"Anak kecil?" seru Hero seraya memperhatikan badan anak yang kecil itu yang kumel dan tampak menjijikkan dengan bola mata melebar heran. "Apa yang kamu lakukan di tempat ini anak kecil?"
Gadis kecil bernama Anna itu hanya tertunduk takut seraya melirik-lirik kotak bekal Hero yang masih tergeletak di bawah pohon dengan tutup terbuka.Ia memang sering sekali mengunjungi tempat ini menjelang waktu sore hari.
Biasanya, di taman ini banyak sekali anak sekolah yang mampir hanya untuk memakan bekal siangnya yang kelewat. Tak jarang mereka meninggalkan sisa atau malah membuang semua bekalnya karena tak suka dengan menunya.
Lalu, setelah para anak sekolah itu pergi, Anna akan datang mengambil sisa bekal mereka yang tak termakan dan berjajar di bangku taman atau pun di bawah pohon. Tak jarang ia mendapat sepotong roti utuh atau setenganya. Sebuah berkah untuk gadis kecil malang yang tengah kelaparan.
Anna suka itu, ia selalu menyempatkan diri mampir di tempat ini sehabis ngemis demi mencari makanan sisa untuk mengganjal perutnya yang seharian tak di isi.
"Kamu lapar?" Hero berkata kembali setelah memahami bahwa gadis itu tengah memperhatikan bekal makanannya yang masih tergeletak di bawah pohon sana.
Melihat gadis kecil itu sepertinya tidak berbahaya, akhirnya ia berbalik mengambil kotak bekal siangnya. Pemuda itu sedikit merasa bersalah saat melihat Anna mulai menangis sesenggukan dengan wajah merah padam.
Hero menghampiri gadis itu. Kali ini ia berjongkok untuk mensejajarkan posisi mereka berdua.
"Apa kamu akan menangkap dan memberikanku pada petugas keamanan?" tanya gadis kecil itu seraya mundur dua langkah. Alasannya bersembunyi di semak-semak karena ia adalah seorang pengemis. Dan pengemis dilarang masuk di kawasan taman ini.
"Tidak! Aku tidak kenal dengan petugas yang bekerja di tempat ini. Ayo ikut aku duduk, nanti kuberikan bekal makanan siang ini untukmu." Ia menjabat paksa tangan mungil gadis itu. "Namaku Hero! Siapa namamu?"
"A-Anna," jawab gadis kecil itu tergugu-gugu.
"Baiklah Anna! Aku tahu kamu lapar." Tanpa basa-basi Hero menggendong anak kecil bertubuh kurus itu hingga baju seragamnya ikut kotor akibat terkena debu yang menempel di baju lusuh anak itu. Ia kembali duduk di bawah pohon dengan posisi memangku tubuh kecil Anna di atas pahanya.
"Sebentar!" Ia meraih dua tangan Anna. Lantas menjabarkan dua telapak tangan kecil itu sambil meraih tisu basah dari dalam tas. "Tanganmu kotor sekali. Kuman akan mudah masuk ke tubuhmu jika kotor seperti ini."
Setelah memastikan tangannya bersih, Hero segera memberikan sepotong sandwich kesukaannya pada gadis kecil itu.
Namun Anna terdiam dan hanya memandangi sandwich di tangannya. Ia tampak ragu-ragu saat hendak memakan makanan menggiurkan itu.
"Kenapa tidak dimakan?" Anna hendak memotong sandwich itu menjadi dua bagian. Namun buru-buru Hero menahan aksinya.
"Makanan ini tidak enak! Aku sudah kenyang, makanya kuberikan ini untukmu!"
Refleks Anna mendongak. Menatap dagu Hero dengan mata berbinar. "Benarkah?" tanya gadis itu antusias.
Setelah pria muda itu tersenyum seraya menganggukkan kepalanya, ia baru berani melahap sandwich itu.
Menggemaskan sekali si anak kecil ini. Apa mereka memang polos dan bodoh begini, pikir Hero.
Hari ini Hero merasa bahagia karena bertemu dengan sosok pengemis kecil bernama Anna. Ia bahkan mengajak Anna jalan-jalan di sekeliling taman dan membelikan Anna es krim.
Awalnya gadis kecil itu takut karena ada satpam yang berjaga di taman itu, namun setelah Hero menjelaskan bahwa ia akan aman jika bersama Hero, akhirnya Anna menyetujui ajakannya.
Sampailah mereka di ujung perempatan. Anna melepas gandengan tangan Hero dan berjalan menuju tiang lampu. Tempat di mana ia biasa mengemis di sana.
"Terima kasih Kakak baik sudah mau antar Anna sampai di sini. Kakak pergi saja, nanti ibuku akan datang menjemput Anna ke sini."
"Ya sudah kalau begitu! Kakak pergi dulu ya. Sampai jumpa gadis jelek." Satu tepukan lembut melayang di puncak rambut Anna yang hampir tidak pernah dikeramasi. Meskipun awalnya harus menahan napas karena kondisi Anna bau dan jijik, namun perlahan Hero mulai terbiasa.
Ibu kandung Anna memang sengaja membuatnya jadi seperti itu. Tujuannya agar Anna terlihat kumal dan mendapat banyak belas kasih dari orang yang melintas di jalan itu.
***
Lagi gak? Sedih ya? awal-awalnya emang agak melow. Tapi bab novel ini emang gak banyak. Yang mau nambah jangan lupa kasih dukungan bintang buat novel ini ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
menyedihkan
2022-12-09
0
karim Ok
hmmmmm Ana
2022-12-09
0
Nila
sedih
2022-12-08
0