Saat Anna sedang asik berbincang dengan para sahabatnya, tiba tiba saja ada panggilan masuk dari ponselnya. Ia melihat tapi tidak ada nama, ia acuhkan aja panggilan tersebut.
"Siapa An?". Tanya Clara pada sahabatnya.
"Gatau, ngga ada namanya juga". Jawab Anna pada Clara.
"Ohh yaudah deh biarin aja, paling salah sambung". Ujar Clara diangguki oleh Anna.
"Ohh ya gimana keadaan lo Man?". Tanya Clarisa pada Amanda.
"Gue masih gaenak badan sih, kayanya gue besok ga masuk dulu deh". Jawab Amanda dengan lemas.
"Yaudah lo istirahatin aja dulu badan lo, kalau udah sembuh baru deh". Ujar Anna pada sahabatnya.
"Oh ya adik lo kemana Man?". Tanya Clara padanya.
"Adik gue yang mana? Ke 1 apa ke 2?". Tanya balik Amanda pada Clara.
"Ya duaduanya aja biar adil". Jawab Clara pada sahabatnya.
"Refan belum pulang kalau Andira dibawa sama bokap nyokap ke rumah temennya mereka". Jawab Amanda pada Clara.
"Ohh gitu, yaudah kita temenin Amanda aja disini sambil nungguin mereka pulang aja gimana?". Tanya Clarisa pada sahabatnya.
"Ya gue sih oke oke aja". Jawab Anna padanya.
"Ya gapapa itung itung kita main juga sih". Jawab Clara padanya.
"Gue mah terserah kalian, tapi maaf ya gue gakuat pusing, gue mau tidur kalau kalian mau ngemil ambil aja dilemari". Ujar Amanda pada mereka bertiga.
"Yaudah lo tidurin aja biar enakan badan lo". Ujar Anna diangguki oleh Amanda.
Anna dan kedua sahabatnya sedang asik dengan pikirannya, mereka tiduran di sofa yang ada di kamar Amanda untungnya ukurannya besar, hingga tidak terasa mereka ketiduran di sofa itu.
Ditempat lain Rangga sedaritadi melihat ponselnya, ia ragu untuk menghubungi nomor tersebut karena percobaan pertama tidak diangkat, ia memilih untuk tidak mencoba lagi walau masih penasaran.
Aduh gue kok jadi gini sih, andai aja Anna inget sama gue, andai aja kejadian waktu itu ngga terjadi, mungkin Anna masih inget sama gue. Batin Rangga sedih.
"Coba aja dulu gue ga telat nolongin Anna, mungkin Anna gaakan trauma dan lupa ingatan". Ujar Rangga pada dirinya sendiri.
Flashback On
Saat itu Anna berumur 11tahun tepatnya kelas 5 SD, ia seringkali di bully oleh orang lain karena penampilan nya yang culun, namun dulu ia hanya menghiraukan semua itu.
"Anna, kamu gapapa kan?". Tanya Clara yang waktu itu melihat Anna dibully.
"Aku gapapa kok, kenapa kamu nyamperin aku? Aku ini gaa pantas berteman sama kamu". Ujar Anna pada Clara.
"Apa sih Anna, aku tuh ga memandang fisik ya, aku berteman sama siapa aja kok". Ujar Clara pada Anna.
"Tapi aku ga pantas berteman sama siapapun". Ujar Anna dengan sedih padanya.
"Kata siapa kamu ga pantas berteman sama siapapun? Kamu pantas kok berteman tetapi tergantung orangnya. Ada yang melihat rendah karena tampilan kamu, tapi percaya deh kita bertiga mau kok jadi teman atau sahabat kamu". Ujar Amanda panjang lebar diangguki oleh Clara dan Clarisa.
Hingga akhirnya Anna pun mau bersahabat dengan mereka bertiga, tapi suatu ketika Anna dibully kembali oleh kakak kelasnya karena ia dekat dengan anak konglomerat.
"Kamu tuh ga pantes deket sama mereka bertiga, ngaca dong kamu tuh udah culun pasti miskin". Ujar kakak kelas tersebut sambil mendorong Anna.
"Aku pantas karena aku juga manusia, berhak berteman dengan siapapun". Balas Anna pada kakak kelasnya.
"Wahh berani ngelawan yaa kamu sekarang". Ujarnya sambil mencengkeram pipi Anna.
"Aaaa sakitt lepaas". Seru Anna pada mereka.
"Uhh sakit yaa? Rasain tuh". Ujarnya sambil mendorong Anna hingga kepalanya terbentur ke tembok toilet.
