''Untuk apa kamu ngojek, Bram? Apakah gaji kamu bekerja di perusahaan ini tidak cukup?'' tanya Bu Putri dengan gayanya yang centil. Ia berjalan memutari kursi Bram.
''Cu-kup Bu.'' Jawab Bram ragu.
''Kamu kalau lagi butuh uang hubungi saja saya, ya. Nggak usah capek-capek jadi tukang ojek,'' Bu Putri berbisik lirih di dekat telinga Bram. Hembusan nafasnya terasa menerpa daun telinga Bram. Membuat Bram merasa merinding dengan bulu kuduk yang mendadak berdiri.
''Iya Bu,'' jawab Bram akhirnya. Ia tidak tahu kenapa Bu Putri hari ini bersikap aneh di depannya. Biasanya Bu Putri selalu bersikap wibawa dengan gayanya yang elegan. Tidak di pungkiri, selama ini Bram juga merasa begitu kagum dengan sosok Bu Putri yang di anggap nya begitu mandiri, bisa berdiri di kaki sendiri meski tak punya suami.
''Ya sudah, kamu sudah boleh keluar Bram,'' ucap Bu Putri lembut, ia sudah kembali duduk di atas kursi kebesarannya. Namun, bukannya meninggalkan ruangan Bu Putri dengan segera, tapi Bram malah tak mau beranjak dari kursi yang berhadapan dengan sang atasan. Bu Putri pun merasa heran melihatnya.
''Bu ...'' ucap Bram lirih.
''Iya, kenapa?'' tanya Bu Putri dengan mata menyipit. Ia menatap Bram lekat.
''Apa boleh saya meminjam uang kepada Ibu?'' ucap Bram akhirnya. Kata itu akhirnya keluar juga dari mulut nya setelah tadi ia berpikir keras bagaimana cara mengungkapkan niatnya yang ingin meminjam uang dengan jumlah yang tidak sedikit kepada Bu Putri. Bram sebenarnya malu mengatakan itu, tapi mengingat sang istri yang selalu memelas meminta di belikan mobil membuat Bram harus menanggalkan rasa malunya demi menuruti kemauan sang istri. Kalau ia tidak mengabulkan permintaan istri nya itu, bisa-bisa nanti saat di rumah terjadi perang antara dirinya dan Tiara.
''Boleh. Berapa?'' tanya sang atasan menatap Bram lekat.
''enam ratus juta Bu.'' Jawab Bram dengan wajah menunduk, kedua jari-jari tangan nya yang berada di atas paha saling bertautan.
''What? Banyak sekali!'' kaget Bu Putri sedikit melebarkan tatapan nya.
''Iya Bu. Istri saya minta di belikan mobil Pajero, dan saya sudah melihat harga mobil itu berkisaran pada angka lima ratus juta hingga tujuh ratus juta,'' jelas Bram berkata jujur. Ia harap Bu Putri bersedia memberikan dirinya pinjaman. Bu Putri menarik nafas dalam lalu menghembuskan perlahan, setelah itu ia kembali bersuara, ''Baiklah, saya bersedia memberikan kamu pinjaman uang sebanyak itu,'' katanya tersenyum penuh arti.
''Beneran Bu?'' tanya Bram dengan wajah berbinar bahagia menatap wanita yang ada di hadapannya. Seketika rasa pusingnya menguap begitu saja setelah mendengar jawaban dari Bu Putri.
''Iya Bram. Tapi ada syaratnya,''
''Apa itu Bu?'' tanya Bram penasaran.
''Em ... Saya harap kamu mau menerima tawaran saya ini, kalau kamu bersedia menerima tawaran saya, kamu tidak perlu menggantikan uang yang akan kamu pinjam, saya bisa memberikan nya dengan cuma-cuma, selain mendapatkan uang kamu juga akan mendapatkan kenikmatan yang tiada tara,'' Bu Putri tersenyum simpul.
''Apa itu Bu?'' desak Bram, karena dirinya sudah merasa penasaran apa yang Bu Putri inginkan darinya. Bu Putri berdiri lagi dari duduknya, lalu ia berjalan menghampiri Bram. Setelah itu Bu Putri berbisik lagi tepat di telinga Bram, ''Asalkan kamu bersedia menjadi simpanan saya,'' ucap Bu Putri lirih. Mendengar itu Bram merasa begitu kaget. Ia tidak menyangka sang atasan yang begitu cantik menggoda berkata seperti itu kepadanya. Bram menoleh kesamping, menatap wajah Bu Putri yang terlihat sangat cantik, ''Bagaimana Sayang?'' tanya Bu Putri dengan ekpresi wajah di buat centil seperti wanita malam. Bram menelan saliva menatap bibir seksi sang atasan yang berada begitu dekat dengan bibirnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
mau aja bram itung-itung ngilangin pusing kepala bawah
2023-05-07
0
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr
2023-03-24
0
Nicky Nick
bram mau bu putri heee
2023-02-24
0