Bening membeku, senyum yang tersungging di bibirnya kini menghilang entah kemana.
"Kenapa ada orang di dalam, Ya Tuhan,,, mau ditaruh di mana mukaku." Wajah Bening nampak memerah karena malu.
Begitu kaca jendela terbuka seluruhnya, nampak raut wajah yang tampan mempesona. Rahangnya yang tegas juga tatapan mata yang tajam menguarkan hawa dingin. Seakan menatap Bening dengan mengejek.
Ujung jari tangan Bening gemetaran, jantungnya sekarang berdetak dengan cepat.
"Disini tidak membutuhkan pelayanan lagi, Nona!"
Pria itu sengaja menekan kata pelayan, menunjukkan betapa jijiknya ia melihat Bening sekarang.
Meskipun tatapan matanya merendahkan, namun suara itu mampu menghipnotis Bening, terasa merdu di telinganya. Membuat debaran di hati Bening semakin menjadi.
Rasanya suara itu sedikit akrab di pendengaran nya. Rasanya ia pernah mendengar suara itu, tapi di mana, otak Bening seakan berpikir untuk mengingat ingat sesuatu. Namun,,,
"Pelayan!"
Bening kini tersadar, ia pun membelalakkan matanya, amarah pun naik ke ubun ubunnya.
"Apa yang anda katakan? Pelayan?"
Siapa pun bisa mendengar pria itu merendahkannya. Meski suara yang keluar sangat merdu, tapi kata katanya cukup menyakitkan. Rasanya Bening ingin menyobek mulutnya itu.
"Memang dia siapa?"
"Pelayan kepalamu, kamu itu yang pelayan di keluargamu!" Geram Bening dalam hatinya.
Mulanya ia ingin marah dan melontarkan kata kata kasar, namun di urungkannya. Ia pun tersenyum manis meski tidak rela.
"Oh? Tuan tampaknya salah paham, saya tidak menjadi pelayan, tapi mencari pelayan!"
Sambil berbicara, ia sengaja menatap pria itu dari atas sampai bawah dengan tatapan merendahkan.
Tidak hanya itu, ia pun mengeluarkan uang dari dalam tasnya, mengipaskan di depan wajahnya seakan ia ingin membeli seorang pelayan.
Dengan suara dingin ia pun berkata," sangat disayangkan Tuan, anda tidak masuk dalam kriteria pelayan saya." Dengan penuh percaya diri Bening menyedekapkan tangannya.
"Memangnya kenapa kalau dia tampan, salah sendiri beraninya memandang rendah diriku." gumamnya dalam hati.
Pria itu terlihat jelas tidak berekspresi dengan omongan Bening, wajahnya terlihat datar datar saja.
Dia hanya mengangkat alisnya dengan dingin, mengatupkan bibirnya,"bagus sekali, aku juga tidak menyukai wanita yang tidak jelas."
"Wanita tidak jelas?"
"Beraninya ia mengataiku wanita tidak jelas?!
Bening memelototkan matanya. Bagus sekali, pria ini sudah membuatnya benar benar hilang kesabaran.
Apa yang dimaksud dengan wanita tidak jelas? Apa salah dia, hanya meminjam kaca jendela saja harus mendapatkan penghinaan ini.
Bening mengeratkan giginya, memandang pria yang tanpa ekspresi. Wajah pria itu begitu mulus tanpa ada keriput disana. Semakin dilihat semakin membuatnya muak. Emang kenapa kalau tampan, ia bisa menindas orang sesuka hatinya? Apa karena ia kaya bisa berbuat sesuka hatinya?
Tangan Bening sudah gatal ingin rasanya mencabik cabik wajah pria itu, sebelum kaca jendela itu tertutup ia sudah mengambil keputusan yang bisa di bilang cukup berani.
Dia tersenyum, tiba tiba membungkuk mendekat kearah jendela mobil, berpura pura dengan raut wajah menggoda. Dia meletakkan salah satu tangannya di jendela mobil, menghalangi pria itu menutup mobilnya.
Tersenyum manis dan mengulurkan tangan satunya, sebelum pria itu bereaksi,,,
Tangan Bening sudah memegang wajah tampan yang mempesona tiap kaum hawa itu. Lalu,,,
"Plak,,, plak,,, plak,,,"
Bening melayangkan tiga tamparan keras di wajah pria itu. Hingga wajahnya kini memerah terkena jemari Bening yang menamparnya dengan keras.
"Wah,,, Kakak. Ku lihat kamu begitu merawat wajahmu hingga tidak ada kerutan sama sekali, atau kamu melakukan operasi plastik di Korea ya?"
Bening tersenyum angkuh, menggosok wajah pria itu dengan kasar. Dia masih berkata," seluruh saraf di wajah ini sepertinya lumpuh, semakin di lihat semakin menakutkan. Kalau begitu akan aku tunggu sampai kakak mengalami urat saraf wajah ini benar benar lumpuh, dan aku akan datang lagi untuk menjagamu, bye."
Bening sangat puas bisa mempermainkan pria itu, ia sengaja memanggil kakak dan menekankan kata menjaga seakan pria itu adalah simpanan.
Sebelum pria itu marah dan membalasnya, Bening menarik tangannya. Aura dingin dan suram nampak di wajah pria itu.
Membuatnya menggigil gemetaran. Dia sudah tidak berani beradu pandang dengan sepasang mata yang berkabut. Seakan mengikuti nalurinya, ia bergegas pergi dari tempat itu.
Jantungnya berdetak kencang, menikmati betapa indahnya balas dendam. Dia tidak berani berbalik untuk melihat ekspresi dari pria itu. Dia terus melangkah ke dalam hotel.
Di lantai 3 hotel.
Bening melangkahkan kakinya menuju tempat perjamuan. Berbagai macam wangi parfum bermerk mahal telah bercampur padu disana.
Tempat acara yang besar, para tamu berpakaian sangat mewah, bisa dilihat dari merk terkenal juga dari desainer ternama. Ini acara jamuan untuk kelas atas.
"Bening, akhirnya kamu datang!"
Hendra melihat ke belakang dan melihat wanita yang berdiri di pintu acara.
Dengan cepat ia pun menghampirinya, ia nampak terpesona dengan penampilan Bening.
"Pak Hendra." Bening tersenyum dan mengangguk.
Rasa tidak nyaman juga was was tiba tiba saja menyelimuti hatinya. Seperti ada firasat sesuatu akan terjadi, tapi apa?
"Bening, malam ini kau sungguh cantik. Tidak salah aku memilihmu, jangan kecewakan aku." Senyuman culas jelas terbit di bibir pria itu.
bersambung🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi
😲wah bening berani amat ya menampar laki2 yg gk dikenal itu, walaupun tindakan Bening benar krn dia dihina, gk seharus ya olang kaya seperti itu
semangat bening 💪💪
2024-04-25
1
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
Sepertinya Bening mau di jadikan umpan ini
2023-01-07
2
༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐
Hendra terpesona dengan penampilan Bening yg tadi malh dianggap pelayan🤭
2023-01-07
2