karena aku sudah sepenuhnya resign aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama ibu, ibu meminta ku untuk rajin minum air kelapa biar bayi nya bersih dan juga makan bubur kacang ijo tanpa santan biar si kecil lebat rambutnya katanya.
Meskipun tidak terbukti secara empiris tapi aku tetap menuruti nya takut kualat.
" Mas pergi dulu ya sayang" ujar mas dennis sambil mencium kening dan mengelus perut ku
aku mengangguk dan mencium tangannya
" Hati hati ya mas , cepat pulang"ujar ku manja
aku mengantarkan sampai ke depan gerbang
karena tidak ada kegiatan yang bisa ku lakukan aku minta izin mas dennis untuk pergi ke rumah kami mengawasi tukang yang sedang merenovasi rumah.
Sementara kehamilan ku memasuki trisemester terakhir perkiraan dokter kurang dari 2 minggu si kecil sudah bisa bertemu kami.
aku pergi dengan memesan taxi online
aku mengawasi rumah dan tersenyum sendiri ada rasa bangga yang menyeruak dalam hati ku.
Mas dennis menolak aku untuk patungan membeli rumah ini. beruntung nya aku mempunyai suami yang bertanggung jawab nafkah secara lahir maupun bathin
Saat sedang berbicara dengan tukang tiba tiba aku merasa cairan hangat merembes di legging ku.tapi aku tidak merasakan mules ataupun kontraksi
Aku segera googling cairan apakah itu
deghhhh! aku panik ternyata itu cairan ketuban
aku segera menelfon mas dennis
beberapa kali tidak diangkat mungkin dia sedang meeting ujar ku
aku menelfon mbak tyas
" Mbak ketuban ku pecah" ujar ku
" Astaghfirullah kamu dimana?? oouhh ok mbak sama mas ndaru kesitu"
sekitar 10 menit kemudian mbak tyas dan mas ndaru tiba dirumah ku
Mbak tyas menyuruh mas ndaru untuk membopong ku ke mobil langsung kerumah sakit langgananku.
tidak lama kemudian terdengar
" Ooooek oeeek ooek ooeeek"
suster menaruh bayi mungi yang montok itu di dadaku
" Bayi nya cantik seperti mamanya " ujar suster
karena mas dennis tidak bisa di hubungi mas ndaru yang akhirnya mengadzani putri kami.
mungkin karena doa ibu persalinan ku begitu mudah dan lancar.
Sepuluh menit kemudian mas dennis datang dengan tergopoh gopoh dan tidak henti hentinya minta maaf karena tidak mengangkat hp karena ada meeting dan hp di silent.
" Maaf ya sayang maaaaf " ujar nya sambil mencium kening ku
" Ndak apa apa mas "jawab ku bijak
" Kebahagian tampak tersirat di wajah mas dennis saat menggendong si kecil
tidak lama mas ndaru datang membawa ibu.
Sementara aku hanya bisa video call dengan orang tua mas dennis karena mereka berada di manado.
" Mana cucu oma denn? " ujar ibu mertua
" Tidur ma, "
" Selamat ya dinar sayang muachhh maaf mama dan papa belum bisa datang menjenguk"
" Tidak apa apa ma salam untuk papa dan yang lain" sahut ku
" Nanti mama sampaikan sayang, daaaaahhh"
setelah 3 hari di rumah sakit akhirnya dokter memperbolehkan kan aku pulang ke rumah.
terasa lengkap sudah kebahagian kami dengan hadir nya si kecil.
tidak terasa si kecil sudah berusia 1 tahun
TIME FLY SO FAST pepatah itu benar adanya rasanya baru kemarin aku menunjuk kan hasil test pack ku sekarang putri kami sudah berusia 1 tahun .
Sebagai bentuk ungkapan rasa bahagia kami kami merencanakan merayakan ulang tahun pertama si kecil , sekaligus syukuran rumah baru kami.
Acara berlangsung meriah kuundang rekan rekan kantor ku dan juga rekan rekan kantor mas dennis .
Satu bulan kemudian kami memutuskan untuk pindah ke rumah kami sendiri.
Sementara mas ndaru dan mbak tyas tetap tinggal bersama ibu sementara rumah pribadi mereka di kontrakan.
Yinggal di rumah sendiri ternyata memang lebih nyaman setelah menikah, bebas mau mendesain ataupun mengatur sesuai keinginan.
" Gimana sayang lebih enak disini atau di rumah ibu?" goda mas dennis
" Lebih nyaman di hati mu mas"
"Hahaha kalah telak aku" ujarnya terkekeh
" Coba bilang paaaa paaaa" mas dennis mengajari putri kami bicara
"Ppp...pppp.paaaaaah" terdengar celoteh si kecil
"Piiinterrrr muachhhh" mas dennis terlihat gemas setiap pulang kantor dia selalu menyempatkan bermain dengan si kecil.
Sejak si kecil hadir mas dennis berubah jadi sangat bijak dan lebih sabar kehadiran sekecil benar benar merubah mas dennis
dan si kecil kami beri nama
MICHELLE PRAMESWARI
Nama yang indah seindah harapan ku, yang terselip di dalamnya.
Namun siapa sangka di balik namanya juga menyimpan rahasia besar papanya.
waktu benar benar begitu cepat berlalu. usia pernikahan kami menginjak 5 tahun , usia yang krusial untuk sebuah pernikahan.
Aku pernah membaca sebuah artikel tapi aku lupa dimana, jika tahun ke lima sampai ke tujuh adalah tahun tahun rawan dalam sebuah pernikahan jika lolos melewati tahun tahun tersebut Maka pernikahan mu akan langgeng
Entah benar atau tidak apa yang di katakan artikel itu , tapi aku merasa memang di tahun yang ke 5 ini terasa lebih berat di banding tahun tahun sebelumnya.
semoga aku mampu melewati ini semuanya hingga tahun ke 7 .
" Kamu gimana sich kok sampai dia nyungsep kamu gak tahu!" dengus mas dennis kesal karena melihat jidat Michelle bonyok mencium aspal di kompleks saat bersepeda.
" Mas Michelle itu bukan hewan peliharaan yang harus di kontrol atau di kurung!
" Dia butuh bersosialisasi dengan teman teman sebayanya!" ujar ku membela diri karena terus menerus di pojokkan.
" Pelan kan nada bicara kamu ya! jangan kurang ajar!!"
" Mas tolong saya itu cape di salah salah kan terus" ujar ku parau aku merasa mata ku mulai memanas
" Sudah lah! " dia menepiskan tangan nya ke udara dan menggandeng michelle keluar menuju mobilnya.
BRUUUUM BRUMM BRUUUUUUUM!
Aku melihat mobil mas dennis meninggalkan rumah entah kemana dia membawa michelle.
Menjelang pukul 8 mereka baru kembali mas dennis menenteng beberapa pepper bag berlogo brand terkenal yang isi nya baju dan mainan michelle.
Aku memilih bungkam dari pada nanti memicu pertengkaran .
segera ku rapikan belanjaan mereka tanpa berkata sepatah kata pun
"Michelle ganti baju, gosok gigi minum air putih masuk kamar terus Bobo ya sayang"
" Ma boleh tidak 30 menit lagi michelle bobok nya Michelle mau main barbie"
" Ok tapi 30 menit aja"
" Ok" ujar nya dan masuk kedalam kamarnya
" Masih marah?" Tanya mas dennis datar
" Gak ada alasan saya untuk marah dan gak ada hak saya untuk buka suara" sahut ku dingin
seraya melenggang menuju kamar
" Kamu jangan kekanak kanakan! apa mau mu sekarang?! suara mas dennis mulai meninggi
aku tidak menghiraukan ucapan mas dennis ku teruskan langkah ku menuju kamar
BLAAAMMMMM!!!
Ku banting pintu dada ku terasa mau pecah akhirnya pertahanan ku bobol air mata ku tumpah aku menangis sejadi jadinya , aku menangis di bawah bantal aku tidak mau michelle mendengar tangis ku.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments