"Lepaskan, Om! Sakit!" Naura meronta saat tangannya ditarik paksa oleh Arya.
"Kita harus bicara, Na!"
"Iya, tapi lepaskan tangan Om Arya, sakit tahu!"
Arya yang sudah membawanya Naura masuk ke dalam lift seketika melepaskan cengkeraman tangannya dan meminta maaf. "Sorry."
Hening untuk beberapa saat, karena saat ini keduanya memilih untuk membisu tanpa kata. Naura mengelus tangannya yang memerah akibat cengkraman tangan Arya yang kuat. Sadar akan perbuatannya yang telah membuat Naura takut, Arya minta maaf lagi pada wanita yang pernah mengandung benihnya 7 tahun yang lalu.
"Sorry, Ra. Aku tidak termasuk untuk menyakitimu. Aku hanya ingin berbicara denganmu."
Naura masih terdiam seribu bahasa. Pertemuan tiba-tiba yang membuat luka lamanya kembali terasa berdenyut. Bahkan saat melihat wajah Arya, bayangan gelap masa lalu muncul kembali di dalam pikirannya. Padahal ia sudah mencoba untuk membuang jauh masa lalu itu. Namun, hanya dengan kedipan mata luka itu kembali menganga.
Tak lama pintu lift telah terbuka, Arya pun memberikan isyarat kepada Naura untuk keluar.
"Kita bicara di ruang kerjaku," ujar Arya.
Dengan langkah berat Naura berjalan mengikuti langkah Arya. Dalam hati Naura bertanya-tanya, apakah ini adalah perusahaan milik Arya? Jika memang benar, berarti saat ini ia telah masuk sendiri ke dalam belenggu masa lalunya.
"Duduklah!" kata Arya setelah mereka sampai di ruang kerja Arya. Tanpa ingin menolak Naura pun duduk. Begitu juga dengan Arya yang telah duduk di depan Naura. Matanya tak henti untuk menatap wanita yang selama ini ia cari. Namun, siapa yang menyangka jika Naura akan datang sendiri kepada dirinya.
"Ra, selama ini kamu dimana? Bagaimana dengan anak kita? Aku benar-benar minta maaf atas apa yang telah terjadi diantara kita di masa lalu. Aku menyesal, Ra." tanya Arya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Naura tersenyum sinis kearah Arya. Anak kita? Apakah pria yang ada di depannya saat ini tidak mengingat setiap kata yang telah ia ucapkan dahulu. Di mana ia meminta untuk menggugurkan anak yang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Bahkan dengan jelas Arya atas kehamilannya. Lalu dengan mudahnya ia meminta maaf dan mengaku menyesal setelah semuanya berlalu.
Terlambat sudah, Om. Aku sudah terlanjur untuk menutup pintu hatiku.
"Maksud Om Arya anak yang mana? Aku tidak melahirkan anak!" dusta Naura.
Mata Arya membulat lebar. "Kamu jangan bercanda, Ra! Kamu pasti melahirkan kita!"
"Om Arya salah! Aku sama sekali tidak melahirkan anak, Om. Sesuai dengan permintaan Om Arya, aku telah menggugurkan bayi itu," ucap Naura.
"Kamu bohong! Kamu pasti melahirkan anak kita!" Arya masih bersikeras dengan ucapannya, karena ia yakin Naura tidak akan sanggup untuk menggugurkan bayi itu.
"Terserah Om Arya saja mau percaya atau tidak. Yang pasti aku tidak melahirkan bayi itu." Sebisa mungkin Naura tetap tenang agar Arya percaya akan ucapan. Terlambat sudah untuk Arya menyesali perbuatannya, karena saat ini Naura benar-benar sudah menutup pintu hatinya untuk Arya.
Mungkin lisannya bisa mengatakan jika ia sudah memaafkan Arya, tetapi sampai saat ini hatinya belum siap untuk memaafkan pria yang telah menghancurkan masa depannya.
..
Naura berjalan gontai untuk meninggalkan perusahaan. Ia merasa menyesal karena telah menyodorkan lamaran di perusahaan milik Arya. Seharusnya ia mencari tahu lebih dahulu siapa pemilik perusahaan ini. Tiba-tiba langkanya tertahan ketika ia mengingat pertanyaan Kanna tadi pagi.
"Apakah mas Kanna sebenarnya mengetahui tentang perusahaan yang akan aku lamar? Tetapi mengapa dia tidak mengatakan apa-apa dan tidak menahanku?" batin Naura.
Karena saat ini perasaan hatinya sedang terkoyak lagi, akhirnya Naura memilih untuk singgah sejenak ke sebuah cafe milik Adam, pria yang pernah dekat dengan Melani.
Lama tidak bertemu membuat Naura merasa sangat kagum atas perubahan diri Adam yang semakin terlihat dewasa.
"Mbak Na," ujar Adam saat mengenali Naura. "Lama menghilang akhirnya muncul kembali, mau pesan apa?"
Naura tersenyum tipis ke arah Adam. "Jus mangga aja, Dam."
"Siang-siang minum jus mangga emang segera ya, Mbak. Tapi bukan lagi ngisi kan?"
"Sembarang kamu, Dam! Aku cuma pengen ngademkan pikiran aja."
Bukan tanpa alasan kedatangan Naura ke cafe milik Adam. Ia hanya ingin bertanya apakah di cafenya sedang membutuhkan karyawan baru, jika iya, maka Naura ingin melamar. Namun, sayangnya cafe sedang tidak membutuhkan karyawan.
"Sekali lagi aku minta maaf, Mbak. Tapi next time, akan aku kabari jika sedang membutuhkan karyawan," ujar Adam dengan rasa tak enak hati.
"Gak papa, Dam," ucap Naura dengan senyum yang terpaksa.
"Tapi kalau Mbak Na memang sedang membutuhkan pekerjaan, nanti aku bisa tanyakan sama temen aku, kali aja mereka tidak membuka lowongan untuk karyawan baru," kata Adam yang tak tega saat melihat wajah Naura. Meskipun ditutupi oleh senyum, tetapi Adam tahu bagaimana perasaan Naura yang merasa kecewa.
"Boleh tuh, Dam. Aku benar-benar sedang membutuhkan pekerjaan. Gak mungkin aku terus menerus tinggal bersama dengan mbak Ara dan juga mas Kanna."
Meskipun kecewa, tetapi setidaknya ada sedikit harapan untuk mendapatkan pekerjaan baru, karena ia tak ingin bekerja di perusahaan milik Arya.
Baru saja ingin keluar, tiba-tiba tubuh Naura ditabrak oleh sosok bocah perempuan yang sesuai dengan anaknya.
"Ups ... maaf Tante, gak sengaja," kata bocah itu yang kemudian berlindung dibelakang tubuh Naura. Tak lama kemudian muncul seorang pria yang begitu sangat ia kenali.
"Tante, tolong aku. Aku gak mau pulang."
...#BERSAMBUNG#...
Makasih atas dukungan kalian semua 💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Airoh Hasna
lah banyak amat anak
banyak amat ketabrak yak
2023-01-07
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
siapa ya bocah tsb
2022-12-11
0
Ainisha_Shanti
agaknya Alma
2022-12-04
1