"Ayok!" Bergegas turun dari pangkuan sang Ibu dan melangkah dengan cepat menuju Mbahnya yang sedang disalami oleh Aluna. "Mbah! Ayok!"
"Iya, Ayo." Pak Herdi menggendong anak tersebut. Sebelum melangkah pergi, lebih dulu bertanya pada sang menantu. "Arga belum pulang?"
"Katanya lagi dijalan sekarang, Yah."
Karena Arga tengah mengurusi pekerjaannya yang masih berantakan. Beberapa kali Aluna mendengar kalau perusahaan yang diberikan oleh orangtuanya itu masih mentah. Bahkan logistik nya belum berjalan.
Jadinya rencana mereka untuk melihat tempat sekolah Elmira harus tertunda. Untungnya sang anak mengerti dan tidak merengek.
"Bunda…," Ucap Aluna mendatangi wanita paruh baya itu. "Capek dijalan, Bun?"
"Lumayan. Tapi udah enggak soalnya liat El."
"Aluna lagi masak ini. Bentar ya."
"Nanti aja dilanjutin nya. Bunda sama Ayah udah makan di jalan. Makannya sekalian Arga pulang nanti." Ibu Gita menarik tangan Aluna untuk duduk di sofa. Walaupun baru sehari tinggal bersama dengan Arga, ibu Gita merasa khawatir mengingat bagaimana dulunya Arga dengan Aluna.
"Nggak papa kok, Bun. Aku sama Arga aman aman aja."
"Teressa sekarang kuliah di luar negara. Dia bahkan sekarang udah punya pacar lagi. Emang gitu dia itu. Selalu gonta ganti cowok. Tapi paling suka mainin Arga. Ya karena emang si Arga yang gampangan sih."
Yang ibu Gita harapkan adalah rumah tangga Arga dengan Aluna akan berjalan dengan baik meskipun awalnya masih seperti ini. "Bunda juga nanti bakalan ngomong sama Arga biar gak maksa sama kamu. Soalnya kamu masih trauma. Ya kan?"
Bagaimana dia tidak trauma, diperkosa lalu ditinggalkan begitu saja. Mengerikan.
"Bunda mau Arga bener bener lupain Teresa, dan cuma kamu yang bisa bantu. Dengan adanya Elmira, pasti semuanya makin mudah."
Aluna tidak tau bagaimana kehidupannya selanjutnya. Arga tidak menyayanginya, tidak menginginkannya. "Pagi tadi Arga kasih aku hape kok, Bun. Sama yang lebih baik. Katanya tentang uang bulanan juga bakalan diomongin nanti malem."
"Sekali lagi, Ibu minta maaf ya."
"Papa pulang!" Teriak seseorang yang mana membuat Elmira langsung berlari.
"Papa!" Melompat ke dalam dekapan itu. "Papa ini bawa apa?"
"Buat El sama Mama ya."
Anak itu meminta turun, mengambil papper bag di tangan Arga kemudian berlari pada sang Mama. "Dari Papa buat El sama Mama."
Aluna membukanya, melihat cake blueberry di sana. Bukan hanya cake, tapi berbagai makanan lainnya yang rasanya strawberry. "Ihh, El nggak suka strawberry, Ma."
Iya, Elmira tidak menyukai buah itu. Tapi Aluna sangat menyukainya.
***
"Logistik nya gak jalan gimana bisa Arga mulai semuanya dari nol. Ini perusahaan yang bangkrut loh, yah. Jangan aneh aneh."
"Struggle kamu itu soalnya kamu gak jadi jadi nikah dari dulu tarik ulur. Nanti kalau Elmira udah sembuh, langsung ya harus bikin resepsi."
Ketika Arga menghela napasnya dalam, Herdi memukul bahu anaknya. "Kamu jangan gitu, harus tanggung jawab kalau jadi orang. Kamu dulu dengan beraninya merkosa anak yang berprestasi. Gak tau malu?"
"Yah…. ."
"Yang bener kamu rumah tangga. Udah dikirim istri sama anak yang cantik. Jangan nunggu yang gak pasti."
"Iya iyaaa, ini kan on proses."
"Hahahahaha!" Suara tawa Elmira menjadi perhatian. Dua orang pria yang sedang berbicara itu langsung mengalihkan perhatiannya.
"Tuh, masih mau nyakitin anak kamu? Dengan kamu nyakitin ibunya, kamu secara gak sadar bikin Elmira juga tersakiti."
"Paham, Ayah."
"Elmira sayang, panggilin mama kamu ya kalau makan malem udah siap." Ibu Gita berucap demikian, meminta cucu nya memanggil kan Aluna.
Arga segera bediri. "Biar Arga aja yang panggilin, Bun." Pria itu menawarkan. "Jangan nyuruh Elmira, kasian dia lagi main."
"El gak papa kok, Papa."
"Gak usah, Sayang. Biar Papa aja. Sana minta mam cokelat sama Eyang ya."
Arga yang bergegas naik ke atas menimbulkan kecurigaan Ibu Gita. Sang suami juga demikian. "Dia gak akan ngapa ngapain Aluna kan, Mas?"
"Nggak, baru aja dikasih nasehat."
Sayangnya, itu bukan waktu yang tepat untuk Arga masuk ke dalam kamar. Karena Aluna baru saja keluar dari kamar mandi dengan Bathrobe yang hanya dipakainya.
"Jangan berisik."
"Hmmpphh!"
Ketika Arga langsung membekap mulutnya, Aluna berontak. "Jangan teriak, aku janji gak akan ngapa ngapain kamu. Cuma mau ngasih tau kalau makan malem udah siap. Dan ditambah lagi aku gak tertarik sama tubuh kamu. Jadi jangan teriak oke?" Mengatakan dengan pelan pelan dan penuh dengan keyakinan. Akhirnya Aluna mengangguk dengan pelan.
Arga membuka bejalan tangan itu. "Gak usah teriak, nanti aku dipukulin ayah."
"Awas dulu, sana keluar. Aku mau pake baju."
"Mau ke toilet. Sana pake baju aja." Berjalan dengan santai.
Untungnya walk in closet memiliki pintu sendiri. Jadi Aluna memakai baju di sana. Aluna pikir saat dirinya keluar, tidak makan mendapati Arga. Tapi pria itu masih saja ada di kamar dengan tangan terlipat di dada.
"Baju atau lain lap itu?"
"Maksudnya apa ya?"
"Itu baju yang kamu bawa dari kontrakan?"
"Situ pikir? Aku punya toko jadi bawa baju dari sana?"
Melangkah mengambil tas kerjanya. Mengeluarkan sebuah papper bag kecil dan melempatnya ke atas ranjang. "Pake itu, jangan malu maluin aku di depan kedua orang tua aku sendiri."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
njirrrr... kain lap
2024-05-27
0
gembulers
maktor kejar setoran y...
2023-07-10
0
Afrilho
banyak typo dalam penulisannya thor
2023-05-21
0