Episode Sebelumnya..
"Mereka keluar kota." balasnya tanpa melihat ke arah Jiaqi.
"Berapa lama?"
"Tidak tahu, mereka hanya bilang akan keluar kota tapi tidak bilang kapan akan kembali. Tapi menurut ku mungkin mereka akan kembali 1 atau 2 bulan lagi." ucap Akbar dengan nada sedikit mengecil.
"Hei dengarkan aku! Papa dan mama mu keluar kota juga demi kebaikanmu di masa depan dan mereka bekerja juga demi membuat mu bahagia." Ucap Jiaqi dengan mengelus lembut tangan Akbar.
"Ayo setelah pulang kuliah aku akan menemanimu kemanapun kau pergi. Karena kamu tidak sendiri Bar."sambungnya.
"Terima kasih Jiaqi." ucap Akbar sembari tersenyum kecil.
Akbar sangat bersyukur bisa mendapatkan sahabat seperti Jiaqi. Dirinya juga tidak salah telah menganggap Jiaqi sebagai adiknya sendiri. Setelah mereka selesai menyantap sarapan paginya, mereka pun segera ke kelasnya.
Saat di perjalanan menuju kelas. Banyak para gadis yang memandang keduanya. Mereka memandangi kedua pemuda tampan yang sedang menuju kelas itu tanpa berkedip.
Ketampanan keduanya itu membuat para wanita sangat menggilai mereka. Tidak hanya itu, kesopanan mereka juga yang membuat semua teman²nya menyukai dan menghargai mereka berdua.
****
Sesampainya. Mereka segera duduk ke tempat mereka masing masing sebelum sang dosen datang. Semua murid di ruangan tersebut terfokus saat dosen sedang menerangkan pelajaran.
Selama beberapa jam menekuni pelajaran yang menguras otak, kini mereka akhirnya bisa melepaskan penat. Saat pelajaran telah usai.
Mereka berhamburan keluar ruangan menuju pintu gerbang utama.. termasuk Jiaqi dan Akbar.
"Jiaqi aku mau ke toilet dulu, kau tunggu di sini ya!" ucap Akbar sembari berlari menuju ke toilet.
Yang diajak bicara pun mengangguk mengiyakan. "Iya."
Tidak ingin Jiaqi menunggu lama. Akbar pun berlarian kembali. Namun, saat hendak menuju toilet Akbar tidak sengaja menabrak seorang gadis yang tengah menuju toilet juga.
Brak!!
"Auw." meringis gadis itu.
"Maaf aku tidak sengaja." ujar Akbar sembari membantu gadis itu untuk berdiri.
Saat gadis itu menoleh dan keduanya pun saling bertatapan.
"Lin." ucap Akbar.
"Akbar." ucap Lina dengan suara yang sedikit gugup.
"Ayo! Biar aku bantu kan berdiri."
"Tidak! Tidak usah aku tidak apa-apa kok." ucap gadis itu.
Namun, bukan Akbar namanya jika laki-laki itu tidak mengabaikan ucapan gadis itu, dia segera membantu teman sekelasnya untuk berdiri.
Saat Akbar hendak membantu, tak sengaja kedua mata mereka saling bertemu kembali.
Deg~
Lina yang kini menatap wajah tampan Akbar wajahnya langsung bersemu merah. Ia tahu bahwa saat ini pipi nya sudah berubah menjadi merah.bTidak ingin dirinya ketahuan. Bahwa wajahnya bersemu merah Lina pun segera berdiri.
"Lin, apa kau tidak apa apa?" ujar Akbar.
"A.. ah aku tidak apa apa." ucap Lina dengan tersenyum.
"Benarkah? Tapi wajahmu memerah, apa kau demam? Apa perlu aku mengantarkan mu ke UKS?" ucap Akbar menawarkan. Sungguh laki-laki itu merasa bersalah karena telah membuat teman sekelasnya terjatuh.
'ck.. kenapa harus sekarang' batin Lina. Dirinya merasa sangat malu karena telah ketahuan bahwa saat ini pipi nya sedang memerah.
"Tidak usah Bar. Sungguh? Aku tidak apa apa." ujar Lina jujur.
"Baiklah, kalau begitu aku masuk ke toilet dulu ya." ucap Akbar lalu pergi hendak meninggalkan Lina.
