Pagi harinya Nadin terbangun dan mendapati Tina sedang menghapus air mata yang mengalir di pipi cantiknya.
"Loh nangis lagi. Kamu gak capek?" tanya Nadin dengan lembut mengelus punggung Tina yang bergetar.
"Aku harus gimana, Nad? Aku takut Mama sama Papa marah dengan kehamilanku ini," ucap Tina di sela tangisnya.
"Kamu udah cek ke dokter belum?" tanya Nadin yang dijawab gelengan kepala oleh Tina.
"Kemarin aku cuma ngecek aja pake tespek, terus hasilnya dua garis. Aku belum sempat periksa ke dokter," ucap Tina.
Nadin mengangguk paham, Tina terlalu cepat bingung dengan hal ini.
"Gini deh Tin. Lebih baik habis kita kuliah, kita ke rumah sakit dulu. Periksa lu itu bener hamil atau cuma mual biasa."
"Iya, gue juga gak ngerasa ada yang masukin gue. Tapi kenapa kok malah hamil? Apa gue pernah diperkaos orang ya?" tanya Tina yang mulai tenang.
"Gue gak tahu."
Kedua sahabat itu memang kadang memakai aku kamu kadang juga memakai Lu gue karena keadaan.
"Heem."
"Mandi dulu gih, gue gak mau telat ke kampus."
"Kan masuknya kuliah jam 9 nanti," ujar Tina.
"Gue mau ke bank dulu, Tin. Kemarin baru dapat cek gue, lumayan buat bayar kuliah," jawab Nadin yang langsung dianggukkan oleh Tina.
Tina mandi dulu sedangkan Nadin berjalan menuju dimana tasnya berada. Ia mengambil ponselnya dan melihat ada pesan masuk dari salah satu patnernya.
Om Dion
Nanti malam di hotel biasa ya baby.
Senyum Nadin mengembang saat melihat nama itu. Dion adalah orang kaya yang selalu memberinya banyak tips.
Anda
Siap om. Nadin harus pake baju apa nanti?
Om Dion
Terserah kamu yang penting ummhh.
Anda
Om tuh udah tua masih aja suka daun muda.
Om Dion
Yang penting daun mudanya kamu.
Anda
Cari istri aja om. Daripada sewa aku terus.
Om Dion
Kalau kamu istrinya ya gak apa apa.
Anda
Sorry Om. Nadin gak mau sama Om.
Om Dion
Aku tahu itu jawaban kamu. Gak apa apa yang penting nanti malam om tunggu di hotel jam 7.
Anda
Biasanya jam 9 om.
Om Dion
Aku tak mau kamu pulang terlalu malam.
Anda
Oke siap.
Nadin keluar dari aplikasi itu dan meletakkan kembali ponselnya dan mengambil cek dari Om Satriyo tadi malam.
45 juta, nominal yang sangat tinggi untuk Nadin. Dalam semalam Nadin bisa mendapatkan uang segitu banyak.
Nadin tahu apa yang ia lakukan ini berdosa, tapi ia juga tak punya pilihan lain. Jaman sekarang semua harus pakai uang. Bahkan kehormatan seseorang bisa dibeli dengan uang.
"Gampang di dapat, gampang juga hilangnya. Tapi demi hidup dan kuliah aku harus bisa," ujar Nadin memasukkan cek itu ke dompetnya lagi.
Tak lama Tina keluar dari kamar mandi dengan segar wajahnya juga sudah tak kusut seperti tadi pagi dan tadi malam. Nadin mengambil handuknya dan mulai berjalan menuju kamar mandi.
Nadin melakukan ritual mandinya dengan santai, karena Nadin adalah tipe orang yang akan sedikit lama jika di kamar mandi.
Dia harus melakukan perawatan dulu pada wajah dan tubuhnya yang indah ini. Apa salahnya ia mengeluarkan uang untuk tubuhnya ini, ia berharap suaminya nanti terpesona dengan tubuhnya ini.
"Ya Tuhan semoga jodohku nanti seorang CEO yang kaya raya. Jadi aku tak harus bekerja seperti ini lagi," gumam Nadin melihat tubuhnya yang sangat indah di bagian bagian tertentu.
"Tapi apa mungkin yak. Orang akunya aja dari desa gini, yatim piyatu pula."
Setalah puas mengamati tubuhnya sendiri, Nadin mulai mengambil shower dan membasahi tubuhnya dengan air shower itu.
Setengah jam berlalu Nadin mandi, Nadin keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang hanya dibalut oleh handuk kecil saja hingga membuat dadanya seakan ingin tumpah.
Tina yang melihat tubuh sahabatnya itu sedikit terpesona, bagaimana jika partner partner Nadin.
Nadin berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian yang akan ia gunakan untuk ke kampus nanti.
Setelah berpakaian Nadin memakai make up tipisnya karena wajahnya sudah sangat cantik tanpa make up pun. Takutnya nanti wajahnya akan jelek jika ia memakai make up tebal.
"Minta bedak lu."
"Ambil aja, kayak sama siapa aja."
Kedua wanita itu memakai bedak kemudian bersiap pergi ke kampus. Baru keluar dari kamar aja mereka sudah disuguhi pemandangan yang sangat uwuh. Dimana ada teman kost Nadin yang sedang berci**a dengan pacarnya di ruang tamu.
"Astaga kalian ini kenapa gak ke kamar aja sih? Kayak gak ada tempat lain aja," ucap Nadin melihat ***** itu keluar masuk ke dalam gua disertai desa*** wanitanya.
"Ahhh ke kamar yank."
"Sorry ya Nad, Tin," ucap Tiara yang berada di pangkuan pacarnya tanpa melepaskan peny***** itu.
Mereka menuju kamar kost Tiara dengan posisi yang membuat keduanya geleng geleng kepala.
"Dasar anak muda."
"Kita juga muda kali."
Sedikit info saja, kost mereka memang kost bebas untuk siapa saja masuk selagi mereka sudah mendapatkan izin penjaga kost.
Se** bebas di sana juga sudah biasa apalagi jaman sekarang yang serba seperti ini. Hingga tak jarang Nadin melihat teman temannya membawa pacar dan melakukan hal itu.
"Mereka bikin gue pengen aja deh," ujar Tina.
"Heh ingat prinsip kita, Tin."
"No se** sebelum married," ucap Nadin menambahinya.
"Kalau kebablasan?" tanya Tina.
"Ya resiko di tanggung masing masing."
Mereka keluar dari kost itu menuju warung bubur langganan keduanya. Tina memang ngekost di tempat yang sama dengan Nadin jadi mereka selalu berangkat bersama.
***
***
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Tina dihamilin sma hantu kali tuh😂😂😂
2023-06-08
0
Eka ELissa
ktya gk smpe inti tina...ko hmil...
gimna tuh...gk sdr klie sking ke enakn trbuai smpe labass....😄😁
2022-12-05
1