Keesokan paginya, Kyelin bangun dari tidur dan melihat jika ke dua anaknya dan Diera tidak ada di kasur. Seketika jantung Kyelin terpacu sangat cepat, ia ketakutan.
"Diera! Kau ada di mana?!"
Kyelin turun dari tempat tidur dan mendobrak pintu dengan sangat kencang. Brak, wajahnya sangat panik dan pucat, dia masih kelelahan karena proses melahirkan kemarin.
"Pengawal! Di mana kalian?!"
"Kaisar Kyelin, kami ada di sini."
Dengan cepat ke dua pengawal yang di panggil Kyelin pun datang dengan tubuh gemetaran. Mereka takut jika nanti akan di hukum karena ketidak kewaspadaan mereka.
"A, ada apa Kaisar Kyelin?" Tanya seorang pengawal.
"Di mana anak- anak itu?!"
"A, anak?"
"Cih, cepat cari anak- anak ku sampai ketemu!"
"Baik, kaisar!"
Ke dua pengawal itu pergi dan meninggalkan Kyelin yang masih pucat. Pikirannya berputar-putar, pusing, capek, keadaan tak tergambarkan dan itu nyaris membuatnya g*la.
"Pertama aku di tiduri, dan sekarang anak- anak ku hilang. Apa sebenarnya yang di inginkan orang ini, sih?!" Batin Kyelin.
Kyelin menggigit jari dan bibirnya sangat kuat, tap, tap, tap, tiba- tiba suara langkah kaki terdengar. Seseorang mencoba mendekati Kyelin yang hampir tidak waras.
"Kyelin!"
"Diera?!"
Khek, Kyelin langsung mendekati Diera dan mencekik lehernya dengan kuat. Dia sudah tidak bisa berpikir jernih, pikirannya sangat amat kacau.
"Katakan Diera! Di mana anak ku?!"
"Hei, hei, kau tenanglah terlebih dahulu! Akan aku bawa kau menemui anak mu, tenang saja!"
"Kalau begitu cepat!"
"Iya, iya!"
Syush, Kyelin melepaskan cengkeramannya. Grep, Diera kemudian memegang tangan Kyelin dan membawanya ke suatu tempat di dalam istana kekaisaran Belizart.
"Ini, kenapa kita ada di sini?" Tanya Kyelin.
Dan tempat yang mereka tuju adalah, taman Istana kekaisaran Belizart. Kyelin tercengang, matanya tertuju kepada sebuah bangku yang di atasnya ada anak yang kemarin ia lahirkan.
"Nah, anak- anak mu ada di sini."
Perasaan Kyelin menjadi lega, ia lalu mendekati bangku taman Istana kekaisaran Belizart dan duduk bersimpuh. Tangannya memegangi kepala anak kembar itu.
"Beruntunglah kalian tidak apa- apa." Batin Kyelin.
Deg, perasaan Kyelin kembali kacau, di berdiri dengan cepat. Ia memijat dahinya dengan frustasi. Diera memiringkan kepalanya bingung dan kaget.
"Tunggu, apa yang aku lakukan?! Kenapa akal sehat ku hilang hanya gara- gara anak kembar ini, sih?!" Batin Kyelin.
"Hei, Kyelin, sebelumnya aku tidak menduga kalau kau akan membuat keributan demi anak- anak itu~"
"Diam kau, Diera!"
"Aih, kau ini benar- benar, jika kau khawatir akui saja lah, jangan mengelak seperti itu. Dasar jual mahal."
"Aku bilang diam!"
Kyelin berjalan pergi dengan wajah malu dan kesal. Di belakangnya, ada Diera yang tertawa kecil melihat sikap Kyelin yang sangat egois dan tidak mau mengakui kekhawatirannya itu.
"Uh, kenapa hanya gara-gara anak kembar itu pikiran ku kacau, sih?!"
Keesokan harinya, Kyelin menuju ke taman Istana karena hampir setiap waktu Diera membawa anak kembarnya itu ke sana untuk berjemur.
"Sebenarnya kenapa anak- anak itu harus di jemur, sih?" Tanya Kyelin dengan wajah jutek.
"Kau ini, apa yang aku lakukan itu agar anak-anak mu tidak terkena penyakit kaki berbentuk silang atau O."
"Ha? Apa itu?"
"Itu adalah penyakit yang di alami bayi yang kekurangan cahaya matahari pagi."
"Setiap jam berapa?"
"Em, sekiranya setiap jam lima pagi."
"Awas saja kalau anak- anak itu kulitnya menjadi coklat atau jelek gara- gara berjemur."
"Kau ini berlebihan tahu."
Kyelin membuang muka dan berjalan menjauhi Diera dan anak kembar itu. Tapi sebelum pergi, Diera memanggilnya dan menanyai pertanyaan yang membuatnya teringat sesuatu.
"Hei, Kyelin, tunggu sebentar!"
"Ada apa?"
"Apa aku boleh bertanya nama anak kembar mu ini?"
Deg, Kyelin terkejut, "Benar, aku lupa akan hal itu!" Batin Kyelin.
Diera masih berada di belakang Kyelin menunggu jawaban. Sementara Kyelin hanya diam saja sampai dia pergi ke suatu tempat entah kemana.
Pagi hari berikutnya, Kyelin menyuruh Diera untuk pergi ke ruangannya bersama anak kembarnya. Pertamanya Diera merasa bingung, tapi setelah dia ke sana, akhirnya dia mengerti.
"Kenapa kau meminta ku ke sini, Kyelin?"
"Ini tentang nama ke dua anak kembar ku itu."
"Benarkah? Kalau begitu, siapa namanya?"
Kyelin menyilangkan kakinya dengan tangan kanan menopang kepala. Diera masih bingung, jika yang menggendong bayinya itu adalah para dayang istana kekaisaran.
"Yang laki- laki namanya Alvarendra de Ramond Aaron Rekilia Belizart. Jika yang perempuan namanya Felicie de Hilda Adelicia Rekilia Belizart."
"Wow, menakjubkan." Ucap Diera.
"Jangan bereaksi seperti itu, bodoh!"
Buagh, Kyelin melemparkan satu bantal yang ada di singgasananya untuk memukul Diera. Dengan sigap Diera menghindari lemparan dari Kyelin dan mengarahkan bantal itu ke belakang.
"Lalu aku harus menjawab seperti apa?" Tanya Diera dengan wajah datar.
"Hump!"
Kyelin menggembungkan pipi dan membuang mukanya. Tatapan Diera mengarah ke para bawahan Kyekin yang terlihat sangat mengantuk dan capek.
Diera mengedipkan mata beberapa kali, kemudian ia melirik ke arah Kyelin yang masih marah. Ya, beruntung kedua bayi kembar itu tidak menangis.
"Hei, Kyelin,"
"Ada apa?" Tanya Kyelin dengan ketus.
"Eung, sebenarnya, apa yang terjadi pada para bawahan mu itu?"
Zhung, Kyelin langsung menatap tajam ke arah bawahannya seperti menyuruh mereka untuk bungkam. Tentu para bawahan itu takut kepada Kyelin yang sangat mengerikan.
"E, kami, kami baik- baik saja, kok." Ucap seorang bawahan dengan senyum paksa.
Sebenarnya tadi malam, sebelum Diera di panggil untuk berhadapan dengannya. Kyelin menyuruh para bawahannya untuk mencari sebuah nama untuk bayinya.
"Kalian semua, carikan aku nama untuk bayi perempuan dan laki- laki. Malam ini harus jadi, mengerti?"
"Ya, yang mulia Kaisar Kyelin, apakah waktu yang anda berikan tidak terlalu cepat?"
"Kenapa? Apa kau mau membantah perintah ku?"
"Te, tentu saja tidak, tapi, malam ini? Itu terlalu cepat, kaisar."
"Kalau begitu begini saja, jika tidak di temukan nama untuk bayi kembar ku malam ini, maka besok kepala kalian akan langsung aku penggal!"
Dan berakhirlah kekacauan yang di buat Kyelin malam itu. Semua orang dapat bernapas lega karena kepala mereka tidak jadi di penggal dan mereka masih hidup.
"Em, Kyelin, apa kau juga akan memberitahu kepada semua orang tentang bayi mu ini?"
"Tentu saja, aku akan melakukannya. Diera, nanti malam kau tidurlah sendiri, biar anak- anak ini aku yang mengurusnya."
"Apa? Apa kau yakin?"
"Memang ada yang tidak bisa kaisar hebat ini lakukan?" Tanya Kyelin dengan sombong.
"Iya, deh, aku percaya."
Malam harinya di kamar Kyelin, dia sedang mandi. Sementara bayi kembar itu di letakan di atas kasurnya yang empuk tentu saja, ya, iyalah, kan keluarga kerajaan.
Kyelin keluar dari kamar mandi dengan aroma mawar yang sangat harum. Bugh, Kyelin duduk di pinggir kasur dengan rambut dan tubuh yang masih basah.
"Aku penasaran, bagaimana cara anak- anak ini merubah istana dan diri ku kelak."
BERSAMBUNG~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Aryfuu
Semangat ya Kyelin, sekarang udah jadi ibu muda. Duh engga tahan buat tau kelanjutannya nih. Aku baca sampai sini dulu ya kak, nanti aku lanjut lagi. Tetap semangat buat up ya.
Salam kenal dari Teror dibalik Senyuman plus Aku, Kau, dan Buku Novel Ringan ya .
2020-09-24
2
ayyona
jempolin
2020-08-16
1
Penjaga Hati
semngat kk
salam hangat mampir juga di karyaku 🙏
2020-07-25
0