Satu bulan kemudian.
Nadia sedang menunggu taksi guna pulang ke rumahnya. Dia sangat gelisah karena hari sudah menjelang malam dan jam menunjukkan pukul sembilan.
"Astaga, jika tadi aku tidak mengiyakan untuk lembur mungkin saat ini aku sudah berada di rumah dan berbaring di ranjang empukku." ujar Nadia sambil mengusap kedua telapak tangannya karena kedinginan.
Seorang pria berjalan perlahan menghampiri Nadia, dia melihat keadaan sekeliling dan...
Grep!
Tas jinjing milik Nadia ditarik dan pria itu lari meninggalkan Nadia.
"Tolong!" Nadia pun berteriak dengan sangat kencang sambil berlari mengejar pencopet itu.
Tak beberapa jauh, mobil Alphard milik Bima berhenti menyorot tubuh Nadia dari belakang yang saat itu sedang berlari.
"Nadia!" teriak Bima memanggil tetapi Nadia tetap berlari menjauh.
"Tolong! Copet!" teriak Nadia disepanjang lariannya.
Bima melajukan mobil dan dia meng-klakson Nadia.
Hal itu membuat Nadia menoleh dan berhenti.
Bima menghampiri Nadia yang nafasnya sangat terengah.
"Ada apa, Nadia?" Bima bertanya sambil memegang pundak Nadia.
"Itu, Pak. Tas saya di copet." Nadia mencoba mengatur nafas.
"Mana pencopetnya?" Bima pun mengedarkan pandangan.
"Ke sana! Tapi mungkin dia sudah menjauh, biarkan saja, Pak." Nadia menunjuk ke arah depan.
Bima pun terdiam sejenak lalu dia langsung berlari ke arah dimana jari telunjuk Nadia terulur.
"Pak! Ya ampun, sudah aku katakan biar saja kenapa malah di kejar?" gerutu Nadia dengan heran.
Nadia mengikuti langkah Bima dari belakang.
"Pak! Tidak perlu di kejar!" teriakan Nadia tidak di perduli 'kan oleh Bima.
Bima berhasil menangkap perampok itu lalu dia menghajar sang perampok habis-habisan.
Bugh
Bugh
Setelah melakukan baku hantam, akhirnya perampok pun kalah dan Bima kembali menghampiri Nadia.
"Ini tas kamu." Bima menyodorkan tas jinjing berwarna hitam itu kepada Nadia, dada Bima terlihat naik turun karena nafasnya yang sangat memburu.
"Terima kasih, Pak. Sudah saya katakan seharusnya tidak usah di kejar, sesuatu yang ada di dalam ini tidak terlalu berharga tetapi jika terjadi sesuatu dengan Bapak apa yang harus saya lakukan?" ucap Nadia dengan hati tulus.
Senyuman terukir di bibir Bima, dia semakin tertarik kepada Nadia.
"Maaf karena saya meminta kamu untuk lembur jadi kamu harus terkena masalah seperti ini." Bima merasa tidak enak.
"Apa yang Bapak katakan? Saya ini hanyalah karyawan biasa, jadi apa yang Bos saya katakan pasti akan saya kerjakan." jawab Nadia.
"Kamu mau pulang 'kan? Saya antar ya?" tawar Bima kepada Nadia.
Nadia merasa tidak enak tetapi dia memikirkan lagi jika tidak pulang bersama dengan Bima maka dirinya pasti akan lama sampai di rumah.
"Bagaimana, Nadia?"
Nadia melirik Bima sejenak lalu dia pun segera mengangguk.
Mereka berdua masuk ke dalam mobil.
Mobil pun melaju pergi menuju rumah Nadia, di dalam mobil tersebut mereka berdua sama-sama diam seperti canggung.
Tiga puluh menit kemudian.
Sampailah mereka berdua di halaman rumah milik Nadia.
"Apa Bapak tidak ingin mampir terlebih dahulu?" basa-basi Nadia bertanya ketika mereka sudah turun dari mobil.
"Saya ingin memang ingin mampir karena ada sesuatu hal yang ingin saya sampaikan kepada kamu dan Ibumu."
Dahi Nadia sukses mengerut.
Mereka pun masuk bersama ke dalam rumah.
"Assalamualaikum!" teriak Nadia setelah melangkah masuk.
"Waalaikumsalam! Sayang, kamu kok malam banget pulang—" ucapan Ibu Nadia terpotong karena melihat Bima yang berdiri di belakang Nadia.
"Eh, ada Nak Bima." ucap Ibu dengan menyunggingkan senyum tipis.
Ibu sudah mengenal Bima karena kerap kali Bima mengantar Nadia pulang jika lembur.
"Apa kabar, Bu?"
"Alhamdulillah sehat. Ayo, silahkan duduk Nak."
Mereka bertiga duduk di sofa.
"Terima kasih karena sudah mau mengantar saya sampai ke rumah, Pak." ujar Nadia.
"Sama-sama, saya kesini sekaligus ingin menyampaikan sesuatu kepada Ibu dan kamu Nadia." ujar Bima dengan jantung yang berdegup kencang, sungguh dia gerogi saat ini.
"Ada apa, Nak? Apa ada hal penting?"
"Saya ingin meminang Nadia untuk menjadi istri saya." ujar Bima tegas dan serius.
Nadia melongo ketika mendengar ucapan Bima bagusan, tak hanya Nadia tetapi Ibu pun terkejut akan hal itu.
•
•
•
**TBC
HAPPY READING
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK SERTA DUKUNGAN
TERIMA KASIH BANYAK 🙏
🏵️🏵️🏵️
SAMBIL MENUNGGU UP, MAMPIR KE NOVEL TEMAN OTHOR JUGA YUK ❣️**
**Blurb:
Duda Casanova Terjerat Cinta Gadis Bar-bar
Author: Oktavia Hamda Zakhia
Apa jadinya seorang casanova berstatus duda itu terjerat cinta pada seorang gadis bar-bar dengan potongan rambut ala mullet.
Pertemuannya itu terjadi saat ia sedang melakukan suatu hal di ruangan kerja kantor miliknya. Namun, sialnya kepergok oleh seseorang yang bekerja di kantornya.
Bahkan gadis tersebut mampu membuat putranya yang berhati dingin bisa tertawa lepas. Setelah tujuh tahun ia mengabaikannya.
Yang mana ia di hadapan kenyataan bahwa gadis yang bekerja di kantornya itu tak mudah ditaklukkan. Mengingat ia sendiri yang mendapat julukan duda casanova.
Bisakah ia mendapatkan hati dari gadis bar-bar yang telah berhasil membuat putranya tersenyum kembali.
Kisah perjalanan mereka di warnai dengan tingkah laku dari gadis bar-bar yang melekat di dalam dirinyA**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
EsKobok
melakukan mobil itu ... apa mom? 😭
2022-12-30
3
cinta semu
lamaran dadakan
2022-12-16
0
Dinda Putri
lanjut
2022-12-08
1