Naomi menghantukkan wajahnya keatas meja, ia sungguh malu. Sebagai mahasiswi yang akan masuk kejurusan farmasi, masa ia lupa nama salah satu pewarna makanan merah yang dilarang edarannya dipertanyaan terakhir.
" Betul! Sekarang coba sebutkan salah satu pewarna makanan warna merah yang dilarang edarannya " ucap Alexa dan seketika otak Naomi menjadi pusing. Ia hanya ingat pewarna eritrosin yang akan menghasilkan warna merah, tetapi ia lupa apakah itu dilarang penggunaannya atau tidak.
" Lima.. Empat.. Tiga.. " timer dari Alexa dan Mahasiswa yang lain mulai berkumandang membuat Naomi tidak fokus.
" Eritrosin " ucap lantang Naomi yang membuat suasana menjadi senyap.
" SALAHH!! "
Begitu malu ia mengingat kejadian tersebut, kenapa juga ia yang harus maju kehadapan banyak orang. Tetapi setelah kejadian itu sebenarnya sedikit membuahkan hasil positif baginya karena banyak mahasiswa dan mahasiswi yang mengajaknya berkenalan.
" Besok aku jam pagi ya? " gumam pasrah Naomi karena berarti ia harus terbangun pagi-pagi.
DORRR!!
Naomi menoleh kearah belakangnya dengan raut wajah yang datar dan lesu. Dengan alis yang naik sebelah dan bahu yang sedikit terangkat ia seolah bertanya 'Apa?'.
" Ya elah mi, kaget dikit ngapa. Nggak seru amat " Naomi hanya mendengus sebal karena dirinya sedang tidak mood.
" Huwaaa, aku kaget. Tbl Tbl Takut banget lohh " ucap Naomi dengan nada datar dan bahkan ekspresinya juga yang datar. Para pengunjung dikantin yang melihat hanya terkikik, baru kali ini ada mahasiswi baru yang berani seperti itu pada panitia ospek.
Naomi kembali lagi dengan minuman matchanya sambil menscroll aplikasi hitam berbasis video dan orang joget-joget didalamnya seolah mencueki keberadaan panitia ospek yang dijuluki "social butterfly" itu.
" Yahh ngambek nih anak " ucap Immanuel sambil mencoel pipi Naomi sedangkan Naomi hanya melirik sinis.
" Padahal mau gua gopud in mochi sama makan siang loh " mata Naomi terbelalak sungguh traktiran yang sangat menguntungkan untuknya tapi ia masih perlu harga dirinya.
" Mau nggak nih? Terserah lo mau beli apa " tawar Nuel sambil memberikan ponselnya, entah bagaima bahasa dia menjadi ' Lo-Gue ' dengan Naomi.
Naomi berpikir sebentar apakah ia harus tetap mempertahankan Egonya atau mementingkan isi perut dan kantongnya. Dan pada akhirnya isi perutnyalah yang menang, dengan tatapan dan lirikan yang masih sinis ia mengambil ponsel milik Immanuel.
" Budgetnya lima ratus ribu yaa, gua bisa bokek kalo lebih dari itu. Sekalian juga pesenin buat gua dek " ucap Nuel sambil terkekeh melihat tingkah adik tingkatnya itu, ia mengelus surai panjang nan lembut tersebut yang seperti duta shampo itu. Naomi membulatkan matanya, budget segitu untuk dua orang sangatlah cukup untuk Naomi uang lima ratus ribu bisa untuk seminggu makan.
Dengan kalap Naomi memesan beberapa makanan korea untuk makan siang dan juga untuk ia bawa pulang keapartement, beberapa cemilan seperti mochi, cilok, cipeng dan seblak juga ia pesan membuat Immanuel hanya menggeleng pasrah sekaligus bingung dengan porsi makan wanita tersebut.
Walaupun terkesan traktiran tak tau diri nyatanya baik Naomi dan Immanuel hanyalah santai.
" Nih kakk, Makasihh..!! " ucap Naomi dengan nada yang dimanja-manja sambil mengasihkan ponsel tersebut kepada Immanuel.
" Dasar wanita! harus disogok dulu biar nggak ngambek lagi " dengus kasar Immanuel walaupun ia hanya tersenyum kecil kemudian dan tetap mengelus surai milik Naomi.
" Wanita tuh harus realistis kak, selagi dikasih traktiran ya kenapa nggak. Urusan perut lebih penting daripada mau ngambek terus sama kakak ehehe" ucap Naomi sambil senyam-senyum sendiri dan menscroll social medianya kembali.
" Jadi intinya, Lo udah nggak ngambek lagi sama gue kan?" tanya Immanuel dengan nada mengejek dan alis naik-turun. Naomi hanya mengangguk saja daripada makanannya menjadi gagal order.
" Makasihnya manaa?"
" Tadi kan udahh " kernyit Naomi.
" Itu mah bukan makasih, dinegara gue bentuk makasih bukan begitu"
" Terus? Aku kudu ottoke? " nada melas Naomi, ia takut disuruh mengganti uang makanan tersebut. Kalau tidak dia malah harus menjadi babu.
Tiba-tiba Immanuel menarik tubuh Naomi yang termasuk gembul kedalam pelukannya dan menggerakan tubuh mereka kekanan dan kekiri selayaknya seperti anak kecil berpelukan.
" Eumhh! Kakak, aku nggak bisa nafas " ucap Naomi sambil memukul lengan kekar yang memeluknya itu. Dengan wajah yang merah merona, saat pelukan itu dilepas Naomi langsung menundukkan wajahnya.
" Wahh nggak sehat jantung aku kalo begini terus..!! " batin Naomi berteriak, ia memalingkan pandangannya dan mengusap wajahnya malu.
" Nuel! " seseorang terlihat memanggil Immanuel dari belakang mereka. Immanuel yang dipanggil tetapi Naomi malah ikut menengok juga.
Ternyata ada wajah kakak panitia ospek tadi, tapi ada dua. Apakah kedua matanya mulai buram? Naomi mulai mengucek matanya tetapi wajah itu tetap terlihat dua.
" Hai Aleka " sapa Immanuel sambil terkekeh ketika adik dari temannya itu menghambur kepelukannya seolah mereka sudah lama tidak bertemu. Dengan tatapan terkejut sekaligus kebingungan, Naomi menatap 'kode' kearah Immanuel.
" Kenalin ini Aleka, adiknya Alexa " jelas Immanuel, pantas saja dari kejauhan ia melihat wajah galak kakak ospeknya seperti ada dua. Naomi melirik kearah samping kanannya dan terdapat Alexa dengan tatapan dingin dan judesnya yang mengarah kepada Naomi seolah mengintrupsi.
" Buset, aku salah apa? sampai selalu ditatap seperti ini? " batin Naomi dan mengalihkan pandangannya. Walaupun dalam hati ketar-ketir.
" Hai nama aku Aleka, nama kamu siapa? Mahasiswi baru ya?" ucap gadis yang masih ada dipelukan Immanuel dengan memberikan tangannya pada Naomi.
" Nama saya Naomi, kak. Iya saya mahasiswi baru mohon kerjasamanya kedepannya kak " jawab Naomi sambil menjabat tangan Aleka.
" Halus banget tangannya.. Perawatannya pasti mahal nih " batin Naomi seketika insecure dengan circle Immanuel ini.
" Nggak usah formal banget, Naomi. Santai aja " Dan Naomi hanya mengangguk saja.
" Nuel kenapa disini bersama Naomi? " tanya Aleka dengan senyumnya yang hangat, mendongak menatap wajah Immanuel.
" Nih anak ngambek sama gua, ka. Akhirannya gua sogok pake makanan" ucap Immanuel sambil menoyor kepala Naomi karena Naomi yang melotot padanya karena terlalu jujur pada yang lain. Dan Aleka hanya terkekeh saja.
" Nuel, aku titip Aleka. Makasih " Alexa yang sedari tadi tidak bersuara tiba-tiba mengeluarkan suaranya dan pergi begitu saja.
" Kakak!! Ikut..!! " rengek Aleka yang langsung melepas pelukannya pada Immanuel dan beralih gelayotan pada saudara kembarnya itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam harinya, Naomi melamunkan kejadian tadi siang saat ia bertemu dengan Alexa dan Aleka. Sambil memakan keripik dan menonton serial dramanya ia diam-diam memikrkan orang-orang yang bertemunya tadi.
Naomi baru menyadari perbedaan antara Aleka dengan Alexa itu sangat signifikan. Aleka sering memakai kacamata bulat warna hitam, bersikap ceria, ramah walaupun dirinya introvert dan tidak sepopuler Alexa. Sedangkan Alexa itu judes, galak dan bahkan sering menatap dingin padanya. Naomi berpikir Alexa tidak menyukainya, tetapi ternyata Alexa bersikap seperti itu pada semua orang yang belum begitu dikenalnya kata Immanuel.
" Aku tidak percaya kak Alexa seperti itu pada semua orang.. atau jangan-jangan kak Alexa menyukai kak Nuel? " gumam Naomi dan tiba-tiba siluet Mbok Sumi mengagetkannya.
Naomi tidak sadar bahwa Mbok Sumi dari tadi sudah muter bolak balik dihadapannya, dihadapan pintu bahkan didapur tadi karena ia sangat fokus pada pikirannya sendiri.
" Mbok, duduk mbok. Apa nggak pusing muter-muter terus? " Naomi bahkan ikut pusing yang baru melihatnya.
" Tuan Yohan belum pulang non. Mbok khawatir " hela nafas Mbok Sumi ketika duduk disampingnya. Naomi melirik kearah jam dan sudah menunjukkan pukul 7 malam.
" Mungkin lagi sibuk atau lembur mbok, Mbok pulang aja nggak papa " ucap Naomi menenangkan tetapi entah firasat Mbok Sumi yang merupakan seorang ibu, perasaannya tetap tidak enak.
DUKK
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Tinggalkan jejak like, commentnya yuk. Jangan lupa follow ig : @Melodye.Hua untuk lebih dekat dengan Author !...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments