"Sorry sorry, tadi ada kucing di depan," ucap Tian pada kedua yang yang masih dengan posisi sangat inti* itu.
Alex langsung melepaskan pelukannya pada Nadin begitupun dengan Nadin. Tampaknya Nadin salah tingkah dengan apa yang dilakukan Alex tadi.
Laki laki itu bisa melihat jika wajah Nadin memerah bukan karena alergi tapi karena malu.
"Gak apa apa Om."
"Makasih ya Om Alex," ucap Nadin dan dijawab deheman oleh Alex.
"Pakai sabuk pengaman kamu," ucap Alex.
"Gak mau Om. Sesek," jawab Nadin.
Yah karena setiap ia memakai sabuk pengaman selalu saja dadanya ini terlihat sangat besar dan sesak karena tak bisa bernafas.
Alex yang tak mau dibantah itu langsung menarik sabuk pengaman dan memasangkannya pada Nadin.
Tanpa sengaja Alex menyentuh dada Nadin yang entah kenapa membuat seluruh tubuh Alex bergetar. Ada sensasi lain saat tangannya menyentuh dada Nadin itu.
"Om, udah puas pegang dada Nadin?" tanya Nadin dengan bisiknya.
Nadin yang dasarnya memang jahil langsung menghimpit tangan Alex dengan dadanya.
"Anget ya om?" tanya Nadin masih berbisik dengan senyum menggodanya. Tanpa sadar Alex mengangguk yang membuat Nadin tertawa pelan.
"Udah ih om, nanti om malah keenakan lagi sama Nadin."
Alex yang tersadar akan perbuatannya itu langsung melepaskan tangannya dari dada Nadin. Jika tadi Nadin yang salting kali ini Alex yang salting karena ucapan dan perlakuan Nadin.
Tak terasa mereka sudah sampai di jalan besar, mata Nadin langsung menatap keluar.
"Om berhenti om."
Tian yang sedang mengendarai mobil itu langsung menginjak rem mendadak lagi karena kaget. Untung pakai sabuk pengaman.
"Kenapa lagi Nad?" tanya Tian pada Nadin.
"Karena om berdua udah dengan baik hati memberi tumpangan Nadin. Jadi izinkanlah Nadin untuk mentraktir kalian makan malam."
"Tak usah Nad. Kita ikhlas, ya kan Lex?" tanya Tian dan dianggukkan oleh Alex.
"Gak ada penolak karena kalian sudah baik sama Nadin. Ya mau ya Om, kali ini aja. Anggap aja ini bayaran karena Nadin udah bantu kalian tadi," ucap Nadin dengan melas.
Akhirnya Alex yang tak tega melihat wajah Nadin itu langsung mengangguk dan menyuruh Tian untuk melakukan mobil itu dipinggir jalan dekat warung bakso itu.
"Emang kamu punya uang?"
"Punya dong Om, tadi baru dapet."
Tanpa banyak tanya Nadin dan kedua manusia tampan itu keluar dari mobil. Banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka dengan tatapan kagum. Cantik dan tampan mungkin itu yang ada dalam pikiran mereka.
"Bang bakso sama es campur 3 porsi ya. Gak pakek lama," teriak Nadin pada Abang Abang tukang bakso dan es campur itu.
"Siap Neng geulis."
"Ah Abang Bakso bisa aja. Nadin bawa pasukan nih, nanti kena bogem loh."
"Bercanda Neng."
"Sepertinya habis ini kita harus olahraga dengan ketat," ucap Tian yang hanya dibalas deheman oleh Alex.
Tatapan Alex masih mengarah ke Nadin, sebenarnya siapa gadis yang ada di depannya ini. Kenapa Nadin seperti memiliki aura tersendiri dalam tubuhnya.
Tak lama 3 porsi bakso dan air mineral yang sampai terlebih dahulu.
"Loh Bang, es campurnya udah ganti ya? Masa Nadin gak tahu kalau es campur udah ganti jadi aer minelar?" ucap Nadin yang menatap botol air itu.
"Mineral cantik," ralat Tian yang membuat Nadin menganggukkan kepalanya. Alex yang melihat reaksi Nadin itu tanpa sadar tersenyum hingga memperlihatkan deretan giginya yang putih.
"Bukan Neng, es campurnya Abang masih ada. Tapi belom buat, tunggulah bentar. Ini air buat minum kalau nanti mas mas sama Neng haus habis makan bakso."
"Nadin kira dah ganti."
Akhirnya Tian, Alex dan Nadin makan bakso yang ada disana. Sambalnya terserah mereka ada yang pedas dan tidak tapi Nadin harus ekstra pedas.
"Banyak banget sambalnya sampai kuahnya merah gitu?" tanya Tian yang membuat Alex ikut menatap mangkuk bakso Nadin.
"Bakso kalau gak pedes kayak kurang gitu, Om."
Tak lama es campur itu datang, Nadin yang memang sedang haus itu langsung mengambilnya satu dan meminumnya.
"Huhh seger bat, makasih ya Bang."
"Sama sama Neng."
"Kamu sudah sering ke warung ini?" tanya Alex pada Nadin.
"Sering om, disini murah tapi gak murahan kalau buat anak kuliahan macam saya," jawabnya dengan senyum kemudian memasukkan bakso itu ke mulutnya.
"Kamu kuliah?"
"Iya Om, napa?"
"Tak apa."
Mereka bertiga menghabiskan makanan mereka beserta es campur yang dijamin dari air matang asli bukan imitasi yang gak bisa di daur ulang.
"Kenyang juga."
Alex dan Tian sedikit bingung kenapa Nadin gak menunjukkan sikap anggunnya pada mereka. Apa Nadin tak tahu siapa yang sedang bersamanya ini atau bagiamana.
"Bang bakso... Mau bayar," teriak Nadin yang membuat telinga kedua laki laki itu berdengung.
Bang bakso langsung menghampiri mereka, dan menerima uang dari Nadin.
"Kembaliannya buat Abang aja. Hari ini Nadin baru dapat uang," jawab Nadin saat bang bakso ingin mengambil uang kembalian.
"Alhamdulillah terimakasih ya neng. Semoga rejeki Neng Nadin lancar jaya kayak jalan toll," ucap bang Bakso dan dianggukkan oleh Nadin.
"Jalan tol aja ujungnya Bang," ucap Nadin menimpali.
Mereka tertawa dengan ruang, hingga akhirnya ketiganya kembali ke mobil dan menjalankan mobil itu menuju kost Nadin.
****
****
****
Komen banyak banyak ya kawan kawan......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sri Murni
enak baca yg kaya gini, seru thor... bikin ketawa..ga spaneng bacanya....semangat thor 💪💪💪
2023-01-22
3
Eka ELissa
bklan seru nieh cie gadis kocak bar bar...ma cogan dingin datar ..lempeng kyak jln tol...😁😁
2022-12-04
1
Eka ELissa
nex......mak....😘😘🌹💐💐💐
2022-12-04
1