Keesokan paginya, Bram membuka mata perlahan, cahaya matahari pagi menembus celah-celah jendela, membuat Bram sadar bahwa ia bangun sedikit kesiangan pagi ini. Tadi malam ia begitu kesulitan untuk menutup mata, karena ia yang harus menahan gejolak aneh pada dirinya, gejolak yang sudah dari beberapa minggu minta di salurkan. Rasanya Bram begitu stres memikirkan nasibnya. Punya istri tapi serasa tak punya.
Bram duduk di sofa dengan punggung ia sandarkan pada sandaran. Tadi malam ia tidur di sofa ruang keluarga, entahlah, Bram merasa muak melihat tingkah laku sang istri yang semakin hari semakin jadi, makanya ia memutuskan untuk tidur di sofa saja.
Jika para istri lain sibuk menyiapkan makanan dan bersih-bersih rumah pada pagi hari, maka berbeda dengan Tiara, Tiara masih meringkuk di bawah selimut dengan tenangnya tanpa memikirkan perut dan perlengkapan suami sebelum berangkat kerja.
Bram masuk ke kamar, setelah itu ia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, ia harus mandi dengan cepat, karena kalau tidak ia bisa telat dan ia takut sang atasan menegurnya. Bram bukanlah pria kaya yang memiliki jabatan seorang CEO di suatu perusahaan. Tapi ia hanya karyawan biasa yang bertugas di bidang pemasaran, ia memegang jabatan tertinggi di bidang tersebut. Bram memiliki rupa yang rupawan, dengan tubuh tegap serta tinggi atletis. Banyak wanita-wanita di luaran sana yang mengagumi dan menyukai nya, tetapi ia lebih memilih Tiara dan ia selalu setia dengan istri nya itu.
Saat Bram keluar dari kamar mandi, Tiara masih meringkuk di atas ranjang, Bram mengabaikan sang istri, ia mengambil pakaiannya di dalam lemari, lalu ia mulai memakai nya. Tapi saat Bram baru mulai membuka kancing kemeja bagian atas, tiba-tiba ia merasa sebuah pelukan mendarat di pinggang nya. Pinggang yang masih polos karena Bram belum memakai baju, hanya handuk bewarna putih yang melilit pinggang nya.
''Tiara, lepaskan, Mas mau kerja.'' Ucap Bram mencoba abai, ia masih merasa kesal dengan sikap sang istri tadi malam.
''Mas, apa kau tidak merindukan aku? Aku tadi malam kesulitan untuk tidur karena kamu memilih tidur di luar,'' ujar Tiara manja. Ia menyandarkan kepalanya pada punggung tegap sang suami.
''Bukan kah kamu merasa senang Tiara?''
''Iih ... Kok kamu malah ngomong gitu? Aku melarang kamu untuk menyentuhku selama sebulan ini karena aku mau memberi hukuman kepada kamu karena kamu tidak bisa menuruti apa yang aku mau.'' Tiara berkata dengan tangan nya mulai meraba dada bidang sang suami.
''Terus sekarang kenapa kamu malah memeluk ku?'' Bram berkata dengan nada sinis. Sebenarnya ia merasa senang di peluk oleh sang istri, tapi ia masih mempertahankan harga dirinya dengan tidak mudah luluh dengan rayuan sang istri.
''Aku kangen,'' balas Tiara manja. Bram pun ikut terpancing hasrat ke-lelakian nya. Apalagi tangan Tiara yang makin agresif, sekarang tangannya sudah meraba bagian bawah sang suami.
Karena sudah tidak dapat menahan gejolak yang begitu membuncah, akhirnya tanpa pikir panjang Bram langsung menggendong tubuh sang istri menuju kasur.
''Katanya mau kerja,'' ucap Tiara lirih dengan senyum menggoda.
''Mas akan bermain-main dengan mu sebentar Sayang.'' Bram berkata dengan nafas memburu. Setelah itu ia menerkam tubuh sang istri dengan tak sabaran. Tiara tersenyum senang, karena ia merasa rencananya berhasil. Nanti setelah Bram selesai bermain-main dengannya, maka Tiara akan meminta di belikan mobil Pajero yang pernah ia minta. Kali ini harus berhasil. Pikirnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Erna Fadhilah
tiara kaya pelacur aja, ngrlayanin suami minta imbalan
2023-05-07
1
Ajusani Dei Yanti
beuuu dasar istri durhakim
2023-03-24
0