"Sebenarnya Mommy mau nanya sama kamu Anna, maaf sebelumnya kalau ucapan Mommy bikin kamu kepikiran, tapi Mommy ngga akan maksain kamu". Ujar Mommy Alexa pada putrinya.
"Intinya apa mom?". Tanya Anna pada Mommy nya dengan penasaran.
"Intinya Daddy sam Mommy mau jodohin kamu sama anak sahabat Daddy, tapi jika kamu tidak mau gapapa sayang". Jawab Daddy David pada putrinya.
"Hah! Dijodohin dad? Ga salah? Aku masih kuliah loh, umur aku juga baru 19tahun dad, yang bener aja?". Tanya Anna pada Daddynya.
"Kan Daddy udah bilang, kalau kamu mau nolak juga gapapa sayang, Daddy ngga akan maksa kamu nerima perjodohan ini". Jawab Daddy David padanya.
"Heum aku pikir pikir dulu ya dad". Ujar Anna pada Daddynya.
"Iya sayang". Ujarnya pada putrinya.
"Ehh tapi mom dad, kan abang belum nikah, masa aku nikah duluan sih? Kan katanya ngga boleh ngelangkahin kakak?". Tanya Anna pada mereka berdua.
"Abang gapapa kok dek, lagian abang juga belum nemu perempuan yang menarik hati abang". Jawab Andrio kepada adiknya.
"Tuh abang kamu udah kasih lampu, jadi gapapa syangg kamu duluan nikah juga asal ada izin aja dari kakak kamu". Ujar Mommy Alexa pada putrinya.
"Yaudah deh mom dad abang, kalau gitu Anna ke kamar dulu ya ngantuk". Ujar Anna pada mereka.
"Iyaa sayang, nanti mommy bangunin ya kalau waktunya makan". Ujar Mommy Alexa pada anaknya.
"Iyaa dekk, sanahh nanti abang kabarin kalau sahabat Adek udah nyampe". Ujar Andrio diangguki oleh Anna.
"Emang mau apaa Rio?". Tanya Mommy Alexa saat Anna sudah berlalu pergi.
"Sebenernya Anna selalu mimpiin kejadian yang udah berlalu, makanya Rio nyuruh sahabatnya buat nginap nemenin Anna mom, gapapa kan?". Tanya Andrio pada Mommy Alexa.
"Iya gapapa dong, kasian juga Anna kalau terus mimpiin kejadian yang sudah lama". Jawab Daddy David mewakili sang istri.
"Yaudah dad, aku mau main deh keluar ketemu temen". Ujar Andrio sambil berpamitan kepada kedua orangtua nya.
"Iyaa hatihati bawa motornya boy". Ujar Mommy Alexa diangguki oleh Andrio.
Sedangkan dirumah kediaman Yunanda, mereka sedang berkumpul diruang keluarga juga, Rangga duduk sebelah Raina bersebrangan dengan kedua orangtuanya.
"Rangga, daddy mau nanya sama kamu". Ujar Daddy Dimitri membuka pembicaraan.
"Mau nanya apa emangnya, Dad?". Tanya Rangga pada Daddynya.
"Jadi gini, kamu mau ga daddy jodohin sama anak sahabat daddy. Tapi daddy ngga maksa kamu buat nerima, kamu mau nolak juga gapala kok, gimana?". Tanya Daddy pada Rangga membuatnya kaget.
"Dijodohin sama siapa emangnya dad? Namanya siapa? ". Tanya Raina mewakili Rangga.
"Kamu kenal kok sama dia, begitupun dengan kamu Rangga". Jawab Mommy Jinny pada mereka berdua.
"Yaudah mending kamu pikirin aja dulu baik baik, kalau kamu udah ada jawaban baru kasih tau daddy ya". Ujarnya pada putranya.
"Yaudah dad, aku pikirin dulu yaa". Ujar Rangga diangguki oleh Daddynya.
Rangga dan Raina menaiki tangga menuju ke kamar mereka, kamar mereka bersebelahan jelas mereka barengan ke atas. Ditengah jalan Raina bertanya pada kakaknya, membuat Rangga menghentikan langkahnya.
"Kak Rangga, kakak masih nungguin perempuan itu? Apa kakak mau nerima perjodohan ini kalau semisal perempuan itu ngga ketemu?". Tanya Raina pada kakaknya.
"Kakak akan coba menerima perjodohan ini, mungkin pilihan daddy sama mommy yang terbaik buat kakak, lagian perempuan yang kakak suka belum tentu suka sama kakak". Jawab Rangga pada adiknya.
"Yaudah deh aku dukung kakak aja maunya gimana". Ujar Raina pada kakaknya.
Mereka masuk kedalam kamar masing - masing, Rangga masih memikirkan soal perjodohan yang tadi dibicarakan oleh Daddynya. Jujur aja ia ingin sekali memperjuangkan Anna, tetapi sepertinya Anna memang melupakannya.
Apa gue terima aja kali ya? Siapa tau ini yang terbaik buat gue. Batin Rangga bingung.
Sedangkan disisi lain Anna terbangun dari tidurnya, ia menatap atap kamarnya dengan pikiran yang masih tentang perjodohan. ANNA bingung harus bagaimana, tetapi menolak juga ia tidak bisa.
"Apa ini saatnya aku melupakan semua yang terjadi di masa lalu, lagian perempuan itu udah ngga ada di negara ini". Gumam Anna pada dirinya sendiri.
"Tapi aku kan masih umur 19tahun, bulan depan aku baru menginjak umur ke 20tahun. Rasanya aku akan kehilangan masa - masa remaja kalau aku menikah muda, tetapi aku tidak bisa menolak perjodohan ini". Gumam Anna semakin bingung.
Saat sedang asik melamun tiba tiba saja terdengar suara ketukan pintu, membuat Anna tersadar dari lamunannya. Ia menoleh kearah pintu, malas sekali untuk beranjak tetapi ia tetap membukanya.
TOK
TOK
TOK
"Iyaa sebentarr, ehh kalian udah sampai aja". Ujar Anna saat melihat siapa yang mengetuk pintu.
"Iyaa An, kita udah manggil lo tapi lo ga denger, asik ngelamun lo". Ujar Clara sambil memasuki kamar Anna.
"Belum aja disuruh masuk tuh bocah main masuk aja". Gerutu Clarisa pada Anna.
"Biarin lah , eh iya kita kan mau ngejenguk Amanda ya". Ujar Anna pada mereka berdua.
"Eh iya kita lupa, mending sejam an lagi deh capek gue baru nyampe". Ujar Clara pada mereka berdua.
"Eh tapi kan tadinya kita mau nginap, kasian dong Amanda ngga nginap". Ujar Clarisa pada mereka berdua.
"Ya kan Amanda sakit ontaa, yaudah sih gapapa kan nanti juga bisa nginep lagi, iya kan Anna?". Tanya Clara pada sahabatnya.
"Iyaa bener apa yang dibilang sama Clara, mendingan kalian berdua duduk aja dulu. Oh ya mau minum apa? ". Tanya Anna pada mereka berdua.
"Gue pengen es jeruk kayanya seger deh An". Jawab Clara pada sahabatnya.
"Gue samain aja kaya dia". Ujar Clarisa diangguki oleh Anna.
Anna turun kebawah terlihat ada daddy dan Mommy nya sedang duduk diruang tamu, Anna pun menghampiri mereka berdua, kebetulan Andrio juga udah pulang.
"Ehh sayang, kamu udah bangun?". Tanya Mommy Alexa padanya.
"Iya mom, oh ya mom aku izin ya nanti buat jenguk Amanda". Jawab Anna pada mommy nya.
"Loh Amanda sakit apa dek? Perasaan tadi baik baik aja deh". Ujar Andrio pada adiknya.
"Ga enak badan katanya". Jawab Anna pada kakaknya.
"Ohh yaudah, btw kamu ngapain kebawah?". Tanya Daddy David padanya.
"Ohh ya ampun aku lupaa". Ujar Anna sambil lari ke arah dapur.
"Lah kenapa tuh?". Tanya Andrio pada orangtuanya.
Kedua orangtuanya hanya bisa mengangkat bahunya, karena mereka juga tidak tau kenapa dengan Anna sampai lari ke arah dapur, tetapi saat kembali membawa minuman ternyata Anna lupa akan tujuannya turun kebawah.
Beberapa menit kemudian Anna serta kedua sahabatnya sampai di rumah Amanda, mereka langsung pergi setelah minum es jeruk. Mereka pun langsung aja ke kamar Amanda karena mereka sudah akrab dengan orangtua Amanda maupun para pekerja dirumahnya.
"Amanda are you okay?". Tanya Anna saat memasuki kamar Amanda..
"Ya seperti yang kalian liat". Jawabnya dengan lemas.
"Kenapa sih? Periksa ke dokter aja Manda". Ujar Clara disetujui oleh Anna dan Clarisa.
"Ngga ahh, nanti juga sembuh sendiri". Ujar Amanda menolak saran mereka.
"Ishh daripada lama sakitnya". Ujar Clarisa hanya dibalas gelengan oleh Amanda.
Orang mah pengen cepet sembuh, ini mah menunda kesembuhan. Batin Anna saat melihat sahabatnya.
Bagaimana suka?
Tetap ikuti terus ceritanya ya guys:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments