Bab 2

Setelah kejadian malam itu, Bening tidak pernah lagi datang ke villa.

Asisten Mira berkata, jika Bening belum hamil juga setelah malam itu, maka akan diatur pertemuan selanjutnya. Bening hanya disuruh beristirahat, menyiapkan kondisinya untuk rencana selanjutnya.

Suasana di kampus pada akhir pekan sama seperti biasa, angin berhembus sepoi sepoi ke arah danau.

Teman teman kuliah terlihat bahagia dengan bersenda gurau satu sama lain. Menyisakan luka di hati Bening, andai ia bisa seperti itu. Namun semua hanya mimpi yang tidak akan terwujud.

Bening duduk sendiri di bangku tepi danau. Sedikit rasa frustasi perlahan hinggap di hatinya. Dia sangat berharap bisa seperti dulu. Meski hidup susah, setidaknya ia masih bisa memperjuangkan kebahagiaannya.

"Bening!"

Terdengar suara seseorang memanggilnya. Ia pun menoleh ke arah sumber suara. Sesaat ia mematung melihat seorang pria kini berjalan kearahnya. Tanpa ia sadari, kini manik matanya mengeluarkan embun yang siap untuk jatuh, namun ia tahan.

Faby, laki laki paling tampan di kamus, menjadi idola tiap mahasiswi, tidak hanya karena ketampanannya namun juga karena kepintarannya.

"Kenapa kamu menghindariku?"

Kini pria itu sudah berdiri tepat dihadapan Bening.

Bening merasa panik melihat tatapan pria di depannya."Aku tidak menghindarimu."

"Ku dengar kemarin ada mobil mewah yang menjemputmu, apa itu benar? Ada kabar jika terjadi sesuatu dengan keluargamu, apa kau butuh bantuanku?"

Faby duduk di sebelah Bening, kini mereka menjadi pusat perhatian teman teman sekampusnya.

Dan itu membuat Bening tidak nyaman.

"Tidak, terimakasih." Bening sedikit menggeser duduknya.

Faby terlihat sedikit emosi, ia pun menggenggam tangan Bening dengan erat. "Bening, kenapa akhir akhir ini kau terlihat asing bagiku, jika ada masalah berbagilah denganku, mungkin aku bisa membantumu!"

Jari jari Bening sedikit bergetar,"Faby, jangan seperti ini,,,"

Bening berusaha melepaskan genggaman tangan Faby. Itu membuat pria itu sedikit kecewa.

"Apa semua ini berhubungan dengan mobil mewah yang menjemputmu kemarin? Awalnya aku tidak percaya dengan rumor yang beredar kemarin, tapi melihat sikapmu sekarang aku,,, apa itu benar jika kau menjadi simpanan,,," Faby tidak melanjutkan katanya, ada rasa sesak yang menghantam dadanya saat ia mengatakan semua.

Bening sedikit terlonjak, ternyata masalah kemarin sudah tersebar ke seluruh kampus. Bening pun tersenyum pahit, ada rasa sakit yang teramat saat ia melihat tatapan Faby yang tersirat kekecewaan di sana.

Bening pun menarik nafas dalam dalam, lalu bangkit dari duduknya." Faby, aku ada kelas, aku permisi."

Bening pun membalikkan tubuhnya berniat meninggalkan tempat itu namun tangannya di tahan Faby.

"Apa kamu sedang menghindariku, apa rumor itu benar?"

Bening tidak dapat menjawab pertanyaan Faby, ia hanya terdiam dengan rasa sakit di hatinya seakan tertusuk oleh ribuan belati, membuat tubuhnya bergetar, sebisa mungkin ia menahan kristal kecil yang akan terjatuh dari pelupuk matanya. Ia pun terpejam agar kristal itu tidak tumpah sekarang.

"Bening, kenapa kamu diam saja? Apa selama ini kedekatan kita tidak berharga di hatimu? Apa aku yang terlalu meninggikan hubungan kita selama ini?"

Bening membuka matanya, menatap lekat wajah tampan yang selalu mencuri pikirannya. Seakan ingin membingkai wajah itu menaruhnya dalam relung hati yang terdalam.

Faby, pria yang telah mencuri hatinya sejak SMA, menjadi kepercayaan dan kerinduannya. Ia bagai matahari yang selalu menyinari hati juga harinya, namun ia sadar, matahari itu tidak bisa ia gapai, hanya menyisakan kesakitan yang teramat dalam di hatinya.

"Bening, katakan jika semua rumor itu bohong. Jangan diam saja!"

Dengan senyum yang menghiasi bibirnya, akhirnya Bening mengatakan," Faby, lupakanlah aku, maaf ,,,"

Meski hati bagai di hujami ribuan panah, Bening mencoba menyembunyikan luka hatinya. Tidak ada yang tahu, seberapa banyak keberanian yang di perlukan untuk menolak orang yang sangat dicintai.

Bening segera berlari meninggalkan Faby sebelum air mata itu benar benar terjatuh.

"Bening,,'

Faby hanya bisa menatap punggung Bening yang semakin menghilang dari pandangannya, berteriak dengan perasaan sedih.

Bening berlari dengan tubuh bergetar sampai ke toilet. Disana ia menumpahkan semua air matanya. Setelah dirinya merasa tenang, ia pun mengeluarkan testpack dari tasnya yang sudah ia siapkan sebelumnya.

Tubuh Bening bergetar saat ia melihat ada dua garis merah di tes kehamilan tersebut.

"Aku hamil,,," ucapnya bergetar.

Jarinya tanpa sadar membelai perutnya. Air matanya kembali deras mengalir. Benar benar ada kehidupan di dalam rahimnya.

Kini perasaannya bercampur aduk, antara sedih dan bahagia. Namun ia sadar, anugerah ini hanyalah sementara dalam hidupnya. Setelah memenangkan diri, ia pun keluar dari toilet juga kampusnya.

******

Sembilan bulan kemudian, Singapura.

Diruang persalinan, Bening sudah siap untuk melahirkan.

"Bening, ayo ikuti kataku, jangan takut!"

"Dokter Ana, tolong aku, ku mohon tolong aku,,,"

Wajah Bening di penuhi dengan keringat, tangannya menggenggam kuat brankar untuk menyalurkan rasa sakitnya.

Perutnya terlihat besar dari wanita hamil pada umumnya, karena ia hamil kembar. Karena ini, rasa sakitnya lebih dari persalinan normal biasanya.

"Jangan khawatir, aku akan menolong mu, Bening."

"Tarik nafasmu, lalu mengejan setelah merasakan kontraksi lagi."

"Ahhhh,,,"

Bening berteriak dengan rasa sakit yang luar biasa.

"Oee,,,oee,,," tangisan bayi terdengar memenuhi ruangan.

Dokter Ana menggendong seorang bayi mungil di tangannya.Ia meletakkan bayi tersebut di dada Bening.

"Selamat Bening, dia laki laki."

Bening terharu melihat putranya yang bergerak aktif di dadanya, ia pun menitikkan air mata.

Sembilan bulan lebih mengandungnya hingga melahirkannya. Kini rasa kehilangan benar benar menyelimuti hatinya. Sungguh ia tak rela menyerahkan darah dagingnya sendiri pada orang yang tidak di kenalnya, meskipun ia ayah biologis dari bayinya.

Setelah mendengar suara tangisan bayi, seorang perawat memasuki ruang bersalin. Ia pun mengambil bayi tersebut.

"Sesuai dengan perjanjian, Nona Bening kami harus membawa bayi ini pada Tuan Muda."

Bening hanya bisa menatap kepergian putranya dengan tidak rela.

"Ku mohon, rawat ia dengan baik,,," Air mata kini membasahi pipinya.

"Itu sudah pasti, dia adalah darah daging dari Tuan Muda, uang sudah di transfer ke rek Nona Bening, untuk kedepannya jangan memikirkan hal ini lagi!"

Perawat itu pun meninggalkan ruang bersalin.

"Bayiku,,," Bening menggenggam erat selimut yang masih ada noda darahnya. Air mata semakin deras mengalir, rasa sakit berpisah dengan buah hati siapa yang akan tahan.

Di sela Isak tangisnya, ia merasakan perutnya berkontraksi lagi.

"Ayo Bening, tarik nafasmu dalam dalam lalu mengejan lagi." Titah Dokter Ana yang diikuti oleh Bening.

"Ayo Bening, tarik nafasmu lagi, ayo sayang kamu pasti bisa,,,"Dokter Ana memberikan semangat untuk Bening.

"Aahhh,," teriak Bening kuat di sisa sisa tenaganya.

"Oee,,, oe,,, " tangis bayi terdengar di ruang bersalin tersebut.

"Selamat sayang,,, dia juga laki laki."

bersambung🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi

ᴳᴿ🐅ᴹᴿˢ᭄𝕬ⁿᶦᵗᵃₚᵣₐ𝒹ᵢₜₐ🤎𝓰ₐₙⱼi

selamat ya Bening akhir ya km melahirkan secara normal bayimu, walaupun sedih banget salah satu anakmu di ambil ayah biologis ya
tp km masih punya satu anak laki2 lagi
apa pria kaya itu gk tahu ya klo Bening puya anak kembar 🤔

2024-04-25

1

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

cuma satu bayi yg diambil

2023-01-07

2

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

༄👑💗e¢¢e ρтħš αямч💗👑࿐

Haah baby twins topcer bener cebongnya langsung kembar

2023-01-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!