Pagi-pagi sekali, Mentari bangun lebih awal, ia turun dari ranjangnya. Dan melangkah ke kamar mandi, ia membasuh muka. Setelah itu ia ke dapur untuk membuat sarapan.
Di pagi hari yang masih belum ada tanda-tanda orang yang berlalu lalang melakukan aktivitasnya, termasuk ibunya. Tari sengaja bangun pagi-pagi untuk memasak special untuk ibu tercintanya.
Setelah selesai berkutat dengan panci dan teman-temannya, makanan itu selesai ia buat. Ia begitu bangga dengan masakannya, ia memasak kesukaan Ibunya.
Sesudah menyajikan makanan itu, ia berlalu meninggalkan tempat yang tadi ia gunakan untuk memberi kejutan pada sang ibu.
melangkah dengan pelan, Mentari mengetuk pintu kamar ibunya, beberapa menit menunggu, pintu itu dibuka oleh ibunya. Senyum yang diberikan oleh ibu membuat Mentari merasa bangga mempunyai seorang ibu tanpa sosok Ayah di sisinya.
"Pagi, Ibu." ucap Mentari memberi kecupan.
Ibunya mengernyitkan dahinya, ia heran melihat tingkah anaknya yang berbeda. Pagi-pagi sekali sudah ada di depan pintu kamarnya.
"Ada apa? Tumben pagi-pagi ke kamar ibu." tanya dengan heran.
Mentari tersenyum tidak menjawabnya, ia memberikan sepiring nasi goreng spesial buatannya. Nasi goreng dengan hiasan nama 'Selamat ulang tahun ibu' yang sudah Mentari buat untuk ibunya, hari ini adalah hari ulang tahun ibunya.
Ibunya terharu, lalu tersenyum sambil menitikkan air matanya. Ia memeluk sang anak yang ia punya di dunia ini.
"Terimakasih, Sayangnya Ibu."
"Kita masuk yu, Bu. Kita rayakan di dalam kamar ibu." ucap Mentari mengajak ibunya ke dalam kamarnya.
Mentari duduk di samping Ibunya yang sedang bahagia, ia merayakan ulang tahun ibunya dengan sederhana, tapi berarti bagi Mentari.
"Terimakasih ya, Bu. Sudah membesarkan Tari dengan sepenuh hati Ibu, Tari hanya bisa melakukan ini." ucap tulus Mentari.
"Ibu bangga, Tari. Terimakasih sudah hadir di hari-hari ibu."
Mentari tersenyum dan memeluk tubuh yang selalu ada buat ia keluh kesah, sedih dan bahagia, yang selalu tak pernah mengadu lelah untuk mengurusnya sampai dua puluh empat jam.
.
.
.
.
Setelah merayakannya dengan sederhana, Mentari berangkat untuk ke kampus bersama dengan Vina. Ia yang mengemudikan mobil Vina sampai ke kampus tempat ia dan Vina belajar.
Sesampainya ia memarkirkan mobil itu, Vina buru-buru pergi meninggalkannya sendiri di tempat parkir.
"Tar, aku duluan ya," teriak Vina yang berlari.
Mentari mengernyitkan dahi, kenapa Vina buru-buru pergi, dan mau kemana? Tidak bilang apa-apa waktu di dalam mobil.
Ia membiarkannya, lalu memarkirkan mobil Vina, tiba-tiba ada mobil mewah datang terparkir di sebelahnya,membuat Mentari mengernyitkan dahinya, ia baru melihat mobil itu.
Mentari keluar dari dalam mobil, setelah itu yang punya milik mobil disebelahnya pun ikut keluar. Mentari hanya melihat sekilas lalu melangkah meninggalkan tempat ini. Tapi, seseorang mencekal tangannya, membuat Mentari menoleh seketika.
"Apaan sih, pegang-pegang tangan orang." ucap Mentari yang marah.
"Tunggu dulu, kayaknya kita pernah bertemu deh, dimana ya?" ucap Pria itu.
"Salah liat kali, lepaskan."
"Oh iya, aku ingat. Kita pernah bertemu di pasar, kemarin. Kamu ingat?"
"Gak.," ucap Mentari yang melepaskan tangannya, lalu berlalu meninggalkannya.
Pria itu tersenyum dan memandangi punggung wanita yang pernah ia temui kemarin, setelah itu ia juga melangkah menuju kampus.
.
.
.
Setibanya Mentari didalam kelas, ia melihat Vina duduk santai dengan teman-teman sekelasnya. Lalu Mentari menghampirinya, duduk di sebelah sahabatnya.
"Kamu kenapa tadi, Vin. Ninggalin aku?" ucap Mentari.
"Sorry, Tar. Tadi habis nemuin Rio dulu, ia chat aku barusan." jawab Vina.
"Kenapa?"
"Cuma ingin bertemu saja, katanya kangen." ucap Vina.
"Vin, jangan terlalu dekat sama dia, kamu tahu kan, dia itu cowok playboy di kampus ini, kamu mau jadi korbannya juga."
"Gak akan, Tari. Dia berjanji akan setia sama aku."
"Tapi, Vin."
"Udah ah, jangan bahas ini. Ngomong-ngomong ada anak baru loh, Tar. Kata anak-anak sih cowok ganteng, jadi penasaran."
"Masa sih, aku gak dengar tuh."
Tiba-tiba seorang dosen datang dengan seorang laki-laki di sebelahnya, membuat para mahasiswi yang melihat begitu histeris melihatnya.
"*Ganteng banget,"
"Pengen jadi pacarnya,"
"Jadi yang keduanya juga gak apa-apa*,"
Masih banyak lagi yang di teriaki oleh mahasiswi lain, membuat mentari menoleh ke arah yang riuh dengan orang-orang yang di bicarakan.
"Tar, lihat deh, cowok baru itu ganteng banget, gak sia-sia aku datang, tadinya aku ingin bolos sama Rio."
"Biasa saja,"
"Kamu bilang biasa saja, orang-orang pada histeris, Lo cuma biasa saja, mata Lo buram apa?" sentak Vina.
"Perhatian semuanya, perkenalkan ada siswa baru dari pindahan kota A, ia ingin belajar disini di kampus ini." ucap Pak dosen yang memperkenalkan seorang Pria.
"Kamu silahkan duduk di belakang itu." titah Pak dosen.
"Baik, Pak."
Pria itu melangkah menuju tempat duduk yang kosong, di belakang tempat duduk Mentari. Membuat ia tersenyum ke arah Mentari, lalu ia duduk di sana.
Mentari menoleh sesaat ke arah Pria itu, dan pria itu mengedipkan sebelah matanya, buru-buru Mentari melihat ke depan.
Pria itu mencondongkan tubuhnya lalu berbisik di telinga Mentari, Pria itu berkata..
.
.
.
.
.
.
Kita ketemu lagi, cantik...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments