Selesai Regina berganti pakaian, dia langsung mendatangi Adit, “Mas aku sudah selesai.”
Adit berbalik menatap istrinya, dengan perasaan khawatir
“Gimana perasaan kamu sekarang?”
“Aku hanya sedikit pusing saja Mas, tapi entar lagi juga sembuh.”
Adit mendekat, meletakkan tangannya di kening regina, hal itu membuat jantung Regina berdetak kencang. Ada perasaan aneh menjalar di hatinya, senang sekaligus bingung.
‘Kenapa mas Adit mendekat, apakah dia ingin menuntut haknya sebagai seorang suami?’ batin Regina takut.
“Mau mas pijit kepalanya?” Adit langsung mendaratkan tangannya di kening Regina. Dan sebelah tangannya mengajak gadis itu duduk di sofa. Perlahan dia mulai memijit kepala istrinya itu.
Pijatan lembut Adit membuat regina nyaman. Regina memejamkan matanya sambil menikmati tiap pijitan pria yang lain sudah berstatus suaminya itu.
Sedangkan Adit sambil memijit, tak hentinya memandangi wajah Regina yang cantik alami.
‘Maafkan aku mas karena telah berburuk sangka pada kamu.’
Beberapa menit berlalu, dan dirasa sudah cukup Adit menghentikan pijitannya dan Regina pun membuka matanya. Betapa terkejut dan malunya Regina saat matanya terbuka dan melihat wajah Adit tepat di hadapannya.
Keduanya pun saling pandang-pandangan membuat manik bola mata mereka beradu. Regina langsung mengalihkan pandangan sedangkan Adit hanya tersenyum geli melihat reaksi Regina yang masih malu-malu.
“Sudah enakan? makan yuk?sayang tuh nasinya sudah dingin.” Adit meraih piring berisi nasi yang sejak dari tadi diambilnya dari dapur.
"Mau aku suapin?" tanyanya dengan lembut.
“Tidak, aku bisa makan sendiri,” sahut Regina
“Tapi kamu kan Re,"
"Iya tapi aku bisa kok, cuma makan aja,"
"Aku suapin ya?"
“Enggak,”
“Ok, tapi harus kamu habiskan. Mas enggak mau kalau kamu sampai pingsan lagi, mengerti.”
"Iya," jawabnya sambil cemberut
***
Adit yang sejak tadi asik bermain game di hp tidak menyadari kalau malam semakin larut. Diliriknya jam yang ada di dinding kamarnya dan ternyata sudah jam dua belas malam.
‘Pantas saja aku sudah ngantuk berat, ternyata sudah jam dua belas malam.’
Adit langsung beranjak dari duduknya dan mendekati Regina yang sudah tertidur nyenyak di tempat tidurnya. Dia ingin tidur di samping Regina tapi merasa masih segan dan khawatir kalau Regina nantinya akan marah.
Kemudian saat menoleh ke kanan terlihat ada ambal kecil yang disandarkan di sudut ruangan, Adit mengambilnya bersama bantal yang ada di samping kepala Regina.
Kemudian Adit tidur di ambal. Tidak lama kemudian Adit sudah tertidur nyenyak karena sejak siang tadi sudah lelah.
***
Saat jam tiga dini hari Adit tiba-tiba terbangun saat mendengar suara Regina. Dia langsung bangkit dari tidurnya dan mencari ke arah suara itu. Ternyata suara itu berasal dari Regina yang mengigau memanggil nama Yoga. Tentu saja hati Adit bagai teriris-iris sembilu mendengar istrinya menyebut nama mantan kekasihnya itu.
Didekatinya Regina dan dipegang kening dan pipinya. Ternyata Regina demam tinggi. Adit langsung panik.
“Re.... kamu kenapa?” ucap Adit sambil menepuk-nepuk pipi Regina.
Regina hanya membuka matanya sebentar kemudian matanya terpejam lagi. Adit langsung mengangkat tubuh Regina setengah duduk sambil mengelus ujung kepalanya.
“Kita ke rumah sakit ya?”
“Eee....aku tidak apa-apa Mas,” ucap Regina pelan dengan mata masih terpejam.
Adit langsung memeluk dari belakang dan menyandarkan tubuh Regina ke tubuhnya dengan harapan ada respon dari Regina tapi Regina hanya diam saja. Adit semakin panik melihat situasi ini.
“Kamu sakit Sayang, kita ke rumah sakit ya....” bisik Adit di telinga Regina.
“Enggak Mas.” Regina langsung menggenggam tangan Adit erat.
“Mas enggak mau terjadi apa-apa pada kamu.”
Kemudian Regina membuka matanya dan melihat ke arah suaminya sambil mempererat pegangannya. Pandangan Regina seperti orang yang sedang minta pertolongan.
“Mas....” ucap Regina sambil menangis.
Adit yang melihat air mata Regina langsung menghapusnya dengan ujung jarinya.
“Ada apa Sayang....” suara Adit terdengar sangat lembut.
Tangan Adit yang sedang digenggam Regina diletakkan di atas dadanya.
“Mas....hiks...hiks...hiks....”
Adit mempererat pelukannya dan membiarkan Regina menangis sepuasnya. Setelah tangis Regina mulai redah Adit memberanikan diri untuk bertanya.
“Kamu cerita sama mas ya, apa pun masalah kamu akan mas dengarkan dan mudah-mudahan mas bisa memberikan solusinya.”
“Mas... hubungan kami sudah sangat lama tapi kenapa sekarang kami harus berpisah?” tangis Regina.
Sontak jantung Adit berdetak kencang merasa cemburu mendengar pengakuan Regina yang begitu polos. Hati Adit sangat sakit mendengarnya, tapi tidak ada alasan bagi Adit untuk marah karena pernikahannya dengan Regina karena terpaksa menutupi malu keluarga Regina.
Dengan perasaan hancur Adit berusaha untuk tegar di depan Regina dan dia pun memberikan suport pada istrinya itu.
“Kamu yang sabar ya Sayang....” ucap Adit di telinga Regina dengan suara parau menahan perasaan sakit.
Regina yang hanyut dengan perasannya tidak memperdulikan perasaan Adit karena saat ini hatinya benar-benar terluka ditinggal lelaki yang sangat dicintainya. Mungkin juga karena demam Regina sangat tinggi sehingga apa yang diucapkan tidak dapat terkontrol. Adit berulang-ulang mengelus kepala Regina lembut.
“Kita ke rumah sakit ya Sayang...”
Adit sudah berulang kali menyebut nama Regina dengan sebutan sayang supaya Regina tau kalau dia sangat menyayanginya. Tapi Regina tidak menyadari perkataan Adit tersebut karena hatinya sedang terguncang.
Karena Regina tidak mereson ajakan Adit ke rumah sakit, akhirnya Adit keluar kamar dan membangunkan ayah mertuanya. Setelah meminta izin pada ayah mertuanya, akhirnya Adit membawa Regina ke rumah sakit.
“Ayah di rumah saja ya biar Adit yang membawa Regina ke rumah sakit.”
“Hati-hati ya Dit, kalau ada apa-apa cepat kabari ayah.” Pak Bambang mengantarkan sampai gerbang rumahnya.
“Iya Yah.” Adit langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi kebetulan jalanan tampak sunyi oleh pengguna jalan.
Dalam perjalan ke rumah sakit, Regina beberapa kali menyebut nama Yoga. Adit yang mendengarnya hanya bisa mengelus dada dan berusaha untuk kuat.
Tidak lama kemudian mobil yang dikendarain Adit sudah sampai di area rumah sakit. Regina langsung dibawa ke ruang UGD untuk diperiksa dokter jaga. Saat sedang diperiksa dokter, Regina menyebut nama Yoga.
“Yoga...Yoga...” ucap Regina pelan.
“Re...ini mas, mas di sini.” Adit langsung menggenggam tangan istrinya.
Dokter dan seorang perawat hanya sesekali melirik ke arah mereka sambil tersenyum melihat kemesraan itu.
“Mulai kapan istri pak Yoga sakit?” tanya dokter sambil melihat wajah Adit.
Adit tampak bingung dan gugup karena dia dipanggil dokter dengan sebutan Yoga.
“Sejak kapan Pak?” tanya dokter lagi.
“Eh....sejak tadi sore Dok istri saya sudah mulai demam.”
‘Pasti dokter mengira kalau aku yang bernama Yoga. tapi itu tidak penting, yang terpenting apa penyakit yang di deritanya," batin Adit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Yuen
Akhirnya apaan gak ada apa? hahaha
2024-11-04
0
Rovie
mantap
2022-12-08
0