Ketakutan

***

"Ibu ... Anna takut!" Gadis kecil itu hanya dapat menarik lutut serta menunduk pasrah. Tangisnya pecah saat mobil ibu Anna sudah menghilang di ujung jalan.

"Hei .. Hei ... bangun jangan menangis lagi!" Suara yang sudah tidak asing itu membuat Anna mendongak. Melihat ke atas dan mendapati Hero tengah berdiri di hadapannya.

"Ka-kakak?" Gadis kecil itu mengangsur tubuhnya ketakutan. "Jangan ke sini! Anna tidak mau bermain dengan kakak lagi. Anna takut di marahi ibu. Pergi ... pergi! Tolong pergi dari sini, Kak. Nanti aku tidak dapat uang kalau ada Kakak."

"Maaf. Kamu pasti takut sekali, ya. Tenang saja, aku akan memberimu uang yang banyak nanti." Hero berjongkok serta mengusap rambut kepala Anna yang basah kuyup oleh keringat. Ia merasa bersalah karena sejak tadi hanya bersembunyi saat melihat Anna dipukuli oleh ibunya. "Maaf karena aku tidak dapat menolongmu dari orang jahat itu, suatu saat pasti aku akan membantumu lepas dari siksaan itu," lanjutnya.

"Siapa yang tersiksa? Itu ibu Anna. Dia tidak jahat!" Gadis itu menatap protes.

Mendengar si kumel itu bicara, wajah Hero berubah geram. "Kalau dia ibumu tidak mungkin menyuruh anaknya mengemis Bocah bodoh. Mending kamu ikut aku, ibuku baik, dia pasti suka kalau aku membawamu pulang ke rumah."

"Tidak mau!" Anna berdiri. Ia menyentak cekalan Hero pada lengannya.

Ternyata tawaran baik Hero tidak mendapat sambutan sama sekali. Anna justru histeris ketakutan begitu Hero berkata ingin mengajaknya pergi dari tempat itu.

"Ikut aku saja Anna. Ngapain kamu tinggal dengan nenek sihir itu? Jika kau denganku hidupmu akan lebih menyenangkan. Kau pasti ingin sekolah, 'kan?"

"Tidak! Anna tidak mau ikut Kakak! Pergi ...pergi!" Anna makin histeris. Hero masih berusaha memaksa dan menarik gadis itu agar mau diajak kabur dengannya. Sampai tak sadar, sebuah mobil berhenti tepat di belakang punggung mereka. Seseorang turun dari mobil dan membuat suasana menjadi hening seketika.

"Oh, bagus! Ternyata ini teman barumu anak nakal?" Suara menyeramkan itu tiba-tiba hadir menggelegar. Tak pernah terbayangkan di otak gadis kecil itu, kalau ibunya akan kembali dan melihat kejadian ini.

"Ibu ..." Anna menangkis tangan Hero yang sedari tadi memeganginya. Ia makin takut dan terkejut sampai tak tahu harus berkata apa lagi.

Ternyata ibu Anna tidak benar-benar meninggalkan Anna, ia sengaja pergi untuk memancing Hero keluar. Tanpa mereka berdua sadari, sebenarnya ibu sudah tahu bahwa ada Hero yang sejak tadi mengintip dari kejauhan.

"Siapa namamu anak muda?" Ibu Anna mendekat ke arah Hero. Pria muda itu membalas tatapan bengis ibu Anna tanpa ada rasa takut-takutnya sama sekali.

"Nama saya Hero, saya akan melaporkan Anda ke polisi karena sudah mempekerjakan anak kecil di bawah umur!" ancam Hero dengan tegas.

Ibu Anna tertawa sumbang seraya mencengkram dua kerah baju Hero. "Nyalimu sangat besar ya anak muda! Tapi sayang, dunia tak membutuhkan manusia sok pahlawan sepertimu! Di tempat ini ada banyak sekali anak yang dijadikan pengemis oleh orang tuanya, jika ingin menjadi pangeran kesiangan lebih baik cari target lain saja. Karena anakku melakukan pekerjaan ini atas dasar kemauannya sendiri. Iya 'kan Anna sayang?"

Anna kecil hanya mampu menangis kuat-kuat. Ia kasihan dengan Hero, tapi ia tak mungkin membantah ucapan ibunya.

Terpopuler

Comments

Emi Wash

Emi Wash

karna anna ga punya siapa2 cm si lampir itu yg dia punya

2023-01-02

0

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

hadewwwww

2022-12-09

0

karim Ok

karim Ok

aduhhh Ana..ngebangkang kek ..gpp kok

2022-12-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!