Five

"iya tau lah, kan tadi baru bangun pas abang telepon, pasti belum sempat makan dong, gimana sih" sambung Dika mengusap kepala Haura lembut

"heee heee iya yah" saut Haura cengengesan mengingat kejadian pagi ini yang membuat rencana hari liburnya gagal

Dika pun pergi menemui seseorang yang ia katakan pada Haura ketika di RS. Dan sekarang iya tengah di Warkop bersama orang itu menikmati secangkir kopi dan beberapa batang rokok untuk menemani pagi dengan hawa yang masih sejuk menyapa kulit.

"kapan bg Dika nyampe Meulaboh, kok gak ngabari, ada keperluan apa disini?" tanya orang tersebut yang tengah duduk bersebelahan bersama Dika

"semalam nyampe, naik bobil sewa, kemaren abg dikabari teman kos Satya kalau dia masuk RS, jadi langsung otw Meulaboh, gak sempat ngabari" jawab Dika

"ohh trus sekarang bg Satya gimna keadaannya? Siapa yang jaga di RS?" tanya orang itu lagi

"Alhamdulillah keadaannya udah membaik, dan ada Ura dan temen kos nya juga disana yang jagain" jawab Dika lagi

"Ura?" ujar orang itu bingung dan terlihat berpikir

"iya Haura Az-Zahra anaknya bunda Putri Delisa, sepupu jauh abg dari sebelah ayah" ujar Dika menjelaskan kebingungan orang itu

"ohh Haura yang itu, abisnya tadi manggilnya Ura, kan gak tau. Dia kuliah disini, kok gak pernah lihat yah?" ujar orang itu lagi kemudia kembali bertanya perihal Haura yang tidak asing baginya

"iya Ura satu kampus sama Satya, cuma beda fakuktas aja" jawab Dika

"Heum yaudah siap ngopi kita langsung ke RS aja, tar abg dicariin lagi, aku pun mau lihat keadaan bg Satya" ajak orang itu memberi saran

"iya boleh, kasihan juga lama ditinggal, tapi pamitnya bentar. Oh ya nanti kita mampir beli Snack dulu buat mereka" pinta Dika pada orang itu

Mereka berdua pun bergegas menuju RS dan tidak lupa mampir di stand penjual jajanan dan Snack untuk di bawa ke RS, karena Dika tahu Haura paling suka ngemil dan gak pernah nolak kalau soal makanan

Dika dan orang itu langsung memasuki ruangan setelah mengetok pintu dan mengucapkan salam dan disahuti oleh orang-orang yang berada dalam ruang rawat yang baru obat-obat tersebut

"Wihh akhirnya abg dateng juga, dan apa tuh? Wahhhh makanan" ucap Haura menghampiri Dika yang sudah ditungguin dari tadi kemudian menyalimnya dan melirik keresek yang ada di tangan Dika dengan mata berbinar

"Ihh dasar bocah, udah gede masih aja tingkahnya kaya anak kecil" ejek Dika dan menyerahkan kresek bawaannya pada Haura

Seseorang yang bersama Dika tadi pun memperhatikan orang-orang yang ada dalam ruangan dan melirik Haura si gadis manis yang memiliki dua lesung pipi dengan mata teduh yg menengkan siapa saja yang melihatnya, termasuk seseorang yang masih terus memperhatikannya tanpa berkedip

"ekhem ekhem" batuk Dika yang disengaja membuyarkan lamunan orang itu

"Ehh siapa nih, kaya kenal deh" tanya Haura melirik Dika, karena ia merasa muka orang tersebut tidak asing, tapi dia juga lupa, maklumlah Haura memang jarang memperhatikan orang-orang sekelilingnya apalagi yang jarang jumpa.

