Setelah membaca isi surat tersebut sangat membuat Naya terkejut.
"hah, apa-apaan ini" bentak Naya yang reflek membuat Donny dan Jay terkejut.
"saya gak mau pak, ini pemaksaan mana ada syarat yang seperti ini" sahut Naya sambil menunjuk-nunjuk surat tersebut dan kemudian terdiam kaku saat melihat tatapan tajam dari Jay
"nona seperti yang sudah tercatat di poin terakhir anda tidak bisa menolak syarat ataupun perjanjian ini" ucap Donny sopan
brak...suara gebrakan meja yang membuat Donny dan Jay terkejut lagi
"tidak bisa begitu dong, ini pemaksaan" ucap Naya dengan nada yang keras dan kembali memelankan suaranya karena melihat tatapan seram dari Jay
"maksud saya pak, saya tidak bisa berkerja sama bapak, saya juga nyaman bekerja di cafe" ucap Naya tersenyum kecut sambil mendorong map yang berisi surat tadi ke depan Jay.
"disitu jelas tertulis tidak menerima penolakan" ucap Jay santai dan membuat Naya kembali kesel namun masih di tahan
"tapi pak, saya juga gak bisa tinggal di mansion anda, saya tinggal bersama om, tante dan sepupu saya pak, mereka pasti tidak akan memberikan saya izin untuk bekerja di mansion anda kalau harus menginap di sana" ucap Naya yang mencoba membujuk Jay
"Donny yang akan ngomong dengan om dan tante mu" sahut Jay santai
"tapi pak sa.." ucap Naya yang di sela eh Jay
"silahkan tanda tangan jika kau setuju, kalau tidak pun kau harus berpikir seribu kali" sahut Jay yang memotong ucapan Naya, dan membuat Naya kesal
"gak bisa gitu dong pak, ini tidak adil untuk saya" ucap Naya lagi dengan mengeraskan suaranya lagi dan berdiri dari duduk nya
"Donny telpon Hendry dan beritahu padanya bahwa saya tidak pernah mengikuti wawancara dengan mahasiswi dari Seoul National University" ucap Jay dan bangkit dari duduknya hendak pergi namun di tahan oleh Naya
"eh.eh pak duduk dulu, duduk dulu, kita omongin baik-baik" ujar Naya yang menahan kepergian Jay dengan memegang lengan Jay
Naya yang sadar Jay melihat kearah tangannya yang memegang lengan Jay, langsung melepaskan tangannya.
"eh pak maaf saya gak bermaksud" ucap Naya sambil nyengir
"duduk dulu pak, kita omongin semuanya dengan baik" ucap Naya
"nona, tuan saya sudah berbicara baik dengan anda, tapi anda yang sedari tadi mengeraskan suara anda" ucap Donny
"ah pak Kim kan saya cuma akting saja, Pura-pura kaget gitu hehehe" ucap Naya yang memukul lengan Donny sambil tertawa palsu
("aduh bisa mati kalau harus bekerja sama beruang kutub ini, bisa-bisa putih nih rambut, tapi kalau aku gak mau bakal di laporin sama pak Hendry soal wawancara kemarin dan kalau pak Hendry tau, pasti pak Hendry akan cabut beasiswa aku, aduhh ini mah maju kena mundur kena, ahh jadi nyesel banget bantuin Reva kemarin" ngeluh Naya dalam batinnya) sambil memperlihatkan senyum palsunya pada Jay dan Donny.
"baiklah pak, begini saja bagaimana kal,,,ucap Naya yang kembali di sela oleh Jay
"jika anda setuju silakan tanda tangan, kalau tidak biar asisten saya yang menelpon dosen kalian untuk memberitahukan kebenarannya" ucap Jay yang memotong omongan Naya
melihat Naya yang masih terdiam membuat Jay ingin bangkit dari duduknya namun di tahan lagi oleh Naya.
"pak, tapi, tolong ber.." ucap Naya yang kembali di potong oleh Jay
"Donny ayok pergi, saya tak punya waktu untuk menunggu gadis ini" ucap Jay
"oke... pak oke saya setuju" ucap Naya dengan cepat dan memasang ekspresi yang pura-pura tersenyum
"saya tanda tangan sekarang, oke pak Anderson. Saya akan sangat senang bekerja pada anda" ucap Naya dengan tersenyum dan mengigit giginya sendiri lalu menandatangani surat tersebut
"nih pak sudah saya permisi dulu, silahkan Kirimkan alamat mansion bapak ke saya, dan saya nanti akan ke mansion anda oke, terimakasih bye" ucap Naya dan langsung pergi
Jay yang melihat tingkah lucu Naya tersenyum tipis.
"Jay kalau ingin tersenyum, tersenyum saja jangan di tahan" ucap Donny mengejek
"eheumm, saya atasan kamu jadi sopan lah Donny" sahut Jay yang salah tingkah
"ini di luar kantor Jay" sambung Donny dan langsung membereskan surat tersebut supaya tidak dimarahin oleh Jay
Jay dan Donny pun keluar dari restoran menuju ke mobilnya.
"telpon Anak-anak suruh ke mansion ku dan suruh mereka langsung menunggu ku di markas" ucap Jay
"baik Jay" jawab Donny yang terdengar aneh bagi Jay
"aku hanya melakukan apa yang kau perintahkan Jay, kau memintaku untuk memanggil nama mu saja saat di luar kantor ataupun saat kita berdua" sahut Donny yang melihat Jay menatapnya tajam karena memanggil namanya.
di cafe Naya duduk melamun sambil merenungi nasibnya yang sangat sial. sampai Naura dan Reva datang pun dia tidak menyadarinya.
"hey Nay kamu kenapa?" tanya Reva
"kamu masih mikirin kejadian semalam?" tanya Reva lagi
"engga kok" ucap Naya yang pura-pura tersenyum
"Nay gue minta maaf, atas sikap gue semalam" ucap Naura
"iya aku udah maafin kamu kok, lagian aku paham kok kamu marah, karena peduli sama aku" ucap Naya yang tersenyum
"aaa peluk dulu" ucap Reva yang memeluk kedua sahabatnya.
saat mereka saling berpelukan, tiba-tiba ponsel Naya berdering.
drttt...drttt
"eh bentar" ucap Naya yang melepaskan pelukan dan mengambil ponsel nya
"halo" ucap Naya.
("Cepat ke kantor saya sekarang "ucap orang itu melalui ponsel.)
"tapi sa..." sambung Naya lagi terpotong karena panggilan yang di matikan sepihak.
"ihhhhhh kesel banget" teriak Naya yang membuat Reva dan Naura kebingungan
"Nay kamu napa sih?" tanya Reva yang kebingungan
"nanti aku ceritain semua, aku pergi dulu, kalau engga kuliah aku terancam punah" ucap Naya yang buru-buru pergi.
"Naya kenapa sih?, kuliah nya punah? maksudnya?" ujar Reva yang bertanya-tanya karena kebingungan melihat tingkah Naya.
"gue juga gak tau Va" sahut Naura yang masih bengong
"ya udah mending kita ke salon aja yuk" ajak Reva yang menggandeng lengan Naura
"engga ah, males gue lu pasti bakal lama banget nanti" sahut Naura males
"ihhh Naura lu kan tau, sahabat lu ini butuh perawatan yang rutin, lu mau punya sahabat jelek" rengek Reva
"heh, cantik gak harus perawatan terus, buktinya Naya cantik tanpa perawatan" sahut Naura
"itukan beda Naura, ayok lah please" rengek Reva teng tetap memaksa Naura
"iya-iya ayok, awas aja kalau lama gue tinggal lo"sahut Naura dengan nada mengancam.
Naya yang dari tadi buru-buru, di dalam taksi terus menggerutu, dia bahkan mengutuk Jay.
dan yeahh, yang menelpon Naya tadi adalah Jay yang meminta Naya untuk ke kantor nya segera. dan yang membuat Naya kesel belum selesai Naya bicara, Jay langsung mematikan panggilannya.
"dasar beruang kutub..... awas aja nanti" ucap Naya yang pelan dengan kesel.
Naya pun sampai di Anderson Company, dia langsung masuk ke dalam dengan perasaan yang kesel, sehingga para resepsionis mengejar Naya.
sesampai di depan ruangan CEO
...****************...
...****************...
...****************...
Hei guys ini cerita baru dari author, jangan lupa tambahkan ke list favorit kalian, like dan komen juga bye..bye...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Taa✨
keren thorrr baru Nemu ceritanya /Smile//Smile/
2025-02-01
1
Taa✨
mau baca smpai end
2025-02-01
1
Nur Lizza
lnjut
2023-08-04
1