Tania membuka aplikasi hijau yang ada di HP-nya. Saat ini Tania maupun teman-temannya sudah selesai menghabiskan bakso yang mereka beli. Kebetulan sedari tadi Tania belum membuka wassap tersebut karena perutnya yang sudah sangat lapar begitupun dengan kedua temannya.
[Tania, hari ini Papa tidak bisa menjemput kamu ke kampus. Papa akan ke rumah Nenek sepulang kerja nanti dan kamu akan di jemput supir kantor]
Tania tidak membalas pesan yang dikirim Arkana, melainkan kembali meletakkan benda pipih itu ke dalam tasnya.
"Yuk ke kelas guys, bentar lagi dosen kiler juga masuk. Telat dikit kita bakal di usir." ajak Tania kepada Bella dan juga Mesi.
"Ya sudah yuk," ajak mereka.
Akhirnya ketiga gadis itu menuju kelas mereka. Untung saja mereka cepat tiga langkah dari dosen kiler yang wajahnya terlihat imut namun, tidak untuk sifatnya yang tegas. Banyak mahasiswa yang mengutuk dosen itu dengan umpatan-umpatan kasar lantaran dosen itu sangat pelit akan nilai.
*****
Tania tengah menunggu supir kantor yang dikatakan sang papa. Duduk di pos satpam seorang diri sampai supir itu datang ke kampus untuk membawa dirinya pulang.
Tin... Tin...
"Mari Neng," ucap Pak Jojo saat sudah sampai di dekat Tania.
"Iya Pak," Tania memasuki mobil yang di kendarai Pak Jojo. Duduk di kursi penumpang bagian belakang. "Jalan Pak," pinta Tania kepada Pak Jojo.
"Baik Neng," jawab Pak Jojo.
Sekitar setengah jam-an akhirnya Tania telah sampai di kediamannya. Langsung saja gadis itu turun dari mobil setelah mengucapkan terima kasih kepada Pak Jojo yang telah mengantar dirinya. Sedangkan Pak Jojo langsung kembali ke kantor tanpa singgah dulu ke rumah Tuannya.
Tania kini sudah rapi dengan piyama rumahan yang sering dirinya pakai. Tak lupa wajah imut itu di poles dengan bedak dan sedikit pelembab untuk bibirnya.
"Bi tolong bawakan teh panas sama roti kering ke kamar ya Bi?" pinta Tania kepada asisten rumah tangganya.
"Baik Neng," jawabwanita yang sudah berumur itu. Wanita yang sering di panggil Bi Ila.
Tania kembali ke kamarnya setelah mengatakan permintaannya kepada Bi Ila. Banyak tugas kuliah yang harus di kerjakan Tania. Apalagi sekarang dirinya sudah di penghujung semester 7,dan sebentar lagi dirinya akan menyusun skripsi untuk kelulusan.
"Permisi Neng, ini teh sama kue keringnya," Bi Ila memasuki kamar Tania yang kebetulan terbuka.
"Terima kasih Bi,"
"Sama-sama Neng," Setelahnya Bi Ila keluar dari kamar anak majikannya.
*****
Arkana saat ini tengah di jalan pulang menuju kediamannya. Sebelum itu Arkana sudah membelikan nasi padang kesukaan sang putri. Tak lupa juga Arkana membeli martabak yang akan dirinya makan bersama sang putri nanti malam. Martabak kacang keju kesukaan dirinya maupun Tania. Untung saja mereka memiliki makanan kesukaan yang sama sehingga Arkana tak perlu mencari makanan yang lain untuk sang putri.
Mobil Arakana akhirnya sampai di kediamannya. Langsung saja Arkana turun setelah memarkirkan mobilnya di garasi. Dengan senyum mengembang Arkana bersenandung ria memasuki rumah dengan menentang kresek berisi nasi padang serta martabak kacang.
"Tania dimana Bi?" tanya Arkana saat sampai di dapur dan menyodorkan kresek itu kepada Bibi Ila.
"Di kamarnya Tuan," jawab Bi Ila.
Arkana menganggukkan kepalanya. "Tolong panaskan nanti nasinya ya Bi, dan untuk martabaknya masukin saja dulu ke dalam kulkas karena akan di makan nanti malam. Saya ke atas dulu mau mandi." pintanya diangguki Bi Ila.
"Baik Tuan,"
Arkana sudah berubah penampilan dengan menggunakan kaos lengan pendek di padukan dengan celana kaos yang juga pendek. Dengan kaki panjangnya Arkana menurut kamar sang putri. Kebetulan juga kamar putrinya itu tak tertutup.
