Episode Sebelumnya..
Jiaqi terdiam.. ada rasanya aneh di dalam dirinya saat mendengar penuturan sahabatnya barusan. Rasa sakit? Mungkin.
Akbar menyadari bahwa orang di depannya ini tengah melamunkan sesuatu. "Jiaqi, kau kenapa?"
Jiaqi tersadar dari lamunannya. "A.. ah tidak, aku tidak apa apa."
Yang lebih tua pun mengangguk mengiyakan. "Yasudah ayo kita jalan." ujar Akbar.
"Em."
Keduanya pun berjalan keluar menuju gerbang kampus. Tidak lupa dengan berbagai tatapan mata yang melihat keduanya dengan pandangan dan teriakan dari para fans mereka. Namun, keduanya tidak bereaksi apa-apa. Justru keduanya hanya memandang lurus ke depan tanpa memedulikan teriakkan tersebut.
Sehingga keduanya pun keluar dari gerbang tersebut lalu berjalan menyusuri jalanan yang mereka lewati dengan tatapan mata dari orang orang yang melihatnya.
"Hei lihat! Mereka berdua tampan tampan." ucap gadis yang sedang duduk bersama dengan ketiga temannya.
"Iya mereka sangat tampan." ucap gadis kedua.
"Rasanya, aku ingin berkenalan dengan mereka berdua. Mereka tipe ideal ku."
Dan begitulah ucapan yang keduanya dengar dari para gadis-gadis yang melihat Akbar dan Jiaqi.
****
Mereka berdua menikmati pemandangan luar yang cukup ramai. Mereka duduk di taman saat berkeliling tanpa adanya tujuan. Yah saat keluar dari gerbang kampus, mereka berjalan tanpa tahu kemana mereka akan pergi.
Jiaqi yang senantiasa menemani sahabatnya itu tanpa merasa terpaksa. Dia senang bisa melihat sang sahabat tertawa lepas saat bersamanya.. begitupun sebaliknya.
di saat keduanya hening, terdiam. Sampai akhirnya Akbar membuka suara.
"Jiaqi." panggilnya.
"Hm?" jawab Jiaqi singkat dan menoleh ke arah Akbar.
"Lina teman sekelas kita itu, bagaimana menurutmu?" tanya Akbar tiba-tiba.
Pertanyaan tiba tiba dari sahabatnya itu, membuat Jiaqi tertegun. Dirinya kaget saat mendengar Akbar menyebutkan gadis yang telah membuat perasaannya aneh akhir² ini.
"Jiaqi?" panggil Akbar kembali saat tidak menerima respon dari laki-laki di sebelahnya itu.
Jiaqi masih terdiam. Merasa panggilannya diabaikan, akhirnya Akbar pun menepuk bahu Jiaqi. Yang di tepuk bahu nya pun tersadar.
"Jiaqi, kau mendengarkan ku tidak?" tanya Akbar saat melihat Jiaqi yang tersadar dari lamunannya.
"E.. em aku mendengarnya kok." sahut Jiaqi dengan seulas senyum kecil.
"Bagaimana menurutmu tentang Lina?" tanya lagi Akbar.
"Aku tidak tahu." ujar Jiaqi singkat.
Akbar mengangguk, Ia tahu bahwa Jiaqi tidak terlalu memperhatikan teman temannya. Jadi dirinya memaklumi sifat Jiaqi yang seperti itu.
"Akbar...,"
"Hm, kenapa Ki?" sahut Akbar dengan melirik temannya yang sedang menatap lurus.
"Apakah kamu menyukainya?" tanya Jiaqi. Dirinya penasaran apakah ucapan yang Ia lontarkan tadi Benar adanya. Ia ingin memastikannya.
Jika pun benar begitu, bagaimana perasaan Jiaqi? Apakah Senang kerena sahabatnya itu sudah menemukan gadis idamannya? Atau justru dirinya merasa sakit karena orang yang membuat dirinya nyaman harus di sukai oleh teman sekaligus kakaknya itu.
"Em rasanya begitu. Dia sangat berbeda dengan wanita lainnya." ujar Akbar seraya tersenyum. Dirinya sangat nyaman saat bertemu dengan gadis itu.
Sedangkan Jiaqi? Nampak di wajahnya bahwa dirinya merasa ada sedikit tidak rela. Namun apa yang bisa Ia perbuat? Akankah Ia dapat merelakan gadis itu?
Tidak! Dirinya tidak ingin egois. Jiaqi akan melakukan apapun demi kebahagiaan Akbar sahabatnya. Apapun itu akan Ia lakukan meskipun dirinya harus merelakan gadis yang Ia sukai.
"Jiaqi?"
"Iya?"
"Apa kau memiliki wanita yang kau sukai?" tanya Akbar yang membuat Jiaqi sedikit tersentak.
"A.. apa.. apa?" ucap jiaqi gelagapan. Dirinya terkejut dengan apa yang Akbar ucapkan. Jiaqi tidak tahu apa yang harus di jawab.
Tidak mungkin jika dirinya mengatakan bahwa yang dia menyukai adalah gadis yang sama dengan sahabatnya itu. Itu sama saja akan merusak persahabatan yang telah mereka jalin selama ini.
"Entah Bar." Jiaqi menunduk. Sembari tersenyum getir menatap jalanan yang terbuat dari aspal itu.
"Hm? Apa kau menyukai seseorang? Jiaqi aku ini sahabat kamu, bahkan kita sahabat bukan 1 atau 2 tahun-an tapi kita sudah bersahabat sejak kita masih kecil. Boleh bercerita tentang apapun kepada ku tapi..." tanya Akbar yang penasaran. Dan sedikit memberikan sahabatnya itu sedikit nasehat.
Melihat Jiaqi yang tidak menjawab pertanyaannya itu. Akbar pun berucap. "Jika kau tidak ingin mengatakannya tidak apa apa Jiaqi."
Mereka berdua berdiam cukup lama. Karena tidak ingin ada rasa canggung di antara mereka berdua akhirnya Akbar sebagai sahabat yang lebih tua pun angkat bicara.
"Sepertinya ini sudah cukup sore, sebaiknya kita pulang saja yuk." ajak Akbar pada Jiaqi saat melihat jam bahwa hari sudah menjelang sore. Tidak terasa waktu cepat berlalu saat keduanya jalan bersama.
"Em iya." Jiaqi pun mengangguk dan mengikuti langkah Akbar yang berjalan di depan nya lebih dulu.
.
.
.
...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....
...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments