Flora memberanikan diri untuk melangkah maju ke arah pria yang mirip dengan kekasihnya itu dengan wajahnya yang telah di basahi air mata.
"Victor," suara panggilan Flora dengan mata berair.
Mendengar ada suara panggilan, Wallace menoleh ke arah suara itu berada, di saat Wallace melihat Flora yang asing baginya dia menatap penuh dengan penasaran, seorang gadis yang sedang menatapnya dengan penuh kesedihan..
"Victor, akhirnya kau kembali, ke mana saja dirimu selama ini? kenapa menghilang selama lima tahun, aku masih berharap kepulanganmu," ucap Flora yang berlari ke arah pria itu dan memeluknya dengan erat.
"Sudah Lima tahun kau pergi begitu saja, aku sangat merindukanmu selama ini, kenapa kau tidak datang mencariku?" sebut Flora yang menangis dengan histeris sambil memeluk Wallace.
Bukannya menjauhi tapi Wallace malah terdiam dan membiarkan gadis yang dia tidak kenal itu memeluk dan menangis dengan histeris. ia merasa aneh dengan perasaannya.
"Victor, jangan pergi lagi! aku tidak bisa tanpamu. kita akan mulai dari awal." kata Flora yang menangis tanpa berhenti.
Setelah beberapa menit kemudian Flora melepaskan pelukannya dan mencium bibir pria itu.
Wallace yang dicium oleh gadis itu membulatkan mata besarnya, karena pertama kali dalam hidupnya seorang wanita yang berani menciumnya.
Flora mencium bibir Wallace tanpa melepaskannya, sementara Wallace yang biasa menjauhi diri dari wanita kini malah hanya pasrah.
"Ciuman ini seperti?" batin Wallace.
Tidak lama kemudian Wallace pun menjauhkan dirinya dengan mendorong Flora menjauh darinya.
"Anda sudah salah mengenal orang, aku bukan orang yang kau cari," ucap Wallace yang mendorong gadis itu.
"Victor, ada apa denganmu? aku adalah tunangamu, Flora," katanya dengan menangis histeris.
"Anda salah mengenal orang, aku bukan tunanganmu," sebut Wallace yang melangkah pergi ke arah lain.
"Viktor, ada apa denganmu? apa kau ada kesulitan lainnya sehingga kau berpura-pura tidak mengenalku?" tanya Wallace yang ikuti langkah pria itu.
"Jangan mendekatiku! apa kau ingin mengunakan cara ini mengodaku? oleh karena itu kau mengunakan trik ini, trik yang sangat murahan," bentak Wallace yang menghentikan langkahnya.
"Victor, apa yang kau katakan? kau mengalami kecelakaan di kapal dan aku telah mengira kau sudah meninggal dan hari ini kau malah berpura-pura tidak mengenalku, kenapa kau begitu kejam padaku?" sebut Flora dengan histeris.
"Alasan yang luar biasa, tidak sedikit wanita yang mengunakan trik untuk mendekatiku, jangan mengira tangisanmu itu bisa membuat ku kasihan padamu," kecam Wallace.
"Tuan Joseph," suara panggil Luiz yang muncul di sana.
"Tuan Joseph, nona ini ?" tanya Luiz yang melihat ke arah Flora
"Coba kau ulangi lagi ucapanmu!" bentak Flora dengan menatap kecewa ke arah Wallace.
"Tidak perlu bersusah payah mengunakan cara tipuan ini untuk mendekatiku, air matamu tidak berguna bagiku, banyak wanita mendekatiku hanya demi uang, dan aku tidak akan memberi uang untukmu," balas Wallace dengan tatapan kesal.
Plak..
Tamparan dari Flora yang mengenai wajah Wallace.
Tamparan yang dilakukan oleh Flora tentu saja mengejutkan bagi Luiz, atasannya selama ini tidak ada yang berani melawannya selama ini kini malah di tampar oleh wanita asing.
Sementara Wallace bukannya marah melainkan merasa muncul perasaan yang aneh terhadap gadis itu.
"Victor, selama lima tahun kau menghilang tanpa kabar, aku mengira kau sudah meninggal akibat ledakkan kapal di saat kau ingin kembali ke Boston, aku merindukanmu setiap saat selama lima tahun ini, dan aku sangat gembira di saat melihatmu lagi, tapi semua ucapanmu malah membuat hati ku sakit, aku tidak menyangka kau sudah berubah, dengan mengunakan cara ini untuk membuangku, kau sangat hebat, kau bukan lagi Victor yang ramah dan bersikap lembut, kau sudah berubah," kata Flora dengan mengeluarkan air matanya tanpa berhenti.
"Nona, ini ada kesalahpahaman, tuan kami bernama Wallace bukan Victor," jelas Luiz.
"Iya, dia pintar menyamar menjadi orang lain hanya demi ingin membuang tunangannya yang bodoh ini, kalau saja aku tahu niatmu maka aku akan membuang jauh-jauh kenanganmu itu," ketus Flora.
Di saat Wallace melihat tangisan Gadis itu dia merasakan kepedihan di hatinya dengan tatapan dalam ke arah Flora.
"Victor, jika ini yang kau mau aku akan pergi, kau bukan lagi Vixtor yang dulu baik padaku, kau bukan dia lagi," kata Flora dengan rasa kecewa yang mendalam dan meninggalkan pria itu.
Wallace yang melihat air mata Gadis itu ia merasakan sakit di hatinya, secara tiba-tiba merasakan ada perasaan familiar terhadap Flora.
"Tuan Joseph, anda tidak apa-apa? dia begitu berani menamparmu tadi?"
"Tidak ada apa-apa, aku sudah lelah mari kita.pergi!" kata Wallace yang berjalan ke arah lain.
"Baik, Tuan Joseph," jawab Luiz dan kemudian ikuti langkah atasannya itu.
Flora berlari tanpa berhenti dengan sambil menangis mengingat semua perkatan pria tadi, setelah tiba suatu tempat Flora pun menghentikan langkahnya.
"Wallace, kenapa kau begitu kejam padaku? jika ingin berpisah maka katakan saja kenapa mengunakan cara ini untuk menyakitiku? apa salah ku sebenarnya? apa salahku sebenarnya?" batin Flora dengan menangis histeris.
"Lima tahun aku mengira kau sudah meninggal, ternyata kau masih hidup tapi kau telah berubah, dan tidak berniat untuk mencari ku dan pergi begitu saja, apa yang membuatmu begitu kejam terhadapku? apa desakan dari keluargamu atau kau sudah menikah?" gumam Flora dengan hati yang terluka.
Setelah menangis selama setengah jam Flora pun berjalan menuju ke rumahnya dengan berlinang air mata dan kekecewaan yang sangat mendalam.
Sementara Wallace kembali ke rumah pulau yang dia sewa untuk sementara, dengan kejadian tadi bukannya membuat dia kesal melainkan rasa iba di hatinya.
Di malam itu Wallace berdiri di jendela memandang ke arah laut sambil mengingat kejadian tadi siang.
"Siapa dia? kenapa aku malah merasa dia sangat familiar? padahal aku belum pernah bertemu dengannya" batin Wallace sambil mengingat tangisan gadis itu.
Sepanjang malam Wallace hanya berdiri di jendela sambil menghabiskan minuman anggur yang dia bawa dari kota, dengan pikiran yang kusut karena wajah gadis itu muncul di dalam pikirannya.
Kemudian dia duduk bersandar dengan menarik nafas yang panjang, perasaan binggung dan aneh serta merasakan sedih campur menjadi satu.
"Kenapa aku bisa membayangkan dia terus? dia bukan wanita pertama yang mengoda ku, selama ini aku merasa muak pada wanita yang mendekatiku, tapi kenapa ciumannya malah membuat ku aneh seharusnya aku marah padanya, tapi kenapa aku tidak bisa marah ataupun benci terhadapnya?" batin Wallace sambil menghabiskan minuman yang di gelasnya.
Setelah menghabiskan minumannya Wallace pun kembali ke kamarnya. di saat dirinya ingin memejamkan mata dia terbayang ciuman dari gadis itu.
"Kenapa aku malah terbayang ciuman wanita itu?" gumam Wallace dengan mengusap wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Ilan Irliana
apa mngkin Wallace amnesia...hihi
2023-04-18
0
Emak Kam
jangan - jangan jantung Viktor disumbangkan wallance
2023-03-06
0
Alexandra Juliana
Viktor selamat dr kecelakaan tp amnesia
2023-02-19
0