Posisi OSIS di Akademi Rania terbilang cukup spesial dan istimewa. Sebelum seluruh jajaran terbentuk, ketua dan wakil ketua yang terpilih dari pencalonan berpasangan, menunjuk anggotanya sendiri untuk dijadikan bagian dari OSIS. Tentunya, untuk menjadi anggota biasa, seluruh siswa dapat mengajukan diri untuk bergabung. Tetapi untuk posisi yang penting dan krusial, ketua dan wakil ketua sendirilah yang akan menunjuk siapa anggotanya.
Hal tersebut juga yang membuat jumlah anggota OSIS dari tahun ke tahun berubah dan lebih mengarah ke arah menurun. Untuk anggota sekarang, hanya ada dua orang kelas satu yang menempati OSIS, Rena sebagai Humas, dan Yuuki sebagai yang memegang jabatan bendahara.
“Bukankah penurunan anggota OSIS sudah biasa setiap tahunnya? Aku mendengar OSIS tahun kemarin juga mengalami hal yang sama, dan mereka berhasil menghadapinya. Mengapa kau menjadi khawatir sekali?”
“Karena keadaannya sedang tidak bagus dan berbeda dari tahun kemarin, Eza. Maka dari itu aku datang kepadamu.”
Eza menatap curiga mendengar pernyataan Rena mengenai OSIS yang katanya, keadaannya sedang tidak baik-baik saja.
Pertama, Eza sama sekali tidak pernah khawatir tentang OSIS. Selain karena memang tidak ada niatan untuk bergabung, OSIS di Akademi Rania sendiri adalah magnet bagi orang-orang yang ingin menguji kemampuannya. Atau, OSIS juga menjadi magnet bagi orang-orang yang ingin mempunyai koneksi untuk memudahkan mereka saat lulus dari SMA nanti.
Kedua, siapa pun yang terpilih menjadi ketua dan juga wakil ketua OSIS, mereka adalah siswa yang memiliki bakat luar biasa untuk menarik banyak orang menjadi pembantu mereka. Hanya dengan usaha yang ditambah sedikit, mereka bisa menemukan 5 sampai 7 orang untuk mereka rekrut ke dalam OSIS.
Ketiga, OSIS tahun ini sangat spesial karena diisi oleh dua orang yang menjadi bahan pujaan di seluruh sekolah. Mereka adalah dua orang gadis tercantik di antara seluruh kelas satu, dan juga mendapat posisi gadis tercantik di seluruh sekolah. Mereka sendiri sudah menjadi magnet bagi orang-orang untuk mendaftar menjadi anggota OSIS. Tapi tentunya hal itu juga bisa membuat masalah lain.
“Aku seharusnya bisa menebak kalau sebelum ini ada banyak sekali pendaftar, bukan? Apa yang terjadi dengan mereka?”
“Itulah yang menjadi masalah sekarang.”
“Bukankah dengan posisi kalian, dengan anggota tahun ini yang menurutku bagus dari segala aspeknya, akan banyak sekali cowok-cowok yang dengan senang hati mendaftarkan diri?”
“Aah ... Kalau masalah cowok, memang yang mendaftar sangat banyak. Ada beberapa juga yang sudah menjadi bagian dari OSIS. Tapi mereka semua mempunyai motif tersembunyi untuk masuk ke dalam OSIS. Yah, jika yang disembunyikan adalah hal yang baik, kami akan membiarkannya. Tapi kamu tahu, tidak semua orang itu baik, kan?”
Eza masih menatap serius, menangkap semua apa yang dikatakan oleh Rena. Sepertinya dia mengetahui motif tersembunyi apa dari para murid cowok yang mencoba menjadi anggota OSIS. Semua itu bisa ditebak dengan mudah, karena pada dasarnya sebagus apapun sekolahnya, tidak akan mudah membendung hasrat masa muda dari remaja SMA.
“Apakah kau mengatakan kalau motif mereka itu ... Tentang cinta? Mereka terobsesi sama yang namanya masa muda, terjebak yang namanya cinta, dan melupakan tugas mereka sebagai OSIS. Dan alasan mereka mengabaikan tugasnya adalah untuk mendekati kalian?”
Rena tersenyum bahagia mendengar jawaban Eza yang dengan cepat mengetahui pembicaraan yang dibangun Rena, “Memang hebat. Kau dapat menjawabnya dengan benar.”
Meski dipuji, Eza tidak merasa senang karena itu adalah taktik Rena untuk menariknya ke telapak tangannya. Jadi Eza mencoba untuk memutar dan bertanya kembali.
“Lalu bagaimana dengan anggota cewek? Seharusnya dengan cewek akan baik-baik saja, bukan? Mereka tidak akan terjatuh dalam yang namanya masa muda seperti cinta, karena OSIS kebanyakan adalah cewek juga. Dengan begitu, mereka akan fokus dengan tugas mereka. Apa yang terjadi dengan mereka?”
“Iya ... Kalau mengenai anggota cewek ... Mereka semua berhenti. ‘Aku tidak tahan berdekatan dengan kalian’, ‘rasa-rasanya aku bakal jadi cowok, deh’. Dan akhirnya memberikan surat pengunduran diri.”
Mendengar hal itu, Eza sama sekali tidak mengetahui apa yang harus ia katakan selanjutnya dan mengumpat di dalam hatinya, “Kayaknya murid-murid di sekolah ini lebih bodoh dari apa yang bisa dilihat.”
Tapi meski begitu, ia juga entah bagaimana bisa menebak situasi yang aneh didengarnya dari Rena.
Gadis-gadis yang ada di OSIS, yang saat ini ada di hadapannya, terlalu luar biasa dalam banyak hal. Mereka adalah dua gadis tercantik dan bagus dalam berbagai aspek lainnya. Oleh karena itu, jika dihadapkan oleh mereka berdua, meski berasal dari jenis kelamin yang sama, mereka juga akan merasa minder dan menganggap perbedaan levelnya terlalu jauh.
Yuuki juga merupakan gadis yang paling berbakat di antara gadis lain yang seangkatan. Dan Rena, ia merupakan putri dari yang sangat berbakat dan elegan. Jika para cewek terus berdekatan dan terus bersama mereka berdua, para cewek akan diperlihatkan perbedaan penampilan dan kemampuan yang jauh dari mereka berdua. Hati para gadis akan menyerah dalam sekejap.
Lalu mengenai cowok, Eza pikir mereka itu idiot tingkat lanjut. Hanya dengan modal tampang saja mereka pikir bisa mendapatkan cewek dengan mudah? Tapi yang namanya cowok tetaplah cowok. Banyak sekali motif tersembunyi mereka untuk bisa berdekatan dengan gadis yang mereka inginkan. Dan, mereka yang benar-benar memiliki hati murni untuk bergabung dengan OSIS dan melakukan pekerjaan dengan baik, secara perlahan, hati murni mereka akan dimakan oleh kegelapan melihat keterampilan gadis-gadis tingkat tinggi di OSIS.
“Maka dari itulah, aku mendatangimu ke sini dan menawarkanmu untuk menjadi bagian dari OSIS. Bukankah ini kesempatan yang bagus?”
Rena mengeluarkan senyum percaya diri yang cantik dan juga elegan setelah mengatakan itu. Tapi orang yang ada di sebelahnya justru menatapnya dengan cemberut.
“Tunggu, Rena. Aku tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua, tapi apa kamu yakin meminta Eza untuk masuk ke dalam OSIS?"
Rena masih menunjukkan senyum ala putrinya ketika mengalihkan pandangannya ke arah Yuuki.
“Hmm? Apa ada masalah tentang itu? Aku dan kamu bisa akrab dengan Eza, bukan? Aku tidak menemukan hal yang menghambat kita berdua dan OSIS di sini.”
Yuuki sedikit terkejut dengan penjelasan Rena yang ada sedikit benarnya. “Ya ... Tapi sebenarnya, aku dan Eza tidaklah terlalu akrab. Aku juga tidak mengetahui kalau kamu bisa mengetahui aku dan Eza berinteraksi.”
“Bukankah kamu dan Eza itu satu kelas?”
“Iya, memang ...” Yuuki memasang ekspresi rumit seolah-olah ada kesalahpahaman yang dilihat orang-orang mengenai dirinya dan juga Eza.
“Aku tidak tahu seberapa dekat hubunganmu dengan Eza karena kalian adalah teman masa kecil. Tapi ... Seperti yang aku katakan, aku tidaklah dekat dengan Eza. Yang aku lakukan hanyalah membuat ia agar tidak bermalas-malasan, dan dengan sifat yang seperti itu yang dimilikinya, aku ragu dia memiliki kemampuan yang cukup untuk OSIS.”
Rena tertawa pelan pada dirinya sendiri setelah mendengar ucapan Yuuki, “Kalau masalah kemampuan, maka Eza sama sekali tidak ada masalah dengan aspek itu. Dia lebih bisa dipercaya dari kelihatannya. Meskipun terlihat malas dan tidak peduli dengan sekitarnya, apakah kau pernah melihat Eza dalam sebuah masalah serius tentang akademiknya?”
“Tentu saja. Apa yang kamu bicarakan? Aku selalu memperingati dirinya untuk bisa serius dalam pelajaran.”
“Yang aku bukan maksud bukan seperti itu, Iroha. Yang aku maksudkan bukanlah kamu tentang memarahi dirinya, ya walau dia pantas untuk mendapatkannya. Tapi maksudku, apakah kamu pernah melihatnya di dalam kelas tambahan? Apakah kau pernah melihatnya dimarahi oleh guru selama satu semester kemarin tanpa kamu yang memarahinya?”
Yuuki mengembung sedikit pipinya, mengingat kembali ingatannya tentang Eza yang keadaan sebenarnya baik-baik saja jika dilihat lebih dekat. Mukanya semakin cemberut ketika menemukan fakta yang baru ia sadari setelah satu semester ia lewati.
“Apa yang kamu maksud ‘terlihat seperti itu’, hei? Apakah senang hati kau menjelaskannya?”
“Fufu~ kira-kira apa, ya? Siapa yang tahu tentang itu? Apakah ada yang tahu tentang itu? Bukankah itu membuatmu penasaran?”
“Ada apa dengan wajah penuh kemenangan itu? Jelaskan padaku!”
“Ah, mi nya sudah dingin. Lebih baik kita makan, Eza. Ah, sebelum itu, pikirkan baik-baik tawaranku untuk masuk ke OSIS, ok?”
“Tidak mau dan tidak akan pernah.”
“Fufufu~"
“Geh! Tatapanmu itu membuatku jengkel.”
Dikala Eza dan Rena saling melontarkan kata-kata mengejek mereka dengan gembira. Yuuki sudah masuk ke dalam pikirannya yang paling dalam. Mengolah kembali kata-kata dan juga fakta tentang kemampuan Eza yang sangat dipercaya oleh Rena sebagai teman masa kecilnya.
Memikirkan ada sesuatu yang diketahui oleh dirinya, entah mengapa membuat Yuuki merasa sedikit kesal dan menatap Eza dengan cemberut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments