Malam semakin larut namun cahaya lampu di salah satu kamar milik si kembar nampak belum padam sedari tadi, di kamar itu tampaklah seorang pemuda yang asik dengan pensil dan buku sketsa nya.
Tangannya itu dengan lihai menari-nari di atas kertas putih yang nampak sudah hampir penuh dengan coretan-coretan seni yang ia buat.
Sesekali ia meminum teh yang ia buat tadi, meski sudah dingin tak apa lah yang penting bisa menjadi temannya.
Sudah tak heran bila seorang Alta rela begadang demi menyelesaikan gambarannya, bukan karna di kejar deadline tapi karna rasa sukanya pada bidang menggambar dan melukis lah yang mendorongnya.
Clekk...
Seorang pemuda melangkah perlahan.. mencoba tak menimbulkan suara berisik karna sudah malam, ia duduk menghadap Alta yang masih setia dengan kegiatannya.
"Mas nggak ngantuk?" Tanya nya pelan, ia duduk di pinggir ranjang Alta, menghadap sang empunya kamar.
"Mas yang seharusnya tanya, Adek nggak ngantuk?" Alta membereskan barang-barangnya, beranjak dari duduknya dan duduk di sebelah sang adik.
"Belum, mungkin nanti" Ucap Arsa, anak yang biasanya akan berkeluyuran saat malam dan masuk ke dalam kamarnya ya pasti Arsa.
Alta berpindah posisi ke tengah ