Jangan Halangi Aku!

Di depan matanya, Eza melihat sesuatu yang harusnya ia tidak lihat dan juga ia hindari. Posisinya saat ini sudah dalam keadaan terkepung atau dalam permainan catur, bisa disebut dengan sekak mat!

Ah, aku ingat sesuatu yang seperti ini. Ini yang dinamakan orang-orang sebagai kejadian yang mengesankan itu, kan? Mimpi yang nyata itu!

Karena sudah sangat terpojokkan, di dalam pikirannya, Eza membuat alasan yang menurutnya masuk akal untuk bisa keluar dari keadaan hidup matinya.

Karena aku tadi sangat mengantuk, kesempatan untuk tiba-tiba tertidur tanpa sadar pastinya sangat tinggi. Untuk lebih memastikan, lebih baik aku lakukan sekarang.

Masih ditatap dengan tatapan yang sangat tajam, Eza yang sedang mencoba melarikan diri dari kenyataan, dengan santai ia mengangkat salah satu tangannya, menatapnya, dan mulai menghitung jari-jari yang menempel di tangan kanannya itu.

“Satu, dua, tiga, empat, lima ... Tunggu, ini salah. Coba deh aku hitung ulang. Satu, dua—“

Seraya Eza menghitung jari tangan kanannya, teman-temannya yang ada di kelas hanya merasa aneh melihat kelakuannya dan berbicara di dalam hati mereka, “apa sih yang dilakukan sama orang itu.”

“—empat, lima. Duh ... Kok, jarinya masih ada lima terus, sih?”

Eza yang terus menghitung jari-jarinya itu, kini tampak pucat saat hitungannya selalu menghasilkan lima angka dan tidak lebih.

“ ... Apa yang kamu sedang lakukan?”

Orang yang sedari tadi menatap tajam Eza dari dekat adalah Iroha Yuuki, gadis yang diberikan julukan Putri Salju oleh murid-murid di sekolah, dan juga mimpi buruk bagi Eza yang kini sedang menekan dengan auranya yang mencekam. Aura itu sangat-sangat kuat sampai seluruh orang yang ada di kelas, meninggalkan Eza sendiri di tempat duduknya, hanya bisa berdoa nyawanya tidak lenyap hari ini.

“O-ooh, Iroha ... Aku tidak melihatmu selama pelajaran tadi, Aku juga tidak melihatmu selama jam istirahat ini. Apakah kau baik-baik saja? Apakah ada urusan yang harus kau selesaikan? Apakah itu sudah selesai? Kerja bagus!”

“... Apa yang sedang kamu Lakukan?”

Pemandangan perkelahian antara dewi dan juga karakter sampingan sudah menjadi hal biasa di dalam kelas, karena memang bukan sebuah hal yang baru.

Saat ajaran baru saja dimulai dan semuanya baru mengenal satu sama lain, suasana di pojok kelas sudah seperti medan perang. Tidak ada satu pun yang mengerti mengapa pojokan kelas sudah menjadi tempat yang tidak nyaman. Tapi melihat perbedaan sifat yang kontras antara sang Putri dengan segala bakatnya dan karakter otaku dengan segala sifat sampahnya, membuat mereka berpikiran itu adalah hal yang alami.

Namun alasan yang sebenarnya dari semua persepsi yang ada hanya diketahui oleh Yuuki sendiri. Dia yang sudah berjuang sekuat tenaga untuk masuk ke salah satu sekolah terbaik di negara lain, merasa bangga pada dirinya sendiri.

Teman-teman sekelasnya yang mengagumi sosok dirinya, hanya ia anggap sebagai hadiah karena sudah bekerja keras, karena dari awal dia tidak menginginkan pujian dari siapa pun kecuali dirinya sendiri. Hingga pada akhirnya, semua kebanggaan itu mulai terusik ketika ia mengetahui ia satu kelas bersama dengan orang yang memiliki sifat pemalas dan tidak peduli dengan lingkungannya, duduk di sebelah mejanya.

Memang awalnya ia tidak memedulikan orang yang duduk di sebelahnya itu. Namun puncak amarahnya sudah tidak bisa terbendung kembali saat Yuuki diberikan tugas bersama dengan Eza.

Eza yang pemalas selalu membuat alasan, alasan yang sangat tidak masuk akal seperti, “nanti saja, ya! Ada anime yang harus aku tonton” dan mengerjakan tugasnya di saat-saat momen terakhir. Hal itu yang membuat darah Yuuki naik ke permukaan dan mendisiplinkan sifat Eza yang membuatnya dalam keadaan bermasalah.

Orangnya sendiri yang tiba-tiba dimarahi merasa kebingungan dengan perubahan sikap dari Yuuki. Jadi selama satu semester berakhir, ia selalu dihadapkan dengan rasa mencekam di tubuhnya dan mencoba melarikan diri dari kenyataan, sama seperti saat seperti ini.

“Aku tidak melakukan apa-apa, kok sumpah.”

Yuuki yang mendengar alasan dari Eza untuk melarikan diri, semakin menyipitkan matanya untuk mengintimidasi Eza.

“Lalu mengapa aku mendengar kata IROHA dan juga KERAS KEPALA, JUTEK, juga KASAR yang bersangkutan dengan sifat?

Kalau kamu tahu kenapa kamu nanya! Kamu sengaja ngelakuin ini, kan?! Iya, kan?!

Sambil memalingkan pandangannya, keringat mulai bercucuran dari pucuk kepala Eza. Saat ini pikirannya sedang berkutik dengan segala hadangan yang ada, menghabiskan banyak gula dan cadangan makanan tubuhnya untuk berpikir bagaimana caranya lolos dari situasi 1v1, hidup atau mati, dari sebuah monster kutub.

“Kamu tahu itu, kan? Errr ... Kamu tidak akan menyadari sesuatu kalau kamu sendiri tidak dapat menyadarinya. Aku berpikir kalau aku sudah berhasil melewati kesadaran yang tinggi seperti dan rasanya luar biasa. Ini ternyata memerlukan keterampilan yang sangat tinggi, huh. Gugup!”

“Mendadak apa yang kamu katakan ...”

“Maksudku, kau akan menyadari dirimu merasakan takut, gugup, atau semacamnya setelah momen menegangkan itu berakhir, bukan?”

“Jadi, apa ada hubungannya dengan itu semua?”

Eza membuat pose seperti seorang komedian yang membuat suasana lebay, namun serangannya gagal. Yuuki tetap tidak berkutik dan menginginkan alasan yang jelas dan dapat diterima mengenai apa yang didengarnya tadi.

“Apa yang sebenarnya kamu lihat di dalam laptop itu?”

Tidak ingin membuang waktunya lebih lama, Yuuki segera mendekat ke arah Eza duduk dan mengambil laptop yang ada di atas meja dan mulai membaca isi di dalamnya. Segera, alisnya terangkat satu dan ekspresi jijik langsung terlihat di wajahnya.

“Apakah kau tidak keberatan menjelaskan hal ini?”

Pikiran Eza langsung menangkap kesempatan emas yang muncul hanya beberapa persen itu. Ujung matanya meruncing, dan seakan ada bintang di sana, ia memberikan kode kepada dua temannya yang sudah mengkhianati, meninggalkan dirinya sendiri. Jangan salahkan diriku, kalian sendiri yang memulai ini!

“Tentu saja aku bisa menjelaskan! Dengar baik-baik, ya. Aku sama sekali tidak terlibat dalam pembuatan tulisan yang memalukan itu.”

“Ooh? ... Dan apa yang membuatmu sangat percaya diri dengan itu? Bisakah aku mendapatkan penjelasannya.”

“Tentu saja. Itu karena ... Laptop itu bukan milikku!”

Eza tertawa puas sambil melakukan gerakan memalukan yang biasanya ada di dalam anime fantasi di dalam hatinya.

Bagaimana! Itu sudah cukup menjelaskan, bukan?!

Yuuki yang menatap tajam matanya ke Eza mulai mengakhiri tindakannya. Matanya ia tutup dan mulai membuang napasnya dengan berat seakan melalui masa-masa yang sulit.

“Baiklah, aku percaya padamu. Tapi aku akan menyimpan laptop ini dan menghapus berkasnya.”

Eza yang walaupun percaya diri, masih merasa sedikit cemas jika alasan yang ia buat tidak dapat diterima. Karena bagaimanapun, tidak ada yang bisa mengubah fakta kalau dirinya mengatakan sesuatu yang buruk ke arah Yuuki. Tapi akhirnya ia bisa bernapas lega karena sudah dibebaskan dan tidak mendapatkan hukuman.

Hmm? Mungkinkah ia merasa malu kalau ada orang lain yang melihat cerita itu?

“Haaah ... Apa yang sebenarnya kamu lakukan? Menggunakan jam istirahat sangat lama sampai mengorbankan makan siang? Waktunya hanya tersisa 4 menit lagi untuk kamu bisa istirahat. Apa kamu tidak merasa lelah nanti?”

Di saat Eza memikirkan tentang mengapa ia bisa dengan mudahnya lolos dari situasi buruk. Otaknya tiba-tiba menangkap hal yang sangat jelas yang tidak boleh dilewatkan disaat Yuuki mengeluh sambil memegangi dahinya yang terasa sedikit sakit melihat kelakuan Eza.

“A-apa yang kamu bilang tadi?”

“Huh? Apakah kamu tidak merasa lelah nanti?”

“Bukan itu! Sebelumnya! Apa yang kau katakan sebelumnya?”

“Waktu istirahatnya hanya tersisa 4 menit lagi?”

Mendengar perkataan Yuuki dengan jelas sekali lagi, Eza dengan cepat kembali ke meja miliknya dengan tergesa-gesa dan tidak sabaran saat ia mulai merogoh dalam tasnya. Setelah menemukan apa yang dicari, segera Eza mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi game secepat kilat.

Yuuki yang melihat gerak-gerik perilaku anehnya itu, kembali mengangkat satu alis miliknya.

“Apa yang kamu lakukan? Sampai-sampai dengan beraninya mengeluarkan ponsel di saat pelajaran ingin di mulai, terlebih di hadapan diriku ini yang seorang anggota OSIS?"

“Aku tidak dapat disalahkan! Karena jika tadi waktuku tidak terbuang, aku tidak mengeluarkan ponselku sekarang.”

Yuuki yang masih melihat Eza dengan dingin menganggap yang dilakukan oleh Eza hanyalah sesuatu yang aneh.

“Memangnya hal penting apa yang membuatmu mengeluarkan ponsel di saat seperti ini?”

“Bukankah itu sudah jelas? Gacha harian dari event terbatas!”

“Aku sita ponselmu!”

Saat Yuuki mulai berjalan mengulurkan tangannya untuk mengambil ponsel milik Eza, yang bersangkutan melakukan aksi penghadangan dengan memasang pose stop!

“Tunggu sebentar! Sebentarrrr sajaaa!”

Dengan sekuat tenaga, Eza mencoba menghentikan Yuuki sambil melihat secara tajam ponselnya ke arah bawah dan melanjutkan gachanya lalu ...

“Uwoooooh! Bintang 5 Eresh! Aku dapat karakter bagus dari gacha gratis hanya dalam satu putaraaaan!”

Eza dengan keras meneriakkan suaranya ketika mendapatkan sesuatu yang langka, menghiraukan semua lingkungan di sekitarnya sampai ia melihat ke arah depan kelas ...

“Eza! Apa yang kamu lakukan! Bapak sita ponselmu!"

Terdapat guru yang sudah masuk kelas, siap untuk menyita semua kesenangan miliknya.

Yuuki yang sudah duduk di sebelahnya menatap kejadian itu dengan mengumpat, “idiot.”

Terpopuler

Comments

I Smile

I Smile

aku mampir kakak

2023-01-09

2

D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐

D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐

semangat terus ya. bagus pemilihan kata2nya

2023-01-03

1

Ursyi23

Ursyi23

Jahat banget yuki bilang Eza idiot 😂😂
Lanjut thor.
Semangat terus ya 💪

2022-12-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!