[S1] STUCK WITH YOU | Jirosé (END)
Bab 2: Ketegangan Awal
Waktu: 10:00 pagi, dua hari setelah pertemuan pertama
Tempat: Gedung produksi StarVision, ruang baca naskah
Rose tiba di ruang baca naskah dengan semangat baru. Setelah pertemuan pertamanya dengan Jihoon yang penuh ketegangan, dia memutuskan untuk lebih mempersiapkan diri. Namun, ketika dia masuk ke ruangan, Jihoon sudah duduk di sana dengan raut wajah dinginnya.
Jung Hoseok (sutradara)
Rose, Jihoon, mari kita mulai sesi pembacaan naskah pertama ini. Aku ingin kalian fokus pada dialog Seojun dan Eunha di adegan pertama.
Roséane Park
Aku sudah membuat beberapa penyesuaian pada dialog. Kuharap Jihoon bisa mengikutinya tanpa masalah.
Park Jihoon
(menatap Rose tajam)
Selama dialog itu masuk akal dan sesuai dengan karakter, aku akan melakukannya.
Roséane Park
(tersenyum sinis)
Tentu saja. Aku menulisnya dengan sangat hati-hati.
Jung Hoseok (sutradara)
Baik, Jihoon, mulai dari dialog pembuka.
Park Jihoon
(membaca dengan nada tegas)
"Eunha, kau tahu ini bukan tentang aku atau kamu. Ini tentang bagaimana kita menyelamatkan semuanya."
Roséane Park
(mengangguk)
Bagus. Nada itu sangat cocok untuk Seojun.
Park Jihoon
Aku tahu. Tapi aku rasa kalimat ini lebih baik diubah. Bagaimana jika aku berkata, "Eunha, kita harus melupakan perbedaan kita demi mereka"? Lebih emosional, bukan?
Roséane Park
Tidak. Seojun bukan tipe orang yang bicara seperti itu. Dia tegas, bukan melankolis.
Park Jihoon
Tapi itu membuatnya terdengar lebih manusiawi.
Roséane Park
Dan itu membuatnya kehilangan kekuatannya.
Jung Hoseok (sutradara)
Hei, hei, kita sedang membacakan naskah, bukan debat. Fokus pada intinya dulu.
Roséane Park
(berbisik ke Lisa yang duduk di sampingnya)
Astaga, dia benar-benar keras kepala.
Lisa Manoban (stylist)
(tertawa kecil)
Sepertinya kamu ketemu lawan yang sepadan.
Jung Hoseok (sutradara)
Lanjut ke dialog berikutnya. Jihoon, fokus.
Park Jihoon
Baik. "Eunha, aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan. Aku hanya ingin memastikan kau selamat."
Roséane Park
Hentikan. Kalimat itu terdengar terlalu personal. Seojun tidak akan mengatakannya seperti itu.
Park Jihoon
(menaruh naskah dengan sedikit kesal)
Lalu, menurutmu, bagaimana aku harus mengatakan itu?
Roséane Park
Dengan ketegasan. Seojun selalu mendahulukan logika dibandingkan perasaan. Coba lagi.
Park Jihoon
"Eunha, keselamatanmu adalah prioritas. Jangan pikirkan yang lain."
Roséane Park
(tersenyum puas)
Itu dia.
Jung Hoseok (sutradara)
Bagus. Sekarang kita mulai mendapat ritmenya.
Lisa Manoban (stylist)
(membisikkan komentar lagi)
Drama ini bahkan belum mulai syuting, tapi aku sudah melihat banyak konflik seru.
Roséane Park
Aku hanya ingin memastikan semuanya sempurna.
Lisa Manoban (stylist)
Dan Jihoon juga ingin memastikan dia tidak kalah darimu.
Setelah beberapa jam membaca naskah, suasana mulai mencair meskipun masih ada ketegangan. Rose dan Jihoon sama-sama memiliki ego yang kuat, tapi perlahan mereka mulai memahami cara bekerja satu sama lain.
Tempat: Restoran kecil di dekat gedung produksi
Rose dan Lisa duduk di meja sambil menikmati makan siang.
Lisa Manoban (stylist)
Jadi, gimana perasaanmu setelah sesi pertama?
Roséane Park
Capek. Tapi aku rasa ini akan jadi proyek yang menarik. Jihoon itu menjengkelkan, tapi dia cukup profesional.
Lisa Manoban (stylist)
Cukup profesional? Barusan aku lihat kalian hampir adu mulut di ruang baca.
Roséane Park
Itu bagian dari proses. Aku hanya ingin ceritaku dihidupkan dengan cara yang benar.
Lisa Manoban (stylist)
Dan dia hanya ingin memastikan aktingnya tak tertandingi.
Roséane Park
Persis. Kalau kita bisa menyeimbangkan itu, mungkin drama ini akan jadi masterpiece.
Lisa Manoban (stylist)
Mungkin, atau mungkin juga kalian berdua akan terus bertengkar sampai drama selesai.
Roséane Park
(tertawa kecil)
Kalau itu terjadi, semoga kita tidak saling membunuh.
Lisa Manoban (stylist)
Semoga. Tapi aku rasa, di balik semua ketegangan ini, ada sesuatu yang lain.
Roséane Park
Apa maksudmu?
Lisa Manoban (stylist)
(tersenyum nakal)
Kamu tahu apa yang aku maksud.
Rose menggeleng dan kembali memakan makan siangnya, tetapi hatinya sedikit gelisah. Apakah dia benar-benar hanya merasa kesal terhadap Jihoon, atau ada sesuatu yang lain yang mulai tumbuh tanpa dia sadari?
Author, Nanda
gimana nih bab 2 nya yuk di komen, jangan lupa untuk like, vote dan hadiahnya ya, see u di bab selanjutnya
Comments
Yayang Amri
baguss bangett😍😍 lanjut
2025-01-09
1