"Bunda mau nginep," Ucap Gita ketika melihat Aluna turun dari lantai dua. Sejenak dia tertegun. "Cantik banget bajunya."
Kemudian Aluna ingat perkataan Arga yang bilang, "Jangan kasih tau Bunda kalau ini dari aku. Udah bilangin aja gitu."
"Makasih, Bunda."
"Besok kita liat liat ya sekolah buat Elmira. Sekalian Bunda mau kasih tau kamu tentang bisnis."
"Bisnis apa, Bun?" Arga ikut masuk ke dalam percakapan.
"Cowok gak usah tau." Gita yang berucap.
"Besok El mau kemana?" Tanya anak itu dengan menggebu gebu.
Seketika Arga menaikan sang anak untuk duduk di kursi yang sudah dipesankan khusus oleh Arga. "Duduk sini ya, Nak."
Untuk pertama kalinya, Aluna melihat bagaimana Elmira terlihat begitu bahagia saat akan makan. Padahal, dulu dia selalu menolak untuk makan dan memilih tidur karena rasa sakitnya. Sekarang, anak itu terlihat tidak lagi merasakan apa yang terjadi dengan tubuhnya. Dia terlalu bahagia dengan yang terjadi
"El pimpin doa ya buat makan. Mau?"
Anak itu mengangguk atas pertanyaan, dengan semangat dia meminpin doa. Berakhir dengan kedua kakek dan neneknya yang begitu gemas.
Gita dan Herdi memilih untuk tidur di kamar yang ada di lantai dua. Alasannya karena mereka ingin berdekatan dengan cucu mereka. Namun hal itu malah membuat Aluna sedikit risih karena Arga mengatakan. "Kita harus tidur satu ranjang soalnya Bunda aku suka seenaknya masuk ke dalam kamar."
"Ya kita jangan biarin itu terjadi, kunci aja pintunya biar mereka nggak bisa masuk. Mau masuk mau ngapain emangnya? Kan udah gede masa masih harus terus dijenguk sama orang tua sih?"
"Kamu harus nurut sama suami, tidurnya di sini jangan di sofa."
"Kok ngancam?"
"Aku nggak ngancam loh." Arga langsung menaikkan kedua tangannya, dia hanya mengatakan dengan sedikit penekanan. "Kamunya aja yang sedikit baperan."
Aluna mengabaikan, walau bagaimanapun dirinya masih membenci Arga atas apa yang dilakukan oleh pria itu. Tidak ada kata maaf ataupun penyesalan dari nya.
Jadi, Aluna langsung mengambil selimut dan juga bantal untuk dirinya tidur di atas sofa.
"Kalau kamu tidur di sana, aku enggak bakalan ajak kamu diskusi perihal donor jantung buat Elmira."
Donor jantung? Pria itu tidak pernah membicarakannya? Itu adalah hal yang paling membahagiakan yang didengar oleh Aluna.
"Gimana?"
"Aku nggak akan ngomong kalau kamu tidurnya di sana."
"Nggak bisa gitu dong! Elmira anak aku dan aku berhak tahu apa yang akan kamu lakukan kedepannya."
"Jangan berteriak." pria yang sebelumnya sudah berbaring itu melangkah mendekat pada Aluna, mengambil bantal dan juga guling perempuan itu untuk menempatkannya kembali di atas ranjang. "Tidur di sana atau aku nggak akan ngasih tahu kamu apapun."
Akhirnya Aluna bungkam, dia ingin mengetahui apa yang dilakukan pada saat anak kedepannya. "Jangan ngapa-ngapain aku, saja kalau kamu melebihi batasan ini, aku bakalan teriak."
Arga malah terkekeh melihat Aluna yang meluruskan guling dan juga bantal di tengah-tengah.
"Terus kita tidur pakai apa nggak ada bantal?"
"Pokoknya ini harus tetap ada disini."
Sudah bersyukur Aluna ingin tidur di sana, akhirnya Arga bergabung. Mengatakan tentang keinginannya untuk menyembuhkan Almira secara total dengan mengganti jantungnya. Sejauh ini, orang tua Arga masih terus mencari.
"Emang harus ya diganti? Aku takut kalau nantinya ada kesalahan atau kegagalan yang bikin Elmira...." bahkan Aluna tidak mampu melanjutkan kata-katanya.
"Semuanya bakalan baik-baik aja, percaya sama aku. Nanti kita Konsultasi sama dokter. Tapi nggak sekarang dulu, Elmira masih kuat ditunjang dengan obat-obatan dan juga check up secara rutin."
Ketika Arga tiba-tiba mendudukan dirinya, Aluna langsung memasang tubuh yang bersiap-siap untuk memukulnya.
Lagi-lagi Arga dibuat terkekeh, tingkah Aluna benar-benar membuatnya ingin tertawa.
"Mau ngapain? Kenapa ketawa?"
"Heran deh kak banget mamanya Elmira."
Pria itu mengambil sesuatu dari laci nakas, Itu adalah sebuah ponsel dan juga dompet perempuan.
"Jangan bilang kalau itu milik tunangan kamu."
"Milik kamu lah. Ini ponsel buat kamu, ini juga ATM buat kamu. Setiap bulan makan aku transfer buat kebutuhan kamu sama Elmira selama sebulan. Udah termasuk biaya buat sekolah, perawatan kamu sama aku kebutuhan rumah tangga."
"Makasih." Aluna mengambilnya, tidak malu-malu karena dia membutuhkannya.
"Sekarang cepetan tidur. Aku nggak bakalan ngapa-ngapain kamu, lagian juga nggak nafsu lihat Tubuh kamu yang krempeng kayak gitu."
Mata lunak membulat ketika hendak mengeluarkan sumpah serapah, tapi Arga lebih dulu membaringkan tubuhnya kemudian membelakangi Aluna. "Selamat tidur," ucap Arga.
***
Ketika Aluna membuka matanya dan mendapati Arga yang sedang sibuk dengan ponselnya, dia tidak peduli. Mau itu Teresa atau wanita lain, Aluna tidak mempedulikannya. Selama anaknya baik-baik saja dan dia juga, jadi ya biarkan saja.
Kalaupun ketahuan Arga selingkuh pasti dia yang akan di marahi oleh kedua orang tuanya.
"Princess tidur udah bangun."
Aluna menepis tangan harga yang hendak menyentuh rambutnya. "Jangan sentuh-sentuh."
"Galak banget sih."
Entah kenapa Arga terasa sangat menyebalkan hingga membuat Aluna ingin memukulnya. "Minggir, aku mau mandi."
Pria itu malah menaik turunkan alisnya. "Mandi bareng yuk biar cepat."
Saat Aluna membulatkan matanya dengan jangan yang bergetar ketakutan, Arga segera mengatakan, "Enggak kok cuma bercanda, Lagian mana mau mandi sama kamu. Ini juga masih pagi, mau tidur aja lagi."
Mengembuskan napas nya kasar. "Kali jangan kayak gitu, nyebelin tahu."
Bahkan pria itu tidak meminta maaf, dan itu yang membuat Aluna masih membencinya. Dia mandi kemudian bergegas turun untuk memasak.
Karena ada mertuanya, jadi dia harus memasak lebih banyak.
"Jam segini kok udah bangun?"
"Masak, bun. Elmira udah kebiasaan sarapan pagi banget."
"Mau masak apa? Bunda bantu ya?"
"Nggak usah Bunda duduk aja di sana. Masa tamu disuruh masak."
"Bunda bukan tamu ya, Bunda mertua kamu. Jangan pelaku in Bunda kayak kamu. Sini pokoknya mau bantu."
Senang juga rasanya memiliki keluarga, karena sejak lahir Aluna tidak tahu siapa yang melahirkannya dan darimana dirinya berasal.
Lama mereka berdua berkutat di dapur sampai tidak sadar matahari sudah terbit, Elmira juga digendong oleh Arga untuk turun ke bawah.
"Wah cucunya Eyang udah cantik banget. Mandi sama siapa, Nak?"
"Mandi sendiri dong. Tadi bajunya dibantuin dipilih sama papa."
Ketika Aluna menoleh, dia kaget mendapati sang anak memakai gaun ulang tahun bekasnya ketika masih berumur 4 tahun. "Kenapa dipakein baju itu?"
Tidak habis pikir dengan pria ini.
"Bajunya jelek-jelek, nanti kita ke mall buat beli baju kalau Bunda sama Ayah udah pulang."
Aluna terhenyak mendengar kalimat itu, tentu saja dia tidak memiliki banyak uang dahulu untuk memberikan Elmira baju-baju yang cantik.
"Asyik pergi ke mall!" teriak Elmira begitu senang ketika mendengar hal itu.
"Bareng aja sama Bunda sama Ayah sore ini, soalnya kita juga mau pulang malam."
"Tadinya nunggu kalian pergi, emang nggak mau ngajak kalian," ucap Arga secara terang-terangan sambil melangkahkan kakinya pergi dari sana.
Gita hanya menghela nafasnya dalam. "Sekarang Kamu paham kan Kenapa Arga itu agak brengsek? Sama bunda aja kayak gini. Tolong dimaklumi ya."
Tapi Aluna tidak akan pernah memaklumi apa yang dilakukan pria itu padanya, dia akan tetap membencinya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
mestinya kl emaknya dibeliin baju anknya jg hrs prioritas ga...
2024-05-27
0
gembulers
ank durjana emng di Arga
2023-07-10
1
sherly
cerita bagus hanya saja banyak typo
2023-04-02
0