Gadis itu pun mengangguk. "Iya silahkan."
"Apa kau yakin tidak ingin ku antarkan ke UKS?" ucap Akbar lagi saat langkahnya berhenti.
Gadis itu pun juga berbalik saat mendengar suara Akbar berbicara lagi.
"Iya tidak usah." Lina menggelengkan kepalanya
Gadis itu melihat Akbar mengangguk dan tersenyum ke arah nya, kemudian dia masuk kedalam toilet.
'Akbar tersenyum padaku. Dan senyuman itu begitu manis.' batin gadis itu lalu pergi meninggalkan tempat tersebut.
Akbar berlarian di koridor menuju pintu gerbang.. dirinya tidak ingin membuat Jiaqi menunggu lebih lama lagi.
"Jiaqi." panggilnya sambil terengah-engah.
Jiaqi yang merasa namanya terpanggil pun menoleh, Ia melihat Akbar tengah berlarian menghampiri dirinya.
"Akbar. Kenapa kau berlari-lari?." tanya Jiaqi yang melihat Akbar telah terduduk di lantai lantaran lelah berlarian.
"Hah, hah. Biarkan aku mengatur nafas ku sebentar. "ucap Akbar saat mengatur nafasnya yang terengah engah.
Jiaqi masih menunggu jawaban dari sang sahabat. Ia yang bertanya-tanya kenapa sang sahabat malah berlarian seperti itu.
Saat di rasa nafasnya sudah kembali beratur dan melihat Jiaqi yang sedari tadi melihat ke arahnya.. menandakan bahwa yang dia anggap adiknya itu sedang menunggu jawaban darinya.
Akbar tersenyum melihat Jiaqi yang terus menatapnya.
"Bar, kenapa kau berlarian seperti tadi?" tanya Jiaqi.
"Aku hanya tidak ingin kau menunggu lama." balas Akbar pada Jiaqi.
"Jawab jujur, Akbar! Kenapa kau berlari!" ucap Jiaqi dengan berikan tatapan tajam ke arahnya. Meskipun begitu Akbar justru tidak melihat Jiaqi terlihat seram di matanya.
"Sungguh aku tidak bohong, tadi saat hendak ke toilet aku tidak sengaja menabrak seseorang jadi aku harus membantunya dulu,, dan akhirnya aku harus berlarian seperti tadi karena aku tidak ingin kau menunggu ku lebih lama." ucap Akbar terus terang.
"Menabrak seseorang? Siapa?" tanya Jiaqi dengan memicingkan matanya.
"Lina." ucap Akbar.
"Lina?"
"Iya Lina, teman sekelas kita. Aku tidak sengaja menabraknya tadi." ucap Akbar sembari mengibas ngibaskan tangannya ke arah bajunya yang terlihat kotor.
Jiaqi terdiam.. ada rasanya aneh di dalam dirinya saat mendengar penuturan sahabatnya barusan. Rasa sakit? Mungkin.
Akbar menyadari bahwa orang di depannya ini tengah melamunkan sesuatu. "Jiaqi, kau kenapa?"
Jiaqi tersadar dari lamunannya. "A.. ah tidak, aku tidak apa apa."
Yang lebih tua pun mengangguk mengiyakan. "Yasudah ayo kita jalan." ujar Akbar.
"Em."
Keduanya pun berjalan keluar menuju gerbang kampus. Tidak lupa dengan berbagai tatapan mata yang melihat keduanya dengan pandangan dan teriakan dari para fans mereka. Namun, keduanya tidak bereaksi apa-apa. Justru keduanya hanya memandang lurus ke depan tanpa memedulikan teriakkan tersebut.
Sehingga keduanya pun keluar dari gerbang tersebut lalu berjalan menyusuri jalanan yang mereka lewati dengan tatapan mata dari orang orang yang melihatnya.
"Hei lihat! Mereka berdua tampan tampan." ucap gadis yang sedang duduk bersama dengan ketiga temannya.
"Iya mereka sangat tampan." ucap gadis kedua.
"Rasanya, aku ingin berkenalan dengan mereka berdua. Mereka tipe ideal ku."
Dan begitulah ucapan yang keduanya dengar dari para gadis-gadis yang melihat Akbar dan Jiaqi.
.
.
.
...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....
...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments