''Mas, kamu usahakan cari uang untuk beli mobil yang aku pinta, ya,'' Tiara berkata dengan nada manja saat dirinya sudah selesai melayani sang suami. Bram tidak langsung menjawab, ia kira Tiara tidak ingin meminta di belikan mobil Pajero lagi, tetapi dugaan nya salah.
''Mas ...'' rengek Tiara karena Bram tak membalas ucapannya. Bram sedang memakai kemejanya. Bram menarik nafas dalam lalu, berkata, ''Baiklah Sayang,'' Setelah Bram berkata seperti itu Tiara berteriak kesenangan.
''Terimakasih, Mas. Kamu memang suami yang baik. Aku tunggu mobilnya tiba di rumah,'' Tiara mengecup pipi Bram berulang kali sambil berkhayal mobil yang begitu ia idam-idamkan sudah berada di rumahnya, dan dia sudah bisa memamerkan mobil itu kepada gang sosialitanya.
Setelah itu Bram berangkat ke kantor dengan kepala yang terasa pusing, ia merasa pusing dan bingung akan mencari uang ke mana untuk membeli mobil yang di minta oleh sang istri. Berharap dari gajinya tak akan cukup, tabungan juga tidak punya, dan hutang pun menumpuk di mana-mana karena selama ini Bram selalu mengambil pinjaman di Bank bahkan ia juga meminjam uang temannya untuk membeli barang-barang branded yang di minta oleh sang istri. Rasanya ia sungguh tak sanggup lagi untuk memenuhi gaya hidup sang istri yang tak wajar, tak sebanding dengan penghasilan nya. "Lama-lama kalau begini terus aku bisa mati berdiri memikirkan hutang dan permintaan aneh Tiara yang tak ada akhirnya.'' Ucap Bram di dalam hati saat ia sedang dalam perjalanan menuju kantor. Ia mengemudi motor nya dengan kecepatan sedang.
***
Saat sudah tiba di perusahaan tempat nya berkerja, Bram di panggil oleh sang atasan karena ia yang datang terlambat. Saat sang atasan bertanya kenapa ia sampai terlambat, Bram beralasan kalau motornya mogok di jalan, dan sang atasan pun bisa memaklumi itu.
''Saya lihat kamu seperti tengah banyak pikiran Bram, ada apa?'' tanya sang atasan yang merupakan seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahun. Meskipun usianya sudah empat puluh tahun, tapi ia masih terlihat cantik, seksi dan pres. Ia dan Bram duduk berhadapan di ruang kerjanya dengan sebuah meja sebagai pembantas.
''Saya tidak kenapa-kenapa Bu Putri.'' Jawab Bram sekenanya.
''Baiklah. Maaf, saya bukan nya mau ikut campur masalah pribadi kamu. Tapi saya cuma mau memperingati, jangan sekali-kali kamu bawa masalah pribadi ke dalam urusan pekerjaan, karena kinerja kamu bisa menurun, dan kalau sudah begitu tentu jabatan kamu sebagai kepala pemasaran juga bisa di turunkan dan di ganti oleh karyawan lain yang lebih profesional,'' Bu Putri menasehati seraya menatap wajah Bram lekat, selama ini Bu Putri memendam rasa kagum dan suka dengan sosok Bram yang tampan dan juga pekerja keras. Bu Putri merupakan seorang janda beranak satu di tinggal mati suaminya.
''Baik, Bu. Saya akan bekerja dengan baik,'' jawab Bram.
''Kamu malam-malam masih ngojek?'' tanya Bu Putri yang berhasil membuat Bram kaget dan malu, Bram menundukkan wajahnya. Ia tidak menyangka ternyata Bu Putri tahu tentang pekerjaan sampingan nya.
''Masih Bu.'' Jawan Bram akhirnya. Selama ini sepulang bekerja di kantor, Bram juga punya kerjaan sampingan sebagai tukang ojek. Semua itu di lakukan nya untuk memenuhi gaya hidup sang istri yang tak berkesudahan. Gaya hidup sang istri yang semakin hari semakin menjadi-jadi, hingga membuat Bram merasa stres karena memikirkan hutang yang sudah menumpuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
tiara tinggalian aja lah bram, daripada kamu mati berdiri karna banyak utang
2023-05-07
0
Ajusani Dei Yanti
yg sabar bang
2023-03-24
0