Episode Sebelumnya..
"Halo." ucap Jiaqi saat ia telah mengangkatnya.
"Halo, Jiaqi apa kau sudah sampai ke apartemen mu?" tanya sang sahabat.
"Iya, aku sudah sampai." kata Jiaqi.
"Lalu mengapa kau tidak mengabari ku, hah? Apa kau sudah lupa?" terdengar suara Akbar yang terdengar kesal.
"Maaf, tidak mengabari mu."
Jiaqi merasa tidak enak karena telah membuat sahabatnya khawatir. Dia pun meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Mereka memang sedekat itu. Bahkan mereka sangat mirip seperti sepasang kekasih yang tak terpisahkan jika salah satunya seorang perempuan. Namun nyatanya? bukan.
Jiaqi menganggap Akbar sudah seperti kakak sendiri di dalam keluarganya. Bahkan bisa di bilang Jiaqi sangat bergantung terhadap sahabatnya itu.
Akbar juga sebaliknya, dia telah menganggap Jiaqi seperti adiknya sendiri. Dia akan sangat khawatir jika tidak mendapat kabar dari sang adik.
****
Jam telah menunjukkan pukul 7 pagi dan itu menandakan bahwa Jiaqi harus berangkat kuliah, Jiaqi sengaja tidak sarapan di rumahnya karena dirinya ingin mengajak Akbar makan bersamanya.
Ketika dirinya hendak membuka pintu, Ia di kejutkan dengan adanya tubuh jangkung yang sama dengan dirinya berdiri tepat di depan pintu.
Jiaqi terlanjur kaget, ingin menjitak orang di depannya itu yang menampilkan senyuman cengengesan nya. Namun, dia urungkan karena tahu siapa orang itu.
"Akbar! Kamu tuh ya! Mengagetkan ku saja."ucap Jiaqi kesal.
Yang di hadapannya hanya cengengesan menandakan bahwa dirinya telah berhasil membuat sang sahabat terkejut.
"Hehehehe, maaf."ucap Akbar dengan wajah tak bersalah nya.
"Bar, kenapa kamu malah ada di depan apartemen ku?" tanya Jiaqi pada Akbar.
"Menjemputmu." ucap Akbar singkat.
"Menjemput Ku?" kata Jiaqi sembari menghentikan langkahnya.
"Iya menjemputmu, aku sengaja datang kemari karena ingin berangkat bersama denganmu." ucap Akbar lagi.
"Tapi kan apartemen ku dengan kampus berdekatan Bar. Ngapain pula kamu harus menjemput ku? Kan bisa bertemu di sana." ucap Jiaqi dengan menatap Akbar di sampingnya.
"Aku tahu." balas Akbar dengan pandangannya yang lurus ke depan.
"Lalu mengapa kau menjemput ku?" tanya Jiaqi lagi.
"Aku hanya tidak ingin kau berangkat kuliah sendirian dan di ganggu oleh para perempuan nakal di perjalanan, makanya aku datang ke sini menjemputmu sekaligus menjadi teman ngobrol mu." terang Akbar dengan posisi tetap menatap lurus.
Jiaqi pun yang mendengar perkataan sahabatnya itu hanya geleng-geleng kepala. Tetapi dalam hatinya ia sungguh sangat senang dengan perhatian yang di berikan oleh sahabatnya itu.
Yah Jiaqi dan Akbar sangat populer di kampusnya, banyak para wanita mengincar kedua pemuda itu dan juga tidak terhitung banyaknya yang mengungkapkan perasaan mereka.
Namun, keduanya sama sekali tidak ada yang menerima ungkapan perasaan para gadis itu. Mereka menolaknya dengan halus dan mengatakan bahwa keduanya hanya ingin berfokus pada kuliah mereka.
Karena bagi mereka, mereka tidak ingin mempermainkan atau melukai perasaan para gadis yang telah mengungkapkan perasaan kepada keduanya.
Akbar yang melihat Jiaqi terdiam tidak menanggapi perkataanya pun menepuk bahu sang sahabat yang telah Ia anggap seperti adik kandungnya itu.
"Hei, kau kenapa hanya dia saja?" tanya Akbar sembari merangkul pundak Jiaqi.
"Tidak kok, aku tidak apa apa." ucap Jiaqi.
