Hamil

"Baiklah kalau begitu, kalian semua, cari pelayan itu sampai ketemu!" Perintah Kyelin.

"Baik, Kaisar Kyelin!"

Para prajurit yang di perintah Kyelin pun meninggalkan istana kekaisaran Belizart dan mencari pelayan yang sedang di buru itu.

"Jika bisa menemukan pelayan itu, maka aku pasti juga bisa menemukan pria yang meniduri ku malam itu." Batin Kyelin.

"Aneh, bagaimana bisa seorang pelayan melakukan itu? Dan lagi, dia bisa kabur dari istana kekaisaran Belizart dengan sangat mudah." Ucap Diera.

"Sebab itulah, kita harus menemukannya."

Dua hari berlalu setelahnya, dan dua hari belakangan itu juga. Kyelin sering sekali muntah- muntah dan menjadi tidak nafsu makan. Karena hal itu pula, Diera ada di kekaisaran Belizart.

"Hoek!"

Dan ini adalah kali ke empat Kyelin muntah selama dua hari terakhir. Diera mulai pusing, dia sudah menyerah menghadapi Kyelin yang terus menerus muntah padahal sudah minum obat.

"Aish, kau itu kenapa, sih, muntah- muntah terus?" Tanya Diera yang menyandarkan dirinya di tembok istana.

"Kalau aku tahu, aku pasti tidak akan menjadi seperti ini."

"Hah, kau benar juga."

Tring, tiba- tiba pikiran Diera menangkap sesuatu dari kejadian dua hari terakhir. Bibirnya gemetaran, Kyelin hanya menatap datar sambil mengusap bibir habis muntahannya tadi.

"Diera, kau kenapa?"

"Kyelin, apa jangan- jangan, kau hamil?!"

"Ha~?"

Kyelin hanya menatap Diera yang sedang syok berat itu dengan tatapan datar, tidak peduli, dan tidak percaya. Diera pun mencengkram pundak Kyelin dengan kuat.

"Bayangkan saja, kau habis melakukan 'itu' dengan lelaki asing. Bukankah hamil adalah hal yang pasti?!"

"Tidak mungkin satu kali langsung berhasil."

"Mungkin saja jika dia adalah orang yang sangat berinisiatif tinggi dan ganas."

Deg, degupan jantung Kyelin serasa berhenti. Ia malah menjadi mengingat kejadian waktu itu. Kejadian betapa ganasnya pria asing yang menidurinya itu.

"Agar lebih pastinya lagi, ayo kita pergi ke tabib kekaisaran dan memeriksanya!"

Diera pun menarik tangan Kyelin dengan kuat dan memaksanya mengikuti permintaan sahabat masa kecilnya itu. Di dalam ruang tabib kekaisaran.

Seorang wanita berambut coklat duduk di atas kasur tabib kekaisaran. Ia nampak tenang, tapi sayangnya malah sahabatnya sendiri yang sangat ketakutan.

"Jadi, bagaimana hasilnya?" Tanya Diera sambil menggigit jari.

"Maafkan saya, tapi sayangnya, hasilnya positif, kaisar Kyelin."

Deg, Kyelin terkejut bukan main, ternyata dia beneran hamil. Bruk, Diera saja sampai pingsan saking terkejutnya. Bibir Kyelin bergetar, ia tak tahu harus mengatakan apa sekarang.

"Ba, bagaimana mungkin?!"

"Maaf, Kaisar Kyelin, tapi itu adalah kenyataannya."

"Kalau begitu, apa kau bisa menggugurkan bayi yang ada di dalam kandungan ku ini?"

Deg, mata Diera tiba- tiba terbuka, ia kemudian berlari ke arah Kyelin yang masih dengan tatapan seriusnya. Diera berada di depan Kyelin dengan tatapan khawatir.

"Kyelin, apa kau yakin?! Jika salah sedikit saja, maka kau juga bisa ikut tiada!"

"Aku bukan orang selemah itu, Diera."

"Tapi..."

Brak, seseorang membanting pintu ruang tabib kekaisaran. Dia adalah seorang Kakek tua pendek. Rambutnya pun juga sudah banyak sekali ubannya.

"Kau tidak boleh menggugurkan bayi yang ada di kandungan mu itu."

"Atas dasar apa kau memerintah ku, Kakek tua?!" Tanya Kyelin yang mulai naik pitam.

"Karena aku adalah seseorang yang bisa membaca masa depan mu."

"Jangan bicara omong kosong Kakek tua!"

Kyelin mengeluarkan pedang yang ada di sebelahnya dan berniat untuk menghabisi kakek- Kakek yang di rasanya hanya berbicara omong kosong itu.

"Kyelin tunggu, setidaknya kita coba dengarkan apa kata Kakek tua ini dulu baru memutuskan."

"Cih, memuakkan!"

"Baiklah Kakek tua, apa yang kau lihat dari masa depan bayi ini?"

"Bisakah aku memegang perut mu?"

"Kakek ini benar- benar...!"

"Sudahlah Kyelin, turuti saja sebentar."

Karena permintaan sahabatnya itu, Kyelin pun setuju dan mengizinkan Kakek tua menyebalkan itu menyentuh perut berharganya.

"Jadi bagaimana?" Tanya Kyelin dengan ketus.

"Anak ini, dia akan menjadi cahaya yang berharga bagi kekaisaran Belizart."

"Ca, cahaya?" Tanya Diera.

"Benar, aku bisa merasakannya, kasih sayang dan perhatian tertuju pada anak ini. Anak ini juga akan menjadi anak yang sangat kuat."

"Cih, tentu saja, dia kan mewarisi gen ku yang berharga." Ujar Kyelin dengan sombong.

"......"

Diera memasang posisi berpikir, kemudian ia menatap Kyelin penuh tanda tanya. Sadar ada yang meliriknya, Kyelin pun menoleh ke sebelahnya.

"Hm, ada apa?"

"Jadi, bagaimana? Apa kau akan tetap mempertahankan anak itu?"

Pertanyaan dan ucapan dari Kakek tua dan Diera membuat Kyelin berpikir ulang. Sebenarnya tidak masalah juga membiarkan anak itu tetap hidup.

"Selama dia bukan anak laki- laki, maka aku akan membiarkannya hidup."

"Apa? Memangnya kenapa kalau misalnya yang lahir laki- laki?"

"Maaf, kan, aku, tapi aku tidak perlu seorang penerus tahta."

Hi, Diera langsung bergidik ngeri melihat tatapan membunuh Kyelin. Harus di katakan, selain hal itu juga ada alasan lain mengapa Kyelin benci sekali kepada anak laki- laki.

Dulu, Kyelin selalu di bully karena dia adalah anak haram satu- satunya yang memiliki jenis kelamin perempuan. Di waktu itu, perempuan di anggap lemah dan tidak berarti apa- apa.

Tapi Kyelin berbeda, dia malah menghajar anak laki- laki yang terus mem-bully nya itu walau berakhir dengan luka dan cemoohan dari orang- orang sekitar.

Sebab itulah, dia hampir tidak memiliki teman laki- laki. Bahkan tidak ada seorang kaisar atau raja laki- laki yang datang ke kediamannya.

"Jadi, kau benar- benar akan mempertahankan anak itu?"

"Ya, aku akan melakukannya."

"Baiklah kalau begitu, Rewe, jadwal menginap ku di sini tolong di perpanjang, ya!"

"Baik, Kaisar Diera, laksanakan perintah."

"Kok aku merasakan perasaan buruk, ya?" Batin Kyelin yang mulai bergidik ngeri.

Dan benar saja, Diera sekarang malah memiliki hobi keluar masuk kamar Kyelin tanpa izin. Dia juga seenaknya saja mengganti makanan kesukaan Kyelin dengan sayur dan buah.

"Diera! Apa maksud semua ini?!"

"Kyelin, dengarkan aku, kau itu harus banyak makan agar kuat saat melahirkan nanti."

"Kau bodoh, ya? Bukannya kuat aku malah akan jadi kuda gemuk nanti tahu!"

"Aish, kau berlebihan sekali. Tenang saja, ini hanya akan berlangsung 9 bulan saja, kok."

"Enteng banget tuh mulut." Batin Kyelin menahan amarah.

Sejak saat itu, kehidupan Kyelin terasa seperti neraka. Dia tidak boleh bergerak, tidak boleh melakukan ini itu. Tidak boleh menghukum atau membunuh orang.

"Tuhan, aku ingin mati saja."

"Tidak boleh bicara begitu, jika kau mati maka yang akan melahirkan anak di dalam kandungan mu itu siapa?"

"Tukang daging keliling, kek, macan bertentakel empat, kek, nggak peduli aku!"

"Ya, Tuhan, mulut mu ini tidak bisa di jaga, ya?"

Diera mengerti apa maksud tatapan sebal Kyelin. Diera pun menarik tangan Kyelin dan membawanya ke koridor kekaisaran Belizart. Tepat di tengah taman kekaisaran, Diera berhenti.

"Eh, kenapa kita ke sini?"

"Aku pernah membaca buku, buku itu menuliskan bahwa sebelum kandungan berusia 9 bulan. Para ibu hamil harus banyak bergerak agar proses melahirkan berjalan normal."

"Tapi, aku bukan ibu- ibu, aku masih berusia 21 tahun!"

Gubrak, Diera terjatuh karena di saat sedang serius- seriusnya Kyelin malah bercanda. Padahal Diera termasuk orang yang cukup sulit di ajak kompromi.

"Baiklah, kalau begitu kakak- kakak hamil bagaimana?!"

BERSAMBUNG~

Terpopuler

Comments

ayyona

ayyona

jejak duyu

2020-08-16

0

Penjaga Hati

Penjaga Hati

hai kk semangat up,
salam hangat dari karyaku 🙏

2020-07-24

4

Noejan

Noejan

Ntappp, semangat up!

2020-07-05

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!