Merasa Bersalah

Sesampai di rumah sakit, Syifa mendengar vonis dokter yang mengatakan jika anak itu lumpuh. Hatinya sedih, sungguh bukan itu yang ia inginkan dan Syifa tidak bermaksud menyakiti anak itu

"Kau lihat! Karena ulah mu, cucu ku menjadi seperti itu!" Syifa memahami kemarahan wanita itu, siapa yang tidak marah melihat cucunya di tabrak hingga menyebabkan anak itu lumpuh.

Walau Syifa tidak tahu apakah anak itu akan lumpuh selamanya atau hanya sementara, yang pastinya ia berjanji akan menjaga anak itu.

"Kau bisa pulang sekarang, namun ingat! Besok pagi-pagi kau harus sudah sampai di sini!" Syifa mengangguk, ia pun berjalan dengan langkah yang gemetar. Semua bagaikan mimpi baginya, bagaimana bisa ia seceroboh itu?

"Tunggu!"

Langkah kaki pria yang mendekat berjalan ke arahnya. Syifa menutupi wajahnya saya pria itu memotret dirinya "Ini adalah jaminan, jika kau mencoba lari dan tidak bertanggungjawab. Aku akan membagikan wajah mu ini di semua media! Anak dari pengusaha ternama Revan Pratama telah menabrak lari seorang anak laki-laki dan menyebabkan kelumpuhan!"

Syifa kaget saat pria itu mengenal papanya, namun ia tidak menjawab sama sekali. Wajar saja jika banyak yang mengenal papanya, karena papanya adalah pengusaha hebat dan banyak berteman dengan kolega-kolega terkenal.

"Jangan khawatir tuan! Saya tidak akan lari, dan saya akan bertanggung jawab dengan semua perbuatan saja! Anda tidak perlu khawatir, karena kedua orang tua ku selalu mengajarkan aku untuk bertanggung jawab dengan segala perbuatan yang ku lakukan,"

Azam menatap sinis Syifa, membuat wanita itu berjalan mundur kebelakang "Azam, apa yang mau kamu lakukan nak? Jangan gegabah, ini rumah sakit kamu bisa masuk penjara!" Mamanya Azam pun mengingatkan lelaki itu, ia khawatir jika anaknya melakukan hal yang nekat.

Dahi Syifa berkeringat ketakutan, namun ia bersikap untuk biasa saja. Ia ingat dengan ajaran Shinta yang mengatakan untuk tidak lemah saat diri merasa ditindas.

Namun apakah Syifa saat ini sedang ditindas?

Syifa menatap balik Azam dengan tatapan penuh keyakinan "Jangan banyak bicara! Mungkin di rumah mu, kau adalah ratu namun di sini kau hanyalah pelayan anak ku!"

Syifa pun mendorong tubuh Azam untuk menjauh "Dan jangan lupa, saya diam karena bertanggung jawab atas anak anda. Bukan kepada anda! Jadi jangan bersikap seorang anda adalah tuannya!" Ketus Syifa yang seakan tidak takut dengan Azam.

Setelah mengatakan itu, ia langsung pergi meninggalkan Azam. Ia tidak mau jika dirinya merasakan ketakutan!

Syifa pergi meninggalkan Azam dan kedua orang tua Azam

"Lihat lah wanita itu sangat angkuh!"

*******

Syifa telah sampai di rumah, ia bingung harus apa. Dan ia berjalan dengan pelan-pelan agar tidak ada yang mengetahuinya pulang dengan larut malam

"Sayang," Syifa tersontak kaget saat mendengar suara mamanya Shinta memanggil "M-mama, mama meng-kagetkan kakak saja. Tidak apa-apa ma, kakak hanya lemah saja,"

"Sayang, kenapa kamu pulang larut malam seperti ini?" Shinta merasa jika ada sesuatu yang terjadi kepada anaknya.

"Iya mama, tadi ada tugas kuliah. Dan kakak mengerjakannya di rumah teman, sebab itu kakak pulang larut malam,"

"Ya sudah, kamu bersihkan diri kamu sana! Mama akan menyiapkan makanan untuk kamu. Papa dan adik-adik kamu juga sudah tidur!"

Syifa mengangguk, sebelum beranjak dari duduknya. Ia memeluk sang mama dengan erat, bahkan dirinya terisak "Sayang, kamu kenapa?"

Syifa menggelengkan kepalanya "Kakak hanya rindu sama mama, dan di saat kakak merasa lelah seperti ini. Memeluk mama menjadi ketenangan sendiri untuk kakak,"

Shinta tersentuh dengan ucapan anaknya, walau ia hanya ibu sambung untuk Syifa. Namun Shinta merasa bersyukur karena anaknya sangat menyayangi dia, begitu juga Shinta yang sangat menyayangi anaknya "Sayang jika kamu ada masalah kamu cerita sama mama ya nak!" Syifa mengangguk! Ia pun berjanji kepada mamanya akan menceritakan segalanya, namun yang satu ini ia tidak dapat berbagi kepada sang mama. Keduanya melepaskan pelukan itu satu sama lain "Udah kamu bersih kan diri terlebih dahulu sana kak! Setelah itu makan dan istirahat!" Syifa mengangguk.

*******

Keesokan paginya, Syifa dan keluarga sarapan bersama. Ia mengingat jika Azam memintanya sudah berada di rumah sakit sebelum pukul delapan pagi.

Syifa tidak sempat sarapan, ia langsung ingin pergi "Syifa, kamu mau kemana?" Revan bertanya kepada anaknya, Syifa kebingungan menjawab "Pa, kakak harus mengerjakan sesuatu. Dan kakak enggak boleh terlambat, Kakak pergi dulu ya?"

"Sayang, tapi kamu harus sarapan dulu!" Revan tidak mau anaknya sakit karena tidak sarapan, Shinta pun memberikan solusi "Sudah biarkan saja jika Syifa tidak bisa sarapan di rumah mama akan menyiapkan bekal untuk kamu,"

Shinta pun menyiapkan sarapan untuk anaknya di perjalanan "Sayang, kamu harus makan nanti di dalam mobil ya?"

"Iya ma, terimakasih!"

Syifa memeluk mama dan papanya secara bergantian. Terlihat ia sangat buru-buru

******

Syifa sampai di rumah sakit, bahkan ia tidak sempat memakan bekalnya "Hey tuan putri, kamu telat sepuluh menit!" Kecam Azam dengan sinis, Syifa pun meminta maaf "M-maafkan saya, tapi tadi di perjalanan sangat macet. Saya sudah meminta kepada supir untu,"

"Oh ternyata tuan putri menggunakan supir pribadi," Syifa terdiam, ia tidak menjawab apapun

"Sudah mama katakan, anak manja ini tidak akan bisa menjaga anak kamu! Lihat, dia sudah telat sepuluh menit hari ini. Bagaimana dengan besok dan seterusnya?"

"Bukan kah itu hukuman yang sangat menarik ma? Anak manja seperti ini, yang selalu di ratukan di rumahnya kini menjadi seorang pengasuh?"

Ingin sekali rasanya Syifa menangis, dirinya merasa sangat tertekan namun ia harus bertanggung jawab dengan semua perbuatannya.

******

Tahan Syifa! Tahan! Kamu jangan lemah, kamu harus kuat menghadapi orang-orang yang bermulut pedas seperti mereka! Batinnya

Ia hanya memikirkan tentang kewajibannya saja, setelah itu ia tidak memikirkan apapun lagi.

"Lebih baik kamu cepat masuk dan urusin cucu saya sana!"

Syifa mengangguk, ia tidak mau membuat drama yang lebih lama lagi. Ia berjalan menuju ruangan

Cekrek!

Terlihat anak kecil yang berbaring lemah di atas tempat tidur, membuat Syifa kembali merasa bersalah "Andai kemarin aku mendengarkan ucapan papa. Dan memakai supir saja, pasti semua tidak akan terjadi. Kasihan anak sekecil ini harus menanggung segala kesakitan ini,"

Bahkan jika dia yang di posisi itu pasti tidak akan sanggup, Syifa menghapus air matanya "Jangan khawatir dik, aku akan merawat mu. Hingga kau benar-benar sembuh," mengurus anak kecil bukan lah hal yang mengejutkan bagi Syifa karena ia sudah terbiasa dengan adik-adiknya dahulu.

Syifa pun mengambil makanan yang ada di atas meja, ia ingin menyuapi Nizam makan. Anak kecil itu membuka matanya, menoleh ke arah wanita asing didepannya "Tante siapa?" Suara itu membuat Syifa bergelonjak kaget "Ak-aku,"

"Sayang, ini adalah pengasuh kamu yang sekarang!"

Nizam menatapnya dengan teduh, membuat Syifa semakin tidak tega "Anak semanis ini, menjadi lumpuh karena aku,"

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

harus nya Syifa jujur aja sm mama dan papa nya .. biar urusan nya ga terlalu rumit .. mungkin ada solusi lain dari papa nya .. Revans pasti akan melakukan yg terbaik utk Syifa dan Mizan yg menjadi korban nya

2023-01-14

0

Chu Shoyanie

Chu Shoyanie

aku tau Syifa ansk yg baik...didikan Shinta&Revan🥰😘

2022-12-05

1

༅🌠luͣcᷫy hiatus🐼

༅🌠luͣcᷫy hiatus🐼

lanjut thor

2022-12-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!