"Apa aku mengganggu mu? Apa aku membuatmu merasa tidak nyaman? Kalau begitu tidak apa apa jika kau ingin berangkat sendiri." ucap Akbar sembari menghentikan langkahnya, sehingga Jiaqi pun ikut berhenti dan menatap Akbar yang berada di belakangnya.
Jiaqi tersenyum saat melihat wajah sahabatnya yang terlihat mengkhawatirkannya.
"Aku tidak apa apa Akbar, aku justru senang kau menjemput ku." ucap Jiaqi mencoba untuk menenangkan hati sahabatnya itu.
"Benarkah? Tapi sepertinya aku merasa bahwa kau merasa tidak nyaman saat bersama ku." ucap Akbar sembari memicingkan kedua matanya.
"Enggak kok! aku juga berniat ingin mengajakmu untuk sarapan bersama. Berhubung kau sudah menjemput ku jadi aku tidak perlu lagi memberitahumu." kata Jiaqi menerangkan.
"Oke, kalau begitu ayo kita makan bersama." ucap Akbar semangat.
"Em." ucap singkat Jiaqi lalu mengikuti langkah Akbar yang telah menjauh.
Mereka pun menuju lift dengan Akbar merangkul bahu Jiaqi saat mereka telah berdekatan. Saat lift terbuka mereka langsung keluar apartemen tempat Jiaqi tinggal.
*
*
Mereka telah sampai di kantin kampus. Mereka juga tengah memakan sarapan yang mereka ambil di sana.
"Jiaqi setelah selesai pelajaran, apa kau akan langsung pulang?" tanya Akbar dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Iya."
"Bisakah kau menemaniku dulu setelah pulang nanti?" ajak Akbar pada sahabatnya itu.
"Kemana?" tanya Jiaqi sembari mengernyitkan dahinya .
"Tidak tahu."
"Hah? Kamu mengajak keluar tapi tidak tau arah tujuannya?" ucap Jiaqi bingung dengan Akbar yang mengajak dirinya tapi tidak tahu tujuannya kemana.
Akbar yang melihat Jiaqi tengah kebingungan dengan kata-kata yang Ia lontarkan nya pun berucap.
"Aku hanya ingin pergi jalan jalan bersamamu Jiaqi. Aku sendirian di rumah." ucapnya.
"Mama dan papa mu kemana emang?" tanya Jiaqi.
"Mereka keluar kota." balasnya tanpa melihat ke arah Jiaqi.
"Berapa lama?"
"Tidak tahu, mereka hanya bilang akan keluar kota tapi tidak bilang kapan akan kembali. Tapi menurut ku mungkin mereka akan kembali 1 atau 2 bulan lagi." ucap Akbar dengan nada sedikit mengecil.
Jiaqi tahu bahwa yang lebih tua sedang bersedih karena di tinggal oleh kedua orang tuanya. Jiaqi juga sangat tahu bahwa orang di depannya ini sangat ingin terus bersama dengan keluarga tercinta serta dirinya.
Maka dari itu Akbar akan merasa sedih saat dirinya di tinggal oleh kedua orang tuanya ataupun dirinya. Jiaqi memegang tangan sang sahabat yang tengah menunduk.
"Hei dengarkan aku! Papa dan mama mu keluar kota juga demi kebaikanmu di masa depan dan mereka bekerja juga demi membuat mu bahagia." Ucap Jiaqi dengan mengelus lembut tangan Akbar.
"Ayo setelah pulang kuliah aku akan menemanimu kemanapun kau pergi. Karena kamu tidak sendiri Bar."sambungnya.
"Terima kasih Jiaqi." ucap Akbar sembari tersenyum kecil.
Akbar sangat bersyukur bisa mendapatkan sahabat seperti Jiaqi. Dirinya juga tidak salah telah menganggap Jiaqi sebagai adiknya sendiri. Setelah mereka selesai menyantap sarapan paginya, mereka pun segera ke kelasnya.
Saat di perjalanan menuju kelas. Banyak para gadis yang memandang keduanya. Mereka memandangi kedua pemuda tampan yang sedang menuju kelas itu tanpa berkedip.
Ketampanan keduanya itu membuat para wanita sangat menggilai mereka. Tidak hanya itu, kesopanan mereka juga yang membuat semua teman²nya menyukai dan menghargai mereka berdua.
.
.
.
...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....
...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments