Dua minggu kemudian.
Bima datang bersama dengan sang Tante untuk meminang Nadia sebagai istrinya.
Ainun— Tante Bima mengulirkan bola mata ke sekitaran rumah Nadia.
Bima adalah anak yatim-piatu, maka dari itu dia menjadikan sang Tante sebagai pengganti orangtuanya.
"Bim, ini rumah calon istrimu? Kamu gak salah pilih?" ucapnya dengan menatap Bima.
"Enggak, Tante. Memangnya ada yang salah?" Bima pun menjadi heran.
"Jelas saja, dia itu orang miskin dan pasti dia memang sengaja ingin memeras harta kamu. Dia mungkin saja menggunakan kecantikannya dan kepolosannya untuk menjebak kamu."
"Gak mungkin, Tante. Jangan ngaco deh." bantah Bima dengan ketus.
"Bisa saja 'kan, Bim? Tante cuma takut kalau kamu itu hanya dijadikan gudang duit aja sama perempuan ini." sang Tante tetap bersikeras.
"Udah Tante tenang saja, aku yang punya harta dan uang jadi Tante tdiak perlu khawatir. Aku membawa Tante datang ke rumah Nadia untuk menemani aku agar memeninangnya, bukan mencelanya." Bima pun tidak suka jika Nadia di jelek-jelekin oleh Tantenya sendiri.
"Ya udah ayo buruan ketuk pintunya, Tante udh pengen cepat-cepat pergi dari rumah kumuh ini." ucap Ainun tidak berperasaan.
Bima hanya menggeleng, maklum saja jika Ainun bersikap seperti itu karena dia selama ini tidak pernah merasakan hidup susah.
Ainun adalah Tante Bima, dia adik kandung dari Almarhum Papa Bima.
Tok tok tok.
Nadia dan Saniah yang berada di dalam langsung saling pandang.
Mereka berdua melihat jam yang tergantung di dinding.
"Siapa itu, Bu? Sudah jam sembilan kok ada orang ketuk-ketuk pintu?" ucap Nadia dengan sedikit rasa takut.
"Tetangga mungkin, atau tidak teman kerja kamu." ucap Saniah menenangkan.
Nadia terdiam sejenak lalu dia segera bergegas beranjak dari sofa dan berjalan menuju pintu utama.
Ceklek.
Dirinya terkejut ketika mendapati Bima dengan seorang wanita paruh baya yang sudah berdiri di ambang pintu.
"P-pak Bima? Ada apa malam-malam begini datang ke rumah saya?" ucap Nadia dengan gugup.
"Izinkan saya masuk terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan kamu."
Naida membuka pintu lebar-lebar.
"Bu!" seru Nadia pada sang Ibu yang masih duduk di sofa sambil menonton televisi.
"Siapa, Nak?" teriaknya tanpa menoleh.
"Ibu!" teriak Nadia lalu dia memejamkan mata sejenak. "Pak Bima silahkan duduk terlebih dahulu, saya ingin memanggil ibu."
Bima mengangguk dan dia duduk di sofa yang mungkin tidak seempuk miliknya dirumah.
"Tante, ayo duduk. Bersikaplah sopan sebagai tamu." Bima memaksa sang Tante yang hanya diam berdiri.
Ainun mendengus kesal tetapi sejenak kemudian dia langsung duduk.
Nadia menghampiri Ibunya.
"Bu?" panggil Nadia ketika sudah berada di dekat Saniah.
"Ada apa, Nak? Siapa yang datang?" tanya Saniah masih tetap fokus menatap televisi.
"Pak Bima." ucap Nadia.
"Pak Bima apa?"
"Itu, yang datang Pak Bima sama perempuan sedikit tua."
"Apa!" pekik Saniah terkejut.
Naida menggigit bibir bawahnya sendiri karena pekikan Saniah yang lumayan kencang.
"SST! Jangan kencang-kencang teriaknya, Bu. Sebaiknya kita temui Pak Bima dan perempuan itu, barangkali ada hal penting yang ingin mereka sampaikan." pinta Nadia.
Saniah pun mengangguk lalu mereka segera bergegas pergi ke ruang tamu untuk menemui Bima.
"Selamat malam, Bu Saniah." ucap Bima dengan sopan
"Selamat malam juga, Nak Bima. Tumben malam-malam seperti ini datang berkunjung ke rumah ini?"
Naida mengerutkan dahi ketika sang ibu terlihat to the poiny dan tidak berbasa-basi terlebih dahulu.
"Pura-pura bodoh." gumam Ainun dengan pelan
"Anda mengatakan sesuatu, Nyonya?" Saniah pun angkat suara.
"Tidak, lanjutkan!" kilah Ainun dengan cepat.
"Begini, Bu. Kedatangan saya dan Tante saya kemari ingin mengatakan hal yang tempo hari saya katakan."
"Tempo hari? Tentang apa?" Saniah pura-pura lupa padahal sebenarnya dia senang karena sang putri akhirnya akan menikah.
"Saya ingin menjadikan Nadia sebagai istri saya, itupun jika ibu memberi restu."
Terlihat binar kebahagiaan dari raut wajah Saniah.
"Tentu saja Ibu akan merestui, Nak. Kamu adalah laki-laki yang yang baik dan ibu yakin jika kamu pasti bisa menjaga dan membuat anak Ibu bahagia."
"Saya akan mengusahakan itu semua, Bu. Saya juga tidak akan membuat ibu kecewa." Bima menanggapi dengan senyuman tulus.
"Bagaimana, Naida? Apa kamu mau menerima pinangan dari Bima?" Ainun pun ikut berbicara.
Nadia tersadar dari lamunannya, dia tidak menyangka jika sang Bos yang dia kenal hanya satu bulan ternyata ingin menjadikannya sebagai seorang istri.
"I—itu, saya... Apa saya boleh tau kapan Pak Bima ingin menikahi saya?"
"Satu Minggu lagi." Bima menjawab dengan cepat dan mantap.
"Apa!" Pekik Ibu dan anak itu bersamaan.
•
•
**TBC
HAPPY READING
JANGAN LUPA JEJAK MANISNYA 🤗
TERIMA KASIH 🥰
🏵️🏵️🏵️🏵️
MAMPIR KE NOVEL TEMAN OTHOR YUK 🥰**
Blurb:
Wanita Pengganti Kekasih Sang CEO
Author: SyaSyi
Clara Wilson dan Elena Gloria adalah dua wanita yang berbeda, tetapi memiliki wajah dan bentuk tubuh yang sangat mirip. Mereka seperti kembar. Namun, mereka memiliki sifat yang berbeda. Clara memiliki sifat angkuh, sedangkan Elena memiliki sifat ramah dan lembut.
Demi sebuah karier, Clara rela memutuskan hubungan dengan Alexander Dimitri. Pria yang sudah dua tahun menjalin hubungan dengannya. Bahkan dua bulan lagi mereka berencana menikah, dan sudah bertunangan. Pertemuan Alexander dengan Elena merubah segalanya. Alexander menjadikan Elena sebagai wanita pengganti, kekasihnya yang telah pergi meninggalkan dirinya.
Akankah Alexander jatuh cinta dengan Elena, wanita sang pengganti? Bagaimana kisah selanjutnya hubungan mereka? Apa reaksi Clara saat dirinya mengetahui sosok pengganti dirinya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Nur Mashitoh
Nama ibunya jd Saniah /Facepalm/
2024-06-09
1
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
bab 4 kocak ... 😅😅😅
2023-05-11
0