Pemberontakan kadipaten jati waringin

Setelah pulang berlatih ilmu kanuragan dari kaki gunung halimun, aku mendapat kabar terjadi pemberontakan di wilayah kadipaten jati waringin, wilayah itu sebetulnya, wilayah kekuasaan kerajaan Nirwana, di sana di pimpin oleh seorang Adipati dharma raksa, salah satu adi pati yang berwibawa.

Aku sendiri tidak tinggal diam saat wilayah kekuasaan ayahku, di buat tak berdaya.

Semua dagangan pedangang di rampas, dan terlihat ada orang tua yang sudah lanjut usia di seret menggunakan roda pedati, memandangan, yang sangat tidak pantas aku biarkan, begitu saja.

Aku dan ki lingga pun turun tangan untuk mengatasi carut marut nya, wilayah kadipaten ini

"Permisi, ucapku pada seorang pemimpin gerombolan itu"

"Iya ada apa kisanak"

"Kau siapa dan mau apa,bertingkah onar di wilayah orang lain"

"Kau siapa berani sekali menenangkan wahai anak muda"

"Kau tidak perlu tau siapa jati diriku, yang terpenting kau, lekas pergi dari wilayah ini"

Ha.... Ha..... Ha..... Han...

Dia malah mentertawakan ku, dan menganggap aku bukan siapa-siapa, ki lingga hanya duduk berdiam diri di sebuah gubuk kecil, yang mau roboh itu.

Sepertinya tidak, ada respon sekali atas, buang keladi keonaran ini.

Dia tertidur pulas dan membiarkan ku berdebat seorang diri.

"kalau kau pengen tahu siapa aku lekas kita bertarung di sini"

"Ucap Arga winangun"

Dia adalah seorang, suruhan dari kerajaan wangsa tunggal,

Dan di hadapanku, munculah sosok, patih rangga welung, yang memiliki ajian batara karang.

Prok.... prok.... prok....

"Akhirnya kita berjumpa kembali raden adipatiwira sanjaya kusumah"

"Paman patih apa yang kau lakukan"

"Kau bertanya raden, jelas ini sebuah pembalasan kecil saja"

"Sudahkah kita berdamai saja jangan sampai terjadi peperangan lagi"

"Setelah raja purna lingga, mati oleh, patih guntur bumi kau lantas meminta damai"

"Ingat nyawa di balas nyawa"

Aku pun mencoba, bernegosiasi, dan mengajak nya berunding terlebih dahulu, namun, tak di gubris sama sekali, dan aku, malah di serang dengan senjata panah kinarya nya yang terkenal mematikan dan mengandung racun.

Tapi aku berhasil menghindar dari, serangan busur panah nya.

"Kurang ajar kau raden Wira"

"Sudahlah paman"

Dia tidak mengiraukan ku, dia mengeluarkan ajian pancasona. aku terkenjut ajian ini adalah ajian yang sukar matinya.

Dan akan ku lawan dengan ajian komar geni, pemberian ki lingga, tadi.

"Apa kau mempunyai ajian pagaran badan itu"

"Kurang ajar, ucapnya sambil menyerang dengan tenaga dalam nya itu"

Aku berhasi mengelak, dengan jurus seribu bayangan.

"Aduh brak.... ki lingga terjatuh dari tidurnya"

"ku kira raden sudah menghabisi cecunguk-cecunguk ini" 😁😁😁

"Berdebah kau ki linggga,ucap paman patih rangga welung"

"Hai rangga welung,ilmu kanuragan mu cuman secuil ujung kuku ku"

"Aku tak ingin membuang waktu bertarung dengan mu" 😁😁😁

"Kau menyepelekanku orang tua"

"Hai punya adab sopan santun yah, atau tidak muridku ini akan menghajarmu"

"Cepat raden habisi dia"

"Baiklah ki lingga"

Dan aku mulai berkonsentrasi, dengan, ajian, raga sukma, kita bertarung , kanuragan secara ghaib.

Namun aku terluka parah oleh pukulan hantaman, jurus tapak gajah putih yang di punyai paman patih rangga welung.

"Segitu kemampuan ilmu kanuragan mu raden" 😁

Aku mulai panik, dan ketakutan akan serangan-serangan nya namun, aku terus menghindar dan menghindar.

Tiba -tiba ada suara, bisikan ke telinga kananku, pakailah, keris pusaka itu Ananda raden Wira.

Lantas aku mengeluarkan keris pusaka warisan itu.

"Apa keris pusaka Prabu Atma kusumah"

"Celaka"

"paman patih rangga welung mulai kepanikan"

Dan aku, aku tusukan keris pusaka itu, hingga dia tumbang dan tergeletak di bawah tanah, namun, dia bangkit lagi,

Itu efek dari ajian pancasona dan ajian rawa rontek nya.

"Raden pake ajian rengkah gunung"

"Teriak ki lingga"

"Baiklah aku berucap padanya"

Kini aku akan memakai ajian rengkah gunung, pemberian paman patih, jayaledra.

Dan benar saja, paman patih rangga welung tumbang, dan aku, pisahkan potongan-potongan badan nya dan ku kubur di puser gunung halimun agar dia tidak bisa hidup kembali.

Ternyata pertarungan ku, di saksikan oleh paman patih jaya ledra, dia menghampiriku, dan memuji ketangkasan bela diriku.

"Raden Wira, paman patih bangga padamu"

"Kau telah melumpuhkan patih keji itu"

"Terima kasih paman ucapku pada paman patih guntur bumi, alias paman patih jaya ledra"

Dan aku lihat Arga winangun pun lari terbirit-birit ketakutan,

Semua hasil rampasan itu aku bagikan kepada rakyat kerajaan Nirwana, semua rakyat kecil itu memuji ku.

Dan menyebut aku seorang putra mahkota, calon kuat pengganti raja.

"Aku sudah tidak di dalam kerjaan lagi"

"Kenapa raden ucap, salah satu rakyat kecil yang ku bantu itu"

"Aku sekarang menjadi seorang pengembara biasa"

Tiba-tiba kakak ku raden Arya datang.

"Rayi kau baik-baik saja kan"

"Iya rakak, aku baik-baik saja"

"lekaslah kau ikut dengan ku,

ke istana kerajaan"

"Tidak rakak, aku sedang menimba ilmu kepada ki lingga"

"Kau tidak khawatir dengan ibunda Nareswari"

"Dia sakit -sakitan terus"

"Kau tidak punya hati rayi adipati Wira"

"baiklah aku akan menjenguk ibunda, Nareswari"

Aku tertekan dengan omongan, rakak ku, Raden Arya kusumah. dia menyebut ku anak durhaka dan tidak tau diri. lantas aku tidak mau di sebut anak durhaka. seperti apa yang ia lontarkan padaku.

Dan sekarang aku pamit sebentar kepada ki lingga untuk berkunjung dulu ke istana Nirwana.

Setelah sampai istana aku langsung menemui ibu ku ya g sedang di obati seorang Tabib berpengalaman dari negeri sembrang, yang bernama tabib yin fang wu.

"Ibunda ratu sembah sujudku padamu, ampun seribu ampun, ibunda"

"Ananda akhirnya kau datang juga"

"Ibunda mu rindu sekali padamu"(sambil memeluk anak nya tersebut)

" Kau mau tinggal di sini lagi

yah Ananda"

"Tidak ibunda ratu, aku tidak,

akan pulang sebelum aku,

lulus dalam mencari jati diri

ku sendiri"

"Kau tidak menghiraukan ibumu

nak"

"Bukan begitu maksud hatiku,

ibunda ratu"

Aku tak tega melihat ibunda ku terbaring lemah dan tak berdaya, di sana aku menjadi bahan cacian dan olok-olokan saudara kandung ku dab saudara tiriku, raden mulya kancana.

"Mau apa kau menapaki kaki mu di istana ini lagi"

"Ucap raden mulya kancana"

"Salam hormat ku padamu rakak kancana"

"Tak usah basa-basi kau raden Wira, kau anak tidak tau di untung"

Hardikan celaan itu nampak jelas, terdengar ke telinga ku, aku harus tahan dengan semua ini demi, ibunda ku tercinta.

Aku sudah mengerti dan memahami apa maksud dari kakak tiriku, raden mulya kancana, anak dari ibunda ratu Sari ningsih manik maya.

Aku tidak mau terlibat, dan berebut tahta kekuasaan kerajaan Nirwana, ini.

Aku tidak ingin ada pertumpah darahan, atas tahta yang akan di berikan sang ayahandaku baginda raja Prabu surajalu sudarsana.

Dan sekarang aku bergegas menuju, aula singgasana kerajaan dan ingin menghadap kepada ayahku.

"Sembah sujudku Ayahanda Prabu" (sambil berlutut menghadapnya)

"Bangunlah Ananda, Wira, ayah Terima sembah baktimu"

"Terima kasih ayahanda"

"Lekas duduklah"

"Ayah akan berbicara padamu"

"Jelaskan apa keinginanmu sehingga berani menentang ayahmu sendiri"

"Baiklah ayahanda Prabu"

Aku jelaskan duduk perkara nya, secara detail, dan seksama, agar ayahanda ku tidak salah paham lagi, dan tersinggung pada keputusan ku itu.

yang membuat geger satu istana.

Dan aku pun sekarang sudah mempunyai doa restu dari sang ayahanda, untuk menimba ilmu kanuragan tingkat tinggi, aku pun di berikan , pujian dan sanjungan karena telah membantu, membereskan salah satu konplik kerusuhan yang terjadi di kadipaten, jati waringin.

Dan ayahanda juga mendapat kabar bahwa, diriku, telah, memenangkan pertempuran dengan paman patih Rangga welung, yang jasad nya aku kubur secara terpisah di gunung halimun.

Dan itu lantas atas perintah, ki Lingga buana, sang sekarang menjadi guru ku.

Senopati Dharma kusumah diningrat, pun mengingatkan ku, agar aku segera pulang dalam, puncak keberhasilan.

"Raden Wira, semoga raden lekas tercapai cita-cita nya"

"Dan aku tunggu puncak keberhasilan mu di istana ini"

"Terima kasih paman senopati ucap ku padanya"

"Aku mohon pamit pada kalian semua"

"Semoga kerajaan Nirwana cakra buana, aka tetap jaya" 🙏🙏🙏

Lantas aku pun pergi membalikan badan ku, dan menapaki jalan pilihan hidupku di luar istana megah ini. semoga perjuangan ku tidak sia-sia, dan yang aku lakukan adalah ingin menumpas kebatilan yang meraja lela di luar gerbang istana, tempat ku bukan di sini, namun aku tidak pantas pula untuk melupakan jati diri ku sebagai putra bungsu dari sang Maha Raja sura jalu sudarsana kusumah Atmaja.

Hari mulai petang, dan aku harus melanjutkan perjalanan ini kembali ke padepokan cakrawala, untuk menempa ilmu kanuragan tingkat tinggi dan menjadi sakti mandraguna.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

sumpah keren

2023-01-25

0

Putri yang terbuang

Putri yang terbuang

mulutnya gk bisa di jaga

2022-12-19

0

Putri yang terbuang

Putri yang terbuang

luar biasa

2022-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Raden Adiwira, minggat dari istana kerajaan
2 Perguruan silat cakrawala
3 Di Tempa di gunung Halimun
4 Pemberontakan kadipaten jati waringin
5 Serangan dari perguruan Silat tapak kemuning
6 Kedatangan saudagar kaya Asal Aceh tamiang
7 Lumpuhnya Munding kajali
8 Di Tempa Di kaki Gunung Ngampar Gelap
9 Misteri Alunan Gamelan Di Sungai Pamoyanan
10 Bersatu padu nya kerajaan Wangsa tunggal dan Nasta tunggal
11 Pengkhianatan candrakala dan Indrakala berguru pada ki rawa daksa
12 Harumnya perguruan silat cakrawala
13 Pertarungan Sengit dengan Ki Rawa Daksa
14 Pergerakan pendekar bertopeng itu sungguh licin sekali
15 Panglima prajurit wasta kancana
16 Dayeuh manggung, menjadi tempat pusara nya Ki rawa daksa
17 Turun dari gunung pertapaan panjang
18 Keberadaanku tercium oleh kadek taruswara dan gerombolan nya.
19 Cinta segi tiga antara Raden Arya, Raden askara dan Nyi mas ayu ningsih.
20 Pertemuan hangat ki sudrawirya dan Raden Adipati adiwira sanjaya kusumah.
21 Kitab Pusaka Ranggeuyan Hasta Jingga,Di curi oleh Durgala kawelung.
22 Harta, Tahta Dan Wanita.
23 Pemberontakan di lakukan indrakala dan candrakala di kadipaten waringin jati.
24 Pulang ke istana dengan sebuah kegagalan
25 Raden Arya nekad ingin menghabisi indrakala dan candrakala
26 Masih dalam nuansa berkabung atas gugur nya raden Arya Wijaya kusumah
27 kemarau panjang membuat para petani gagal panen
28 Lahirnya Buah cinta dari nyi mas ayu ningsih dan raden Arya sanjaya kusumah
29 Acara ruwatan bumi berhasil di selenggarakan dengan baik dan lancar
30 Godaan siluman ular di curug parukuyan
31 Raden suryacalaka dan raden askara di cegat indrakala
32 Kerajaan Tanjung parang mencoba merobohkan benteng kokoh kerajaan Nirwana
33 Sang Maha raja prabu menjemput pulang keluarga nya di kadipaten waringin jati
34 Pengawalan saudagar aceh tamiang selesai di jalankan
35 kesembuhan kyai tunggul pamancar
36 Tirakat Muja semedi di hari ke 69 Raden wira tergoncang
37 Pernikahan megah raden askara dan nyi mas ayu ningsih
38 Pertemuan dengan ki reksa panayun
39 kegaduhan terjadi di kadipaten Merak dampit
40 Kegelisahan maha patih jaya ledra kencana
41 Di angkat nya jaka kelana menjadi panglima prajurit
42 Kesembuhan raden adipati adiwira sanjaya Wijaya kusumah
43 Patih jaya perkasa moksa di puncak gunung rengganis
44 Tradisi upacara wiwitan para petani dusun buniwangi
45 Senopati darma kusumah, pulang ke istana kerajaan nirwana, membawa kabar gembira
46 Tileum nya eyang lingga buana di Gunung gelap ngampar
47 Berkunjung ke petilasan Eyang lingga buana.
48 Berpamitan kepada ki janggawareng
49 Tamatnya riwayat durgala pati
50 Raden suryacalaka berhutang budi dan nyawa
51 Penculikan permaisuri diah rengganis
52 Ucapan rasa Terima kasih patih jaya ledra kencana kepada Raden wira sanjaya.
53 Prabu sura jalu sudarsana kembali pulang ke istana kerajaan nirwana
54 Pertemuan raden wira sanjaya dengan kedua orang tua nya
55 Padepokan cakrawala di serang padepokan buluh hinis
56 Perjalanan menuju gunung kidung pananjung
57 Eyang hariang giri mewariskan ilmu kanuragan kepada raden wira sanjaya
58 Raden wira sanjaya di persilahkan untuk melanjutkan perjalanan lagi
59 Raden wira sanjaya tiba di gunung kidung pananjung
60 Nyi mas citrakala meminta kepastian dari raden wira sanjaya
61 Terbongkarnya kebusukan adipati janggala kerta
62 Raden suryacalaka menjadi seorang maha raja Kerajaan wangsa tunggal
63 Acara sakral pelantikan maha raja Raden suryacalaka berjalan secara lancar
64 Pernikahan Raden suryacalaka dan nyi mas citraloka
65 Raden wira di berikan pilihan sulit
66 Malapetaka di kerajaan wangsa tunggal
67 kerajaan wangsa tunggal di rebut kembali oleh Raja darusa lingga
68 Senopati batara kerta berhasil mengawal ratu nyi mas citraloka
69 Bangkit nya ki rawa daksa dari gunung gelap ngampar.
70 Mantan maha raja yang malang.
71 Sambutan hangat dari sang maha raja Wira sanjaya kusumah
72 Senopati darma kusumah berpindah haluan.
73 Misi asta batarakala berjalan sukses dan sesuai rencana
74 Asta batarakala kembali ke istana kerajaan nirwana
75 Kerajaan kecil ligar wangi
76 prahara besar di kadipaten legok hinis
77 Ngahiang dan moksa nya Gusti prabu sura jalu sudarsana
78 Pura sasih penenjoan
79 Kedatangan saudagar asal Tionghoa
80 Pernikahan Gusti prabu Wira sanjaya dan putri cantik Mei-yin asal Tionghoa
81 Panji anggalarang di hukum pancung
82 Prahara Dendam dan Amarah Raja Darusa lingga
83 Patih Mangku asbanijaya tidak berdaya di hadapan pemuda Ksatria
84 Geger genjik akan berita kekalahan patih Mangku asbanijaya
85 Lahirnya buah cinta Gusti prabu wira sanjaya dan ratu citrakala
86 Kitab Astawiguna Menjadi rebutan para Raja di daratan Pulau jawa
87 Maha prabu wira sanjaya kusumah menjadi sakti mandraguna berkat kitab astawiguna
88 Pertarungan hebat Mangkara rajendra Wijaya dan Adipati wirahma sanjaya.
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Raden Adiwira, minggat dari istana kerajaan
2
Perguruan silat cakrawala
3
Di Tempa di gunung Halimun
4
Pemberontakan kadipaten jati waringin
5
Serangan dari perguruan Silat tapak kemuning
6
Kedatangan saudagar kaya Asal Aceh tamiang
7
Lumpuhnya Munding kajali
8
Di Tempa Di kaki Gunung Ngampar Gelap
9
Misteri Alunan Gamelan Di Sungai Pamoyanan
10
Bersatu padu nya kerajaan Wangsa tunggal dan Nasta tunggal
11
Pengkhianatan candrakala dan Indrakala berguru pada ki rawa daksa
12
Harumnya perguruan silat cakrawala
13
Pertarungan Sengit dengan Ki Rawa Daksa
14
Pergerakan pendekar bertopeng itu sungguh licin sekali
15
Panglima prajurit wasta kancana
16
Dayeuh manggung, menjadi tempat pusara nya Ki rawa daksa
17
Turun dari gunung pertapaan panjang
18
Keberadaanku tercium oleh kadek taruswara dan gerombolan nya.
19
Cinta segi tiga antara Raden Arya, Raden askara dan Nyi mas ayu ningsih.
20
Pertemuan hangat ki sudrawirya dan Raden Adipati adiwira sanjaya kusumah.
21
Kitab Pusaka Ranggeuyan Hasta Jingga,Di curi oleh Durgala kawelung.
22
Harta, Tahta Dan Wanita.
23
Pemberontakan di lakukan indrakala dan candrakala di kadipaten waringin jati.
24
Pulang ke istana dengan sebuah kegagalan
25
Raden Arya nekad ingin menghabisi indrakala dan candrakala
26
Masih dalam nuansa berkabung atas gugur nya raden Arya Wijaya kusumah
27
kemarau panjang membuat para petani gagal panen
28
Lahirnya Buah cinta dari nyi mas ayu ningsih dan raden Arya sanjaya kusumah
29
Acara ruwatan bumi berhasil di selenggarakan dengan baik dan lancar
30
Godaan siluman ular di curug parukuyan
31
Raden suryacalaka dan raden askara di cegat indrakala
32
Kerajaan Tanjung parang mencoba merobohkan benteng kokoh kerajaan Nirwana
33
Sang Maha raja prabu menjemput pulang keluarga nya di kadipaten waringin jati
34
Pengawalan saudagar aceh tamiang selesai di jalankan
35
kesembuhan kyai tunggul pamancar
36
Tirakat Muja semedi di hari ke 69 Raden wira tergoncang
37
Pernikahan megah raden askara dan nyi mas ayu ningsih
38
Pertemuan dengan ki reksa panayun
39
kegaduhan terjadi di kadipaten Merak dampit
40
Kegelisahan maha patih jaya ledra kencana
41
Di angkat nya jaka kelana menjadi panglima prajurit
42
Kesembuhan raden adipati adiwira sanjaya Wijaya kusumah
43
Patih jaya perkasa moksa di puncak gunung rengganis
44
Tradisi upacara wiwitan para petani dusun buniwangi
45
Senopati darma kusumah, pulang ke istana kerajaan nirwana, membawa kabar gembira
46
Tileum nya eyang lingga buana di Gunung gelap ngampar
47
Berkunjung ke petilasan Eyang lingga buana.
48
Berpamitan kepada ki janggawareng
49
Tamatnya riwayat durgala pati
50
Raden suryacalaka berhutang budi dan nyawa
51
Penculikan permaisuri diah rengganis
52
Ucapan rasa Terima kasih patih jaya ledra kencana kepada Raden wira sanjaya.
53
Prabu sura jalu sudarsana kembali pulang ke istana kerajaan nirwana
54
Pertemuan raden wira sanjaya dengan kedua orang tua nya
55
Padepokan cakrawala di serang padepokan buluh hinis
56
Perjalanan menuju gunung kidung pananjung
57
Eyang hariang giri mewariskan ilmu kanuragan kepada raden wira sanjaya
58
Raden wira sanjaya di persilahkan untuk melanjutkan perjalanan lagi
59
Raden wira sanjaya tiba di gunung kidung pananjung
60
Nyi mas citrakala meminta kepastian dari raden wira sanjaya
61
Terbongkarnya kebusukan adipati janggala kerta
62
Raden suryacalaka menjadi seorang maha raja Kerajaan wangsa tunggal
63
Acara sakral pelantikan maha raja Raden suryacalaka berjalan secara lancar
64
Pernikahan Raden suryacalaka dan nyi mas citraloka
65
Raden wira di berikan pilihan sulit
66
Malapetaka di kerajaan wangsa tunggal
67
kerajaan wangsa tunggal di rebut kembali oleh Raja darusa lingga
68
Senopati batara kerta berhasil mengawal ratu nyi mas citraloka
69
Bangkit nya ki rawa daksa dari gunung gelap ngampar.
70
Mantan maha raja yang malang.
71
Sambutan hangat dari sang maha raja Wira sanjaya kusumah
72
Senopati darma kusumah berpindah haluan.
73
Misi asta batarakala berjalan sukses dan sesuai rencana
74
Asta batarakala kembali ke istana kerajaan nirwana
75
Kerajaan kecil ligar wangi
76
prahara besar di kadipaten legok hinis
77
Ngahiang dan moksa nya Gusti prabu sura jalu sudarsana
78
Pura sasih penenjoan
79
Kedatangan saudagar asal Tionghoa
80
Pernikahan Gusti prabu Wira sanjaya dan putri cantik Mei-yin asal Tionghoa
81
Panji anggalarang di hukum pancung
82
Prahara Dendam dan Amarah Raja Darusa lingga
83
Patih Mangku asbanijaya tidak berdaya di hadapan pemuda Ksatria
84
Geger genjik akan berita kekalahan patih Mangku asbanijaya
85
Lahirnya buah cinta Gusti prabu wira sanjaya dan ratu citrakala
86
Kitab Astawiguna Menjadi rebutan para Raja di daratan Pulau jawa
87
Maha prabu wira sanjaya kusumah menjadi sakti mandraguna berkat kitab astawiguna
88
Pertarungan hebat Mangkara rajendra Wijaya dan Adipati wirahma sanjaya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!