"masa gak kenal sih dek, desa tetangga kita, sepupu abang juga loh dari sebelah mamak" jawab Dika karena merasa pertanyaan itu tertuju padanya

"gak tau namanya, tapi kaya pernah lihat" sambung Haura yang kelihatan berfikir

"yah kalau gak tau kenalan dong, gimana sih" lanjut Dika lagi

Haura yang cuek dan bodo amat itu enggan berkenalan duluan dan memilih diam melangkah menuju tempat tidur pasien yang kosong di sebelah Satya, menurutnya apa yang nya keresek berisi aneka makanan yang berada di tangannya sekarang jauh lebih menggiurkan dari pada berkenalan dengan orang yang dari tadi diam kaku di samping Dika

'"Nihhh makanan ambil aja yah bagi yang mau" ucap Haura menawarkan makanan yang sedang iya pilih-pilih itu, karena bingung mau makan yang mana dulu, semua terlihat menggugah selera

Teman-teman Satya pun ikut menikmati makanan itu, termasuk Dika dan seseorang yang bersamanya

"ehh kamu kenpa diem Mulu dari tadi" tanyanya pada seseorang yang berada disampingnya

"ga papa bg" jawab orang itu bangkit menghampiri Satya yang berbaring dan terlihat mengobrol bersama

Karena asik menikmati makanan dengan obrolan mereka masing-masing, membuat mereka lupa waktu bahwa sekarang sudah sore, dan Haura harus pulang ke kost, karena tidak mungkin ia menginap dirumah sakit, sedangan yang menjaga disitu laki-laki semua, hanya dia sendiri yang perempuan.

"Bg Ura balik dulu yah, blom mandi nih dah baik asem, gak bisa nginap soalnya kan dah rame yang jagain, besok Ura kesini lagi kok" Ujar Haura berpamitan kepada Dika

"yaudah iya ga papa, tapi hati-hati yah dijalan, atau abg anterin" jawab Dika dan menawarkan untuk mengantar Haura, yang padahal berniat bisa berduaan sama Haura, karena sudah lama tidak bertemu yang tentunya membuat rindu

"Engga usah bg, Ura kan bawa motor kesini, tar yang ada abg capek bolak balik" tolak Haura sopan, karena iya tidak ingin merepotkan Dika yang baru pastinya masih lelah belum sempat beristirahat karena baru semalam sampai di Meulaboh, meski Haura ingin sekali berlama-lama bersama Dika

"ooh yaudah, eh tapi bareng nih anak aja Ura nya, kan se arah tuh, sama-sama bawa motor ga papa, mau kan?" Lanjut Dika mengintruksi dan menyikut orang di sebelahnya yang tak lain seseorang yang bersama Dika ke RS itu.

"ehh ehh i,i,iya" jawab orang itu terbata karena gugup, ia senang bisa pulang bareng Haura, tapi pura-pura cuek Karana gengsi, pertemuan mereka tadi pagi membuat ia tertarik akan sosok Haura yang cantik dan apa adanya.

"gimna Ura adek abang yang paling baik" tanya Dika lagi pada Haura

"iya iya boleh" jawab Haura yang nurut aja, malas berdebat

"Bg Satya Ura pamit dulu yah, cepat sembuh, anak teknik kok lemah" ucap Haura pada Satya berpamitan dengan mode mengejeknya

"heum, hati-hati" jawab Satya cuek meski sebenarnya dia senang dengan Haura yang selalu bisa mencairkan suasana, tapi yah begitulah Satya yang dingin luar biasa

"bye abang-abang ganteng semuanya" teriak Haura sambil melambaikan tangannya dan berlalu

Semua yang ada di ruangan itupun ikut melambai dan menggelengkan kepala dengan kelakuan Haura yang seperti anak kecil itu

Haura dan seseorang yang diamanahkan abang nya untuk mengantar nya itu pun melanjutkan perjalan dengan menaiki motor masing-masing, Haura di biarkan orang itu mengendarai motornya lebih dulu dan ia mengikuti dari belakang, seperti pengawal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!