"Buat apa Sayang?" Arkana kini duduk di depan sang putri yang tengah sibuk dengan laptopnya.
"Ehh Papa, ini buat tugas kuliah Pa. Papa kapan pulang?" tanya Tania yang memang tak menyadari bunyi deru mesin mobil Arkana.
"Sudah sejak tadi. Masih banyak Sayang?" tanya Arkana menatap putri cantiknya itu.
"Dikit lagi kok Pa,"
"Yasudah kamu selesain saja dulu. Sebentar lagi kita akan makan, kbetulan tadi Papa beli nasi padang kesukaan kamu," ujar Arkana memberitahu sang putri.
"Benaran Pa?" tanya Tania dengan binar bahagia, karena nasi padang memang sangat dia sulai sedari kecil.
Arkana mengangguk sambil tersenyum. "Iya Tania," jawabnya.
Dengan segera Tania mengerjakan tugasnya. Mengingat nasi padang membuat gadis itu dengan cepat mengerjakan pekerjaan kampus. Tania tidak akan menunda tugas kuliahnya karena Tania malas mengerjakan tugas itu pada malam hari. Apalagi itu juga sudah menjadi kebiasaannya untuk mengerjakan apapun itu tugasnya harus siap sebelum maghrib tiba.
"Yuk Pa, kita makan." Segera Tania menutup laptopnya karena telah selesai mengerjakan tugasnya.
"Sudah selesai Tania?" Arkana menatap putrinya yang mengangguk.
"Ayo," Arkana berdiri namun tangannya di peluk erat oleh tangan lembut sang putri.
Arkana dan Tania menikmati nasi padang yang sudah dipanaskan oleh Bi Ila. Bahkan Tania tak membuka suaranya kala menikmati betapa nikmatnya nasi padang yang kini tengah dia makan. Begitupun dengan Arkana yang juga tak membuka suaranya.
"Dimana Papa beli nasinya? Enak banget dari yang biasa?" tanya Tania saat mereka telah selesai makan.
"Di dekat rumah Oma, Sayang. Tadi Papa lihat ada tempat makan nasi padang yang baru buka di sana. Karena mengigat kamu menyukainya makanya Papa beli sekalian," jawab Arkana.
"Besok-besok kita makan di sana ya Pa, ini enak banget Pa,"
"Baiklah Papa juga pengen makan di sana. Apalagi tadi Papa lihat menunya juga sangat banyak,"
"Pa aku mau ngomong sesuatu,"
"Mau ngomong apa?" Arkana menatap bingung sang putri.
"Weekend aku mau izin sama Papa untuk kumpul bareng teman-teman aku," Jujur Tania kepada Arkana.
"Apa ada laki-laki di sana Tania?" tanya Arkana. Bukannya apa, hanya saja Arkana sangat tahu bagaimana pergaulan jika yang berkumpul itu laki-laki dan perempuan.
Tania mengangguk. "Ada Pa, apakah boleh aku pergi weekend nanti Pa?" tanya Tania lagi dengan penuh harap. Sungguh dirinya sangat ingin berkumpul seperti teman-temannya yang lain.
"Papa tidak mengizinkan kamu, Tania. Papa tahu kamu menginginkan berkumpul bersama mereka. Tapi kamu juga tahu apa alasan Papa tidak mengizinkan kamu, Bukan? Ini semua Papa lakukan demi kebaikan kamu. Papa sudah melalui itu semua Tania, tidak akan ada perkumpulan antara laki-laki dan perempuan jika tidak ada pesta kecil-kecilan. Apalagi ini sudah zaman modern yang apa-apa pasti akan menyediakan minuman beralkohol. Papa tidak mau kamu akan meminum, minuman haram itu. Meski kamu menolak jika teman-teman kamu menawarkan maka, mereka tetap akan memiliki seribu cara untuk memaksa kamu untuk meminum meski hanya satu teguk," ucap Arkana kepada sang putri yang tampak menunduk. Arkana paham dengan apa yang dirasakan putrinya. Hanya saja Arkana tidak mau putrinya itu akan terjerumus ke jalan yang salah.
"Baiklah Pa, jika memang Papa tidak mengizinkan aku tidak akan memaksakan kehendak aku, Pa," ujar Tania menurut. Lagian percuma saja Tania memaksakan kehendaknya jika akhirnya tetap tidak di bolehkan. Apalagi ini juga demi kebaikan dirinya.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Rice Btamban
lanjut
2023-01-06
1
Antoni Indri
nice. lanjut kak.
2022-12-13
1