Mereka berempat kabur setelah melihat Anna telah tak sadarkan diri dengan kepala berdarah akibat terbentur dengan keras, disisi lain Amanda serta Clara dan Clarisa begitu panik tidak melihat Anna dimanapun.
"Aduh, Anna dimana ya?". Tanya Clara dengan khawatir.
"Mending kita mencar aja deh, aku cari ke gudang, kamu Clarisa cari ke tiap kelas atau kantin dan kamu Clara cari di setiap toilet". Ujar Amanda diangguki oleh mereka berdua.
Saat mereka akan berpencar mencari Anna, tiba tiba saja ada yang memanggil mereka bertiga, siapa lagi jika bukan para orangtua mereka bertiga serta Anna.
"AMANDA, CLARA, CLARISA". Teriak para orangtua pada mereka bertiga.
"Ehh mom, dad". Ujar Amanda kaku.
"Hay mom, dad". Sapa Clara seolah tak terjadi apapun.
"Mommy daddy udah jemput aja". Ujar Clarisa sambil tertawa pelan.
Aduhh ada orangtua nya Anna, gimana ini?. Batin Clara panik.
"Eh tapi Anna ngga sama kalian? Biasanya kan Anna bareng kalian, tapi kemana Anna?". Tanya Mommy Alexa pada mereka bertiga.
"Eum itu tante.. ". Ujar Amanda terpotong.
Belum sempat Amanda menjawab pertanyaan Mommy Alexa, datang Andrio serta Rangga menyusul ke sekolah karena memang mereka akan mengajak Anna bermain, tetapi melihat situasi tidak mendukung.
"Ada apaa ini?". Tanya Andrio saat melihat mereka semua terdiam.
"Itu kak, Anna gatau dimana, tadi masih sama kita tapi beberapa menit kemudian dia udah gaada". Jawab Clara dengan panik.
"Hah, yaudah kita mencar aja carinya". Ujar Rangga dengan panik.
Mereka semuanya berpencar ada yang mencari ke tiap kelas, gudang, kantin, ruangan praktek serta toilet. Rangga dan Andrio serta Mommy dan Daddy memeriksa tiap toilet.
Saat Rangga akan membuka pintu toilet ujung, tiba tiba ia terhenti karena melihat darah mengalir di pintu sebelahnya. Ia langsung saja membuka pintu itu dengan mendobraknya.
"ANNA, BANGUN ANNA". Teriak Rangga dengan panik.
"Yaa ampun adekk!!". Teriak Andrio saat mendengar Rangga berteriak.
"Bawa cepatt, Rangga bawa dia keluar, kita ke rumah sakit". Ujar Daddy David dengan panik.
Rangga pun menggendong Anna dengan sambil berlari, di ikuti dengan Andrio serta kedua orangtuanya. Dipertengahan jalan mereka juga melihat semua yang tadi berpencar, semuanya terkejut melihat kepala Anna berdarah.
"Ya ampun Anna, mom hiks Anna mom". Tangis Clara saat melihat sahabatnya.
"Sabar sayang, mending kita susul aja yaa". Ujar Mommy nya diangguki oleh Clara.
Mereka semua pun menyusul Anna serta keluarga nya kerumah sakit, selama dalam perjalanan Amanda, Cara dan Clarisa terus saja menangis.
"Siapa sih yang lakuin ini semua sama anak kita dad hiks?". Tanya Momny Alexa sambil menangis.
"Kita akan usut sayang, aku juga gatega liat Anna seperti itu". Ujar Daddy David pada istrinya.
Disisi lain Andrio menjalani mobil didepan mobil para orangtua serta yang lainnya, Rangga yang memang kesekolah bersama dengan Andrio pun menahan kepala Anna di kursi belakang.
"Anna, kamu bertahan yaa sayang, kamu janjiloh suatu saat mau jadi istri kakak". Ujar Rangga ditelinga Anna dengan lirih.
"Rio, lo Cepetan bawa mobilnya". Ujar Rangga pada sahabatnya.
"Iya gue ini udah cepet bawanya". Ujar Andrio pada sahabatnya.
Flashback Off
"Untung aja kamu selamat, walaupun kamu harus lupa ingatan sama kakak dan kenangan kita". Ujar Rangga lirih.
Rangga mengirim pesan kepada Anna, kali ini ia tidak akan menyerah begitu aja, dengan diawali sapaan ia mengirim pesan kepada Anna, membuat Anna kaget saat melihat pesan tersebut.
Unknown Number
Hay, Annabelle.
Saya pak Rangga, disave ya nomornya :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments