Pesta pernikahan itu hanya dihadiri oleh keluarga inti saja, dilakukannya juga hanya sebatas formalitas. Tidak ada gaun cantik yang dipakai Aluna, tidak ada hiasan juga. Ini karena pertimbangan mereka tidak bisa melakukan pesta karena harus focus pada Elmira terlebih dahulu.
Kondisinya agak memburuk, bahkan setelah keluarga Harlaputra memindahkannya ke ruang VIP dengan penanganan yang terbaik. Saat ini, Elmira memiliki dokter pribadi dan juga perawat yang senantiasa akan menemaninya.
“Bunda sama Ayah ada kerjaan dulu. nanti sorean bakalan jenguk Elmira lagi.”
Sebenarnya, Aluna datang bukan untuk meminta dinikahi oleh Arga. Dia hanya ingin keluarga ini bertanggung jawab pada Elmira dan memberikan bantuan berupa materi. Namun, kalimat yang dikatakan oleh Wardana adalah sebuah keputusan mutlak. Aluna juga tidak mau menghancurkan rencana pertunangan Arga dengan pacarnya. terlebih lagi, Aluna yakin kalau Arga juga tidak mengharapkan pernikahan ini.
“Dengerin Bunda, Aluna. Kami gak mengambil keputusan ini tanpa pertimbangan. Hubungan Arga sama Teresa emang gak pernah bener, putus nyambung terus. Pertunangan mereka juga digantung karena Teresa masih mengutamakan pendidikannya. Teresa juga berapa kali sama pria lain kalau mereka putus. Jadi, Bunda juga gak mau Arga gagal move on terus, sementara dia punya tanggung jawab.”
Begitulah kalimat yang diberikan untuknya. Berakhir lagi dengan Aluna dan Arga yang berada di dalam mobil yang sama, tujuan mereka adalah rumah sakit.
“Aku bisa penuhi semua kebutuhan materi kalian, kasih sayang buat Elmira. Tapi jangan berharap kalau aku juga kasih sayang buat kamu.”
“Aku gak ngeharepin itu,” ucap Aluna dengan tajam. “Aku juga gak ngeharepin pernikahan ini.”
Arga berdecak mendengarnya. “Dimana kontrakan kamu?”
“Mau apa?”
“Bawa barang barang kamu, kita pindah ke rumah yang udah aku beli.”
“Kenapa kamu mau kita tinggal serumah?”
“Lalu? Kamu mau bawa Elmira ke gubuk tua tempat kamu ngontrak?”
“Gak usah ngehina, bisa kan?”
Aluna tau, kalau kehidupan pernikahannya tidak akan berjalan dengan baik ke depannya.
***
Arga berdecak ketika melihat bagaimana rumah yang ditempati oleh anaknya dan juga Aluna. Jujur saja, ini mengerikan. Sebenarnya, Arga tidak keberatan untuk bertanggung jawab tentang Elmira. Itu memang kesalahannya dan dia akan memenuhi semua kebutuhan anaknya. Namun jika harus menikah dengan perempuan yang tidak disukainya? Menjadikan pikiran untuk Arga ke depannya.
“Cepetan, Elmira mungkin nunggu.”
“Bentar, lagi bawain mainan punya dia.”
“Gak usah, nanti dibeliin yang baru.”
“Emang? Kan semua fasilitas kamu ditarik sama orangtua kamu.”
“Bukan berarti aku jadi miskin,” ucap Arga berdecak. Dia mendengar cerita Aluna kalau perempuan itu sempat datang ke rumahnya untuk minta pertanggung jawaban, tapi saat itu rumah kosong dan tidak ada siapa siapa.
Arga lebih baik dipukul oleh ayahnya daripada kehilangan semua fasilitasnya, dia harus membangun cabang perusahaan dari awal lagi, dan itu menyebalkan. “Cepetan, nanti Elmira nungguin.”
“Bentar ya ampun.”
Dan Aluna sadar betul, kalau pria itu mencintai anaknya, tapi tidak dengan dirinya. Perjalanan kembali ke rumah sakit juga diisi dengan keterdiaman, Aluna sendiri bingung harus mengatakan apa.
“Kamu gak mau minta maaf?” Tanya Aluna karena sudah dari satu minggu menahan ini.
“Buat apa?”
“Karena kamu, aku jadi gak lulus sekolah, diusir dari panti. Kamu sadar gak udah ngehancurin masa depan aku?”
Pria itu hanya diam dan menghela napasnya dalam. “Jadi kamu lulusan SMP ya?”
“Iya, gara gara kamu, Arga.” Aluna enggan bersopan santun lagi.
Dan itu membuat pria itu tertawa mendengarnya. “Semuanya emang harus terjadi. Apa boleh buat.”
“Mana kata maafnya?”
Tapi sepertinya pria itu tidak berniat untuk mengatakannya. Karena dia dengan santai keluar dari mobil mendahului Aluna. Perempuan itu menghela napasnya dalam dan mengikuti Arga dari belakang.
Memasuki ruangan VIP dimana anaknya dirawat di sana.
“Papa….,” panggilnya dengan suara yang lemah.
Perawat yang sedari tadi menemani itu undur diri. “Mana Eyang?”
“Eyang sama Mbah lagi ada kerjaan dulu. nanti ke sini malem.”
“El mau pulang. kata Eyang, rumah Papa cantik.”
“Iya, nanti tinggal di rumah Papa.” mengusap rambut anak perempuan yang begitu mirip dengannya. Kemudian membubuhkan kecupan di keningnya. “Sayangnya Papa, kalau dalam waktu tiga hari udah sembuh. Nanti bisa pulang sama Papa ya.”
“Sama Mama juga kan?”
“Iya, sama Mama juga,” ucap Arga tersenyum dengan kecut.
***
Setelah tiga malam berada di rumah sakit, akhirnya Elmira diizinkan pulang. anak itu begitu exited karena akan pulang ke rumah baru. Karena memilih rumah yang dekat dengan cabang perusahaan di Bandung, maka terpaksa Aluna pindah keluar kota.
Rumah yang berlokasi dekat dengan kota, area perumahan. Memiliki dua lantai, tujuh kamar tidur dan halaman yang luas. Area sekolah dan bermain anak jugaa dekat.
“Whhoaaaa.”
“El suka?” Tanya Arga yang dibalas anggukan oleh sang anak.
Aluna hanya melihat dari belakang, bagaimana Elmira menempel pada sosok yang baru dia temukan setelah dia tanyakan beberapa kali tentang keberadaannya. Hubungan Aluna dengan Arga sendiri hanya sebatas membahas Elmira. Namun begitu, meskipun Aluna membenci Arga, dia menunaikan kewajibannya melayani suami. Tapi tidak secara hubungan badan, lagipula Aluna masih takut.
Syukur, Arga juga tidak meminta.
“Nanti Eyang main ke sini ya?”
“Iya, kapan kapan Eyang sama Mbah ke sini.” mencium pipi Elmira. “El, mau liat kamar punya El sendiri gak?”
“Mauuu!”
Menurunkan sang anak. “Tuh di lantai dua, yang ada gambar princess nya. Itu punya El.”
“Okey!” teriak anak itu kemudian berlari ke sana.
Hanya ada Aluna dan juga Arga di sana. “Gak akan ada pembantu di sini. jangan berharap dilayani selama perusahaan yang ayah kasih belum stabil.”
“Aku gak ngomong apa apa loh,” ucap Aluna. “Dimana kamar aku.”
“Kamar kita diatas.”
“Kita?”
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
untung dh bc endingnya dulu
2024-05-27
0
gembulers
enak bgt y blg udah hrs terjadi.nnti bucin nyaho lu
2023-07-10
0
Klara Rosita
Lanjut mak
2023-01-12
0