Buagh, Kyelin memukul kepala Diera cukup kuat. Diera meringis kesakitan karena Kyelin memukulnya cukup kuat. Padahal sudah hamil sekiranya 2 Minggu.
"Aih, kenapa setelah hamil pun tenaga mu masih sangat kuat, sih?!"
"Maaf, ya, tapi aku bukan perempuan lemah tahu!"
"Huh, iya, iya, aku kan hanya kaget saja."
Kyelin kemudian mengangkat perutnya yang sekarang terdapat sebuah kehidupan. Melihat hal itu, Diera tersenyum nakal, sepertinya dia memiliki suatu rencana.
"Aiya, apa kau merasakannya?"
"Merasakan? Merasakan apa?"
"Semakin lama, kau terlihat semakin mirip ibu muda yang menanti keturunan."
"Ibu muda apanya! Aku rasa kau sudah bosan hidup!"
Kyelin kembali mengambil pedangnya di sebelah pinggangnya dan berniat mengancam Diera agar diam. Tapi Diera hanya diam saja sambil tertawa geli seperti mengejek.
"Kau ini kenapa malah ketawa, sih?"
"Hehe, aku hanya merasa senang saja."
"Keterlaluan!"
Guys, aku langsung skip aja, ya. Tujuh bulan kemudian, Kyelin sekarang ada di tepi jendela kamarnya sambil meminum secangkir teh karena saat itu musim dingin.
Slurp, brak, bruth, tiba- tiba seseorang membanting pintu dan membuat Kyelin menyemburkan teh kesukaannya itu. Siapa lagi kalau bukan Diera.
"Kyelin, sayang! Apa kabar mu?"
Diera langsung memeluk Kyelin dan membuat Kyelin merasa jengkel. Pak, Kyelin memukul wajah Diera menggunakan telapak tangannya dan jarak mereka sedikit jauh sekarang.
"Eh? Kyelin sayang, ada apa?"
"Diam! Perkataan mu itu membuat ku jijik dan geli tahu!"
"Hihi, maaf."
Deg, Kyelin memegangi perutnya dan ia merasakan sebuah getaran yang ada di dalamnya. Tentu Kyelin kebingungan karena dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya.
"Hei, Diera, kenapa perut ku seperti bergetar? Padahal aku baru saja makan tadi."
"Haish, dasar Kyelin bodoh, itu tandanya bayi mu menendang!"
"Menendang? Dasar bayi durhaka! Beraninya kau menendang ku!"
"......."
Hah, Diera hanya bisa menepuk jidat melihat tingkah laku sahabatnya itu. Sementara Kyelin malah terlihat sangat kesal dan marah karena tingkah laku bayinya.
"Dasar bodoh, bayi menendang itu sudah biasa! Memangnya saat kau di dalam perut ibu mu dulu tidak pernah menendangnya apa?"
"Tentu saja tidak, aku kan anak berbakti."
"Lupakan saja, aku tidak mau berdebat lagi pada mu."
Kyelin menatap keluar jendela kamarnya, ia melihat bunga- bunga bermekaran di taman. Diera mengikuti tatapan Kyelin kepada bunga- bunga itu.
"Hei, kau pikir besok anak ku lebih mirip siapa?"
"Eung, mungkin, lebih mirip ayahnya. Lagi pula kalau mirip ayahnya kan bagus."
"Kenapa begitu?"
Set, tiba- tiba Kyelin menatap sangat tajam kepada Diera. Seperti tidak terima kalau anak yang akan di lahirkannya susah payah itu akan mirip ayahnya yang b*j*ng*n.
"Em, begini, kalau misalnya mirip ayahnya, kita kan bisa mencarinya lewat rupa dan fisik anak mu."
"Kalau begitu, setelah dia lahir beberapa bulan, langsung cari tahu siapa ayahnya."
"Ok, ok, dengan catatan anak itu harus mirip ayahnya."
Dua bulan kemudian, usia kehamilan Kyelin sekarang sudah mencapai sembilan bulan kurang beberapa hari lagi. Kyelin sekarang berada di atas tempat tidurnya.
"Huh, anak ini benar- benar menyusahkan ku."
Selang beberapa menit, perut Kyelin merasa sangat sakit. Kyelin pun terus merintih kesakitan, ia terus menggerang dan berteriak berharap ada yang membantunya.
"SIAPA PUN YANG ADA DI LUAR KU MOHON TOLONG! DIERA! SAKIT!"
Brak, mendengar suara rintihan seseorang, Diera kemudian membanting pintu dengan wajah khawatir dan panik yang amat menyelimuti dirinya.
"Kyelin?! Ada apa?!"
"DIERA TOLONG! SAKIT!"
"Panggil tabib kerajaan! SEKARANG JUGA!!!"
Diera berteriak sangat kencang, bahkan bisa terdengar sampai keluar kerajaan Belizart. Tabib kerajaan pun datang dan membantu proses persalinan Kyelin malam itu.
"AAHH!!! SAKIT!!!"
"Kyelin tenanglah! Semuanya pasti akan baik- baik saja!"
Diera selalu berada di samping Kyelin memegangi tangannya dengan kuat bersamaan dengan keringat dingin yang mulai bercucuran saking takutnya.
"Uh, AH! Sakit Diera!"
"Bersabarlah kaisar, sebentar lagi pasti akan selesai." Ucap tabib kerajaan.
"AAAAAHHHHH!!!"
"Oek, oek, oek."
Bruk, setelah tangisan bayi itu, Kyelin membaringkan dirinya kecapekan. Diera terlihat menangis amat bahagia, ia mengecup dahi Kyelin dengan sangat lembut.
"Selamat kaisar, bayi Anda sudah lahir. Bayinya juga kembar! Laki- laki dan perempuan!"
Deg, Kyelin maupun Diera terlihat sangat terkejut. Diera sekarang bernapas lega, dirinya menyadari betapa sakitnya melahirkan seorang bayi, apa lagi kalau bayinya kembar.
"Tidak heran kau yang sangat kuat ini bisa merasa, kan, kesakitan yang luar biasa."
"Hah, hah, diam, kau."
"Apapun itu, selamat, kau sudah menjadi seorang ibu, Kyelin."
Selesai melahirkan, tentu saja bayi harus di mandikan dan di beri ASI dari ibunya. Kyelin masih terlihat amat kecapekan. Tapi ia masih sanggup untuk berdiri.
Tentu saja dia sanggup, itu karena dia adalah seorang kaisar wanita yang menaklukan banyak negara. Sudah terlihat bukan betapa kuat dan beraninya Kyelin.
"Kaisar Kyelin, ini waktunya memberi ASI." Ucap seorang perawat.
"Baiklah, berikan bayi itu pada ku."
"Tunggu dulu, apa kau sudah tahu cara menggendong bayi?"
"Belum."
Jawaban Kyelin membuat orang menggelengkan kepala. Sudah tidak bisa menggendong bayi, masih punya hati melakukan hal itu. Tidak takut nanti akan melukai bayinya apa?
"Kalau begitu berikan pada ku, aku akan mengajari kaisar bodoh kalian menggendong bayi dulu."
"Aku tidak bodoh."
Bruk, Diera sambil menggendong bayi yang laki- laki duduk di pinggir kasur Kyelin. Yang perempuan di gendong perawatnya, tapi yang ke dua bayi itu terlihat sangat tenang.
Hal itu membuat Diera dan perawatnya kebingungan. Kalau Kyelin tentu saja tidak karena dia belum pernah sekali pun berurusan dengan anak- anak.
"Baiklah, cara menggendongnya seperti ini. Mengerti?"
"Iya, iya, cerewet."
Kyelin pun menggendong bayi perempuannya itu seperti apa yang di ajarkan Diera. Memang benar apa yang di pikirkan Diera, bayi itu memang lebih tenang.
Diera terus- menerus merasa kebingungan, ia mengangkat tangannya meminta bayi yang satunya lagi pada perawat itu. Setelah memberikan bayi, perawat itu pergi meninggalkan Diera, Kyelin dan kedua bayi itu.
"Apa benar ini hanya perasaan ku semata saja, ya?" Batin Diera.
"Hm, kau ini kenapa malah melamun, sih?"
"Eh, ah, tidak apa- apa. Aku cuma masih merasa syok saja, kok."
"Tapi kenapa kedua bayi ini membuat ku khawatir?" Batin Diera.
Selesai menyusui, Kyelin pun tertidur, karena masih khawatir Diera memutuskan untuk ikut tidur bersama Kyelin di atas ranjangnya sekalian menjaga kedua bayi Kyelin yang baru saja lahir.
Bayi Kyelin yang laki- laki memiliki rambut coklat yang mirip dengan Kyelin dan mata berwarna biru langit.
Sementara kalau yang perempuan memiliki rambut perak mengkilap dengan mata hijau cantik mirip dengan mata Kyelin.
"Mata biru dan rambut perak, apa ini adalah ciri-ciri fisik laki- laki b*j*ng*n yang meniduri Kyelin?" Batin Diera.
BERSAMBUNG~
Guys, jika ada yang tanya soal timetravel- nya itu bukan Kyelin yang melintasi ruang waktu. Juga bukan Diera yang melakukannya, penasaran? Nantikan chapter selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
ayyona
like duyu
2020-08-16
1
文华亮
Like tertinggal sudah mendarat thor.
Salam hangat dari Pangeran Senja☘
2020-07-08
3
Noejan
Hadirrr👻
2020-07-08
2