Pagi yang cerah itu datang, dan aku bergegas, untuk membereskan tempat tidurku, dan saat ku buka bilik jendela kamarku, terlihat, citrakala sedang berlatih ilmu bela diri nya dan ternyata yang menjadi lawan nya adalah dua orang pemuda sebaya ku.
Dan saat aku mencoba menghampirinya, Tiba-tiba di negatif oleh ki lingga buana.
"Raden mau kemana"
"Mau melihat citrakala, dari dekat ki, jawabku padanya"
" Sudah kau ikut saja dengan,
ku"
"Kemana ki, tanya ku padanya"
"Kita ke gunung halimun"
"baiklah ki Aku ikut saja"
Dalam hati, aku sudah mengira bahwa, ki lingga, mau mengetes ilmu kanuragan ku.
Kami membawa dua ekor kuda pejantan, aku tak bisa mengejar kemahiran aki lingga yang pandai berkuda, di usia yang sudah mencapai ratusan tahun.
"Ayo kejar"
"Iya ki jawabku pada nya"
Hiat.... Hiat...... Aku pecut kuda hitam jantan itu,
Namun di tengah-tengah hutan aku di cegat gerombolan, penjahat, yang sudah terbiasa, merampas hak-hak rakyat kerajaan Nirwana.
Ha... ha.... ha....
"Mau Mau apa kisanak ini, ucapaku, pada mereka"
"Serahkan uang mu anak muda"
"Atau akan mu habisi nyawamu di sini"
"Aku tidak memiliki uang satu ringgit pun Tuan"
"Berdebah kau anak muda"
"Dia cari mati, kang mas, Giri manik, ucap salah satu kawanan tersebut"
Dan dengan terpaksa aku harus, membela diri, sepuluh orang kawanan, gerombolan jahat, itu berhasil aku taklukan, dengan ajian kancing konci, semua badan nya kamu tak bisa begerak, dan memohon ampu padaku.
"Ampun kisanak, ampun ucapnya"
"Sekarang kau pergi dari sini, sebelum pikiran ku berubah lagi"
Dan semua nya lari terbirit-birit meninggalkan senjata pedang nya.
Ha.... Ha..... Ha....
Suara orang tertawa.
"Aku mencari sumber pusat nya di sebelah mana"
"Ku tengok kanan dan kiri"
Namun aku terkejut, angin kencang, menyered ku.
Dan ku lihat di balik pusaran angin itu adalah ki lingga,
"Ayo raden, Akan aku ajarkan ajian gelap sayuta, dulu, ini adalah pukulan tenaga dalam yang, mematikan"
"Baiklah ki"
"lihat baik-baik"
Luar biasa, suara ajian itu, menggelegar, dan membuat gendang telingaku, berdengung kencang.
"Ayo raden keluarkan ajian Qulhu geni mu, lawan aki"
"Baiklah ki, rasa hormat ku padamu"
"Bersiap-siaplah ki"
"Brug..... Aku sudah keluarkan tenaga dalam ku"
Tapi malah tenaga dalam ku yang habis, dan seperti terkena, pukulan itu,
"Arghhht, ampun ki dan aku tumbang ke tanah"
Lantas ki lingga pun, langsung mengobati ku.
"Cepat kau bersila menghadap kiblat"
Aku lantas menuruti, perintah nya, dan aku di obati oleh ajian wisata kiblat.
Racun, itu sudah terbuang dari dalam tubuhku, dan sedikit mengobati, luka dalam ku.
"Terima kasih ki, ucap ku"
"Kau sudah menguasai ajian Qulhu geni, tapi belum mempunyai, ilmu kanuragan Ajian komar geni"
"Apa ajian komar geni itu ki"
"Itu ajian Maha dasyat, ajian pagaran badan"
"Sekarang aku berikan lewat tenaga dalam ku"
Dan Aku pun di transfer energi, ajian komar geni, di bawah kaki gunung halimun,
"Tahan lah raden, ini sedikit menyiksa badan dirimu"
"Baiklah ki lingga"
Luar biasa, transferan energi itu, sangat terasa, mengalir menyusuri , aliran darah dan urat-urat sarapku.
"Sudah selesai raden"
"Sekarang kau coba meditasi di
atas batu besar itu"
"Aki di sini menunggumu"
"Baiklah ki akan aku lakukan"
Aku pun melakukan, sebuah meditasi untuk menetralkan tenaga dalam ku, agar semua ilmu yang telah di berikan, bersatu padu dalam jiwa raga ku ini.
Atmosfir nya terasa berbeda, dan, sedikit menguras tenaga dalam ku.
"Konsentrasi raden, teriak aki di bawah sana"
Dan aku pun lebih konsentrasi lagi, dan mencoba sekali lagi.
betapa kaget nya aku, sebuah keris datang, di hadapanmu denga cahaya kilau kemilau berwarna merah delima,
"Tangkaplah keris itu raden"
Dan aku tangkap keris itu, terasa gemetar efek dari dimensi getaran, khodam ayang ada di dalam nya.
"Kemarilah raden, ucap ki lingga"
"Baiklah ki"
Lalu aku di jelaskan bahwa, keris itu adalah keris pusaka,yang berhasil aku tarik dari batu besar itu, da itu adalah pusaka, milik kakek buyutku terdahulu.
Nama pemiliknya adalah, Prabu Atma jaya kusumah. beliau, tileum, dan menghilang di kaki gunung halimun ini.
Dan ini sesuatu kehormatan benda pusaka nya bisa ku dapatkan, lagi.
"Maap raden kau ingin bertemu dengan kakek buyutmu itu"
"Tentu, saja ki lingga"
"Ya sudah, pake ajian raga
Sukma"
Aku pun, langsung memakai ajian raga sukma, dan mencoba berkomunikasi di bawah alam sadarku.
Dan aku pun berhasil, dalam meditasi itu, kini mu berada di sebuah istana kerajaan yang sangat megah, dan tiada bandingan nya.
Di sana aku di jemput oleh para prajurit kerajaan, yang mempersilahkan ku masuk ke dalam sebuah istana itu.
Bau harum minyak kasturi, itu seakan terasa, nyata.
"Ananda raden adipati adiwira kusumah sanjaya"
"Salam hormat saya eyang Prabu Atma jaya kusumah"
"Bangunlah, Ananda"
"kau akan menjadi seorang ksatria , gagah dan sakti mandraguna, namun kau tidak akan duduk di dalam singgasana kerajaan, kau tidak di takdirkan untuk menjadi seorang Maha raja, yang berkuasa"
Begitulah kira-kira, perkataan kakek buyutku, namun memang aku tidak menginginkan untuk menjadi seorang raja.
Karena, menurutku menjadi seorang raja tidaklah mudah, harus mempunyai, budi pekerti luhur adil bijaksana, dan berhati mulia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Kaje
ceritanya keren
2023-02-16
0
tina yusuf
ak sdh mampir thor
2023-02-08
0
auliasiamatir
Thor, serasa nonton film laga kolosal. keren z aku ksih bintang buat cerita hebta mu ini Thor
2023-01-07
0