Garis 2

Pagi pagi sekali saat ku dengar lantunan ayah such dari musholla dekat rumah aku terbangun aku bergegas bangun dari tempat tidur dengan hati hati aku lihat mas dennis tampak sangat lelah. aku berjingkat membuka pintu kamar mandi

kreeeek..

Di tangan ku sudah ada test pack yang ku beli di apotik kemarin

Aku menetes kan urine di cup yang disaran kan menunggu beberapa detik dan ...

hasilnya 2 garis merah disana..aku segera mengucap syukur kehadirat Allah atas karunianya kini di rahim ku allah titipkan jabang bayi.

Aku bergegas mandi kemudian berwudhu untuk menunaikan sholat subuh.

Test pack aku simpan di laci dengan hati hati.

setelah menuaikan sholat subuh aku bergehas ke daour untuk membuat sarapan rupanya keduluan mbak tyas dan ibu yang lebih dulu sibuk di dapur.

" Din, wes tangi" Sapa mbak tyas ipar ku yang sangat kusayangi.

" Wes ket mau kok mbak bar nyubuh" ujar ku

aku membantu mbak tyas dan ibu menyiapkan sarapan untuk kami semua.

Setelah sarapan siap aku kembali kekamar rupanya mas dennis sudah selesai mandi.

"kok gak bangunin mas sich sayang " ujar mas denis

" Aku lihat mas terlihat lelah sekali aku tidak berani bangunin mas" timpal ku

"mas, aku punya kejutan untuk mas"

" Apa sayang?

" Tutup mata mas dulu jangan ngintip ya" pinta ku

mas dennis menyetujuinya aku membuka laci dan mengambi test pack yang tadi ku taruh di sana hah kok hilang?? aku tidak lupa aku menyimpannya disana tadi aku panik jadinya

" Udah belum sayang lama amat" seru mas dennis

" Bentar sayang sabarr" aku mengaduk aduk isi laci tidak juga ku temukan

tap! tiba tiba mas dennis memeluk ku dari belakang mencium ku sambil berbisik.

" Cari ini ya? ujar nya sambil menunjukan benda yang ku cari.

aku membalik kan badan

" Yah gak jadi surprise" ujar ku lesu

mas dennis mencium perut dan mengusap usapnya matanya tampak berbinar binar

Iya menghujani ku dengan kecupan kecupan mesra .

" Dinar, dennis ayo sarapannya udah siap" terdengar suara ibu dari luar kamar.

" Iya bu kami segera menyusul " sahutku.

Setelah mengetahui aku mengandung anaknya mas dennis menjadi sangat protektif seperti sore ini dalam perjalan pulang dia mengajak ku mampir apotik untuk memborong susu kehamilan 6 kaleng sekaligus.

" Mas masa sebanyak ini?"

" Kamu dan calon anak kita harus dalam kondisi prima gak boleh kekurangan nutrisi" sergahnya

"Iya tapi kan ..."

belum sempat aku menuntas kan ucapan ku mas dennis menempelkan jarinya di bibirku

" Shhhhh, jangan rewel'

kalau sudah begitu aku tidak bisa mendebatnya lagi bisa bisa terjadi perang bratayudha.

" Sayang sebaiknya kita mulai hunting rumah dech" ujar mas dennis di suatu malam sesaat sebelum tidur

" Kenapa mas, kan rumah ibu besar dan ibu gak keberatan kok kita di sini".

" Sayang kita ini sudah berumah tangga dan sebentar lagi punya anak masa tetap kumpul dengan keluarga mu? "

" Kamu gak mau mandiri? punya rumah sendiri dan tinggal dengan keluarga kecil mu?" cecar mas dennis

Ada benarnya apa yang di ucapkan mas dennis tapi jauh di lubuk hati ku terdalam berat rasanya meninggalkan rumah ini dan kehangatan di dalam nya.

" Iya mas," ucap ku lirih

saat week end aku dan mas dennis habiskan untuk hunting rumah banyak sudah rumah yang kami lihat tapi belum ada satu pun yang nyantol di hati kami.

" Sudah dapat ndok rumahnya? tanya ibu saat kami sedang makan malam

" Dereng bu, dereng wonten seng menarik"

" Yo wes seng alon alon wae"

akhirnya setelah 3 bulan pencarian kami dapat rumah yang sesuai dengan kriteria yang kami cari , rumah yang tidak begitu kecil dengan desain minimalis modern .

Kami segera melakukan down payment agar tidak di jual oleh agent pada pembeli yang lain.

Di hari libur aku mengajak keluarga untuk melihat rumah yang bakal kami tempati setelah si kecil lahir.

" Cantik ndok " puji ibu mbak tyas pun mengiyakan ucapan ibu

" Alhamdullilah bu"

Akhirnya setelah urusan administrasi selesai kami melakukan sedikit renovasi di bagian dapur dan teras depan agar sesui dengan keinginan kami.

Sementara kehamilan ku sudah memasuki trisemester ke 2 mas dennis sudah berulang kali memintaku untuk resign ,tapi aku terus mengelak karena aku mencintai pekerjaan ku lagi pula akan sangat membosan jika hanya diam di rumah menunggu suami pulang kantor.

" Sayang coba dengarkan mas aja sekali ini kamu itu jalan aja sudah sudah kok masih ngeyel tetap kerja" ujarnya sambil mengusap perutku

" Mas sebentar lagi ya"

lagi pula kehamilan ku ini sangat berbeda, dengan kebanyakan perempuan aku tidak merasakan yang nanya ngidam atau pun morning sickness atau apalah itu.

Selain ingin selalu dekat dekat dengan mas dennis hihihi kalau itu sich, tidak hamil pun aku memang selalu ingin dekat dekat dengan mas dennis.

" Cewek atau cowok din si debay" tanya Eli

" Cewek li," sahutku

" Wes selamat ya, pasti cantik seperti kamu kalau cowok pasti gagah seperti papa nya.

" Bisa aja kamu li," ujarku sambil tersipu malu

" Loch serius suami mu itu mirip ferry Salim sadar gak sich"

" Makaciiiiiiiih.... weeek! " aku menjulurkan lidah ke arah Eli untuk menutupi rasa ge er ku

tapi bukan hanya Eli yang mengatakan hal itu kalau mas dennis bagi pinang di belah 2 dengan actor yang mendapat julukan hot daddy tersebut .

Akhirnya dengan berat hati mengajukan resign dari kantor ku atasan ku pun sempat keberatan bahkan memberi ku kelonggaran untuk cuti lebih lama, tapi aku menolak karena mas dennis meminta ku untuk menjadi full time house wife

mengurus anak dan suami saja.

Sebagai istri tentu nya aku harus patuh pada suami.

" Ya sudah dinar jika itu sudah menjadi keputusan mu" ucap pak dion

" Tapi kamu harus menunggu sampai posisi mu ada penggantinya

" Baik pak..."

Aku mulai membawa barang barang pribadi ku agar nanti tidak perlu begitu repot hanya tinggal 10 hari saja aku bekerja di kantor ini sebelum akhirnya benar benar meninggalkan kantor yang penuh kenangan ini.

" Sudah kamu ajukan sayang?

" Sudah mas tapi pak dion meminta ku untuk bertahan sampai ada yang mengisi posisi ku" jawabku

Mas dennis mengangguk dan mengizinkan ku untuk tetap masuk Kantor selama 10 hari terakhir ku.

Aku mulai menyiapkan baju baju untuk si baby dan segala ***** bengeknya, aku kalap memborong baju baju untuk si kecil sampai ibu mengingat kan ku

"Ndok bayi itu cepat besar gak usah terlalu banyak beli baju baju nya sayang"

" Kan bisa untuk adiknya nanti bu"

" Lah nek adiknya laki laki piye moso rep mbok dandani nggo klambi wedok?

" Heehhehe hehhe Iya ya bu" ujar ku benar juga kata ibu kalau adiknya nanti laki laki gimana?..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!