Nasehat sang Ibu

Sesampainya di kampus tempat Mentari dan Vina belajar, Mentari memarkirkan mobilnya di halaman yang sudah disediakan oleh kampus. Ia turun dan di susul oleh Vina, melangkah melewati orang-orang yang berlalu.

Mentari dan Vina adalah wanita yang populer di kalangan kampusnya, Mentari wanita yang cantik dan pintar, dan Vina juga tidak kalah cantik, tapi wataknya keras kepala dan manja.

Di dalam kelas Mentari membuka tasnya, ia mengambil buku dan mempelajarinya, sebelum dosen itu masuk ke kelasnya.

"Tar, fokus banget. Santai saja, hidup itu dibawa happy." ucap salah satu teman kampusnya.

Mentari hanya menjawabnya dengan senyuman, ia sudah biasa di perlakukan oleh temannya, Vina selalu heboh di dalam kelasnya. Ia akan menunjukkan apa yang ia punya kepada teman satu kelasnya.

"Biarin saja, Tari itu lagi fokus, jangan ganggu dia." ucap Vina, walau pun Vina orang manja, tapi kalau menyangkut sahabatnya ada yang usil dan ngerjain dia, Vina yang maju duluan untuk menghadapinya. Begitu ia sangat menyayanginya seperti saudaranya sendiri.

Setelah selesai jam kelasnya, Mentari dan Vina keluar menuju kantin tempat orang-orang mengisi perutnya. Ia berjalan beriringan dengan Vina, membuatnya menjadi pusat perhatian orang-orang, terutama para Pria.

"Duduk di situ saja, Tar." tunjuk Vina.

"Oke,"

Sesudah memesan makanan dan minuman, Tari dan Vina mengobrol sesuatu apa saja, untuk mengisi kekosongan.

"Tar, sebenarnya aku malas banget, terjun di bidang ini, bukan selera ku, kamu tahu kan hobby aku apa, Papa selalu mengekang aku harus ini dan ini." ucap Vina yang selalu mengadu pada sahabatnya dari kecil.

"Mau gimana lagi, Vin. Siapa lagi yang mau di harapkan selain kamu, Pak Ibrahim mau yang terbaik untuk mu."

"Tapi aku gak mau, Tar."

"Sabar ya,"

Sesudah menghabiskan makan siangnya, keduanya masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya.

.

.

.

.

Keluar dari kampus mereka berencana akan pergi ke Mall, untuk menghilangkan kejenuhannya setelah mengikuti pelajaran yang tadi, membuat Vina ingin rasanya polos, tapi apa daya. Kalau Mentari hanya mengikuti Sahabatnya itu pergi.

"Kamu mau beli apa, Vin?" tanya Mentari.

"Gak tahu juga mau beli apa! Kita keliling-keliling saja, siapa tahu dapat cowok ganteng."

Mentari hanya menghela napas panjang, kebiasaan Vina seperti ini, selalu ingin menghabiskan waktu yang ia lalui. Berhura-hura, menonton, jalan-jalan, semua yang dilakukan oleh Vina selalu begitu.

Bukannya mentari selalu mengingatkan Vina, tapi watak keras kepalanya tidak bisa di ubah, Mamanya selalu memanjakannya dengan limpahan yang ia miliki.

"Ngapain cape keliling-keliling cari cowok ganteng sih, Vin. Tinggal nonton saja di rumah, banyak cowok ganteng."

"Beda, Tar. Kalau lihat langsung itu gimana rasanya."

"Terus, kalau sama si Rio mau di kemana kan, Vina."

"Hehehe... Jangan bilang-bilang sama dia ya,"

Mentari hanya bisa pasrah dengan kelakuan sahabatnya, ia melangkah mengikuti apa mau sahabatnya itu lakukan. Percuma juga ia berdebat ujung-ujungnya ia juga yang mengalah.

.

.

.

.

.

Waktu menunjukan jam lima sore, setelah puas berkeliling di Mall, akhirnya keduanya memutuskan untuk pulang. Mentari merasa cape mengikuti apa mau sahabatnya itu, Mentari tidak membeli apa-apa, kecuali Vina.

Setibanya di rumah, Mentari melangkah menuju kamarnya. Ia ingin membersihkan badannya yang rasanya lengket sekali, seharian beraktivitas diluar.

Sesudah membersihkan diri, Mentari menghampiri sang Ibu yang sedang menyetrika baju-baju keluarga Vina.

"Biar Tari saja, Bu. Yang lanjutin, ibu istirahat saja." ucap Mentari.

"Tidak usah, Tar. Sebentar lagi juga beres." jawab Ibunya.

"Kamu sudah makan?" tanya Ibunya.

"Udah, Bu. Tadi di Mall, Nemenin Vina."

Ibu menghela napas, ia melihat ke arah sang anak.

.

.

.

.

.

.

Jangan sering-sering merepotkan mereka, Tari. Kamu harus sadar, kita ini siapa, dan mereka siapa.

Episodes
1 Keceriaan seorang gadis
2 Nasehat sang Ibu
3 Pertemuan yang tak di sangka.
4 Ketulusan seorang ibu
5 Bertemu lagi
6 Sebuah harapan
7 Ungkapan perasaan
8 memaksa perasaan
9 Memuji
10 bertemu yang tidak sengaja
11 Syok
12 Meminta izin..
13 Perjuangan..
14 Pahlawan malam..
15 Perasaan aneh..
16 Nomor iseng..
17 Mentari memberi harapan..
18 Kecewa
19 Cemburu..
20 Menolong..
21 Salah paham..
22 Ungkapan perasaan..
23 Patah hati...
24 Tantang Reyhan..
25 Menerima cintanya..
26 interogasi Vina..
27 Datang tiba-tiba..
28 Mengadu pada Mamanya..
29 Pinta Mentari...
30 Ancam Ibunya...
31 Mentari menghilang...
32 Ajakan makan malam...
33 Permintaan Vina..
34 Mengambil keputusan...
35 Curiga seorang ibu...
36 Rasa tak tega..
37 meyakinkan..
38 Memohon...
39 Kabar yang mengejutkan...
40 Kantin...
41 Sebuah tamparan yang menyakitkan...
42 Kabar tentang ibu...
43 Kaget sekaligus sakit..
44 Kabar duka...
45 Persiapan pemakaman sang ibu..
46 Wanita kuat...
47 Niat Reyhan...
48 Ajakan Reyhan..
49 Pamit....
50 Kali ini..
51 Pengganggu...
52 Ungkapan perasaan..
53 Berjuang mendapatkan restu
54 Undangan...
55 Acara pertunangan...
56 Mencari...
57 Berakhir hubungan...
58 Surat...
59 Pertemuan antara Mentari dan pak Bagas..
60 Rencana pernikahan...
61 Mencari lagi..
62 Flashback
63 Hari pernikahan...
64 Acara ijab kabul...
65 Kedatangan Mentari..
66 keputusan Mentari...
67 Sebuah Rahasia...
68 kehamilan Vina
69 5 tahun kemudian...
70 Pertemuan yang tak terduga
71 Menerima ajakan Reyhan..
72 persiapan pernikahan...
73 Rasa cinta...
74 Ijab Kabul persi kedua...
75 Kabar duka...
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Keceriaan seorang gadis
2
Nasehat sang Ibu
3
Pertemuan yang tak di sangka.
4
Ketulusan seorang ibu
5
Bertemu lagi
6
Sebuah harapan
7
Ungkapan perasaan
8
memaksa perasaan
9
Memuji
10
bertemu yang tidak sengaja
11
Syok
12
Meminta izin..
13
Perjuangan..
14
Pahlawan malam..
15
Perasaan aneh..
16
Nomor iseng..
17
Mentari memberi harapan..
18
Kecewa
19
Cemburu..
20
Menolong..
21
Salah paham..
22
Ungkapan perasaan..
23
Patah hati...
24
Tantang Reyhan..
25
Menerima cintanya..
26
interogasi Vina..
27
Datang tiba-tiba..
28
Mengadu pada Mamanya..
29
Pinta Mentari...
30
Ancam Ibunya...
31
Mentari menghilang...
32
Ajakan makan malam...
33
Permintaan Vina..
34
Mengambil keputusan...
35
Curiga seorang ibu...
36
Rasa tak tega..
37
meyakinkan..
38
Memohon...
39
Kabar yang mengejutkan...
40
Kantin...
41
Sebuah tamparan yang menyakitkan...
42
Kabar tentang ibu...
43
Kaget sekaligus sakit..
44
Kabar duka...
45
Persiapan pemakaman sang ibu..
46
Wanita kuat...
47
Niat Reyhan...
48
Ajakan Reyhan..
49
Pamit....
50
Kali ini..
51
Pengganggu...
52
Ungkapan perasaan..
53
Berjuang mendapatkan restu
54
Undangan...
55
Acara pertunangan...
56
Mencari...
57
Berakhir hubungan...
58
Surat...
59
Pertemuan antara Mentari dan pak Bagas..
60
Rencana pernikahan...
61
Mencari lagi..
62
Flashback
63
Hari pernikahan...
64
Acara ijab kabul...
65
Kedatangan Mentari..
66
keputusan Mentari...
67
Sebuah Rahasia...
68
kehamilan Vina
69
5 tahun kemudian...
70
Pertemuan yang tak terduga
71
Menerima ajakan Reyhan..
72
persiapan pernikahan...
73
Rasa cinta...
74
Ijab Kabul persi kedua...
75
Kabar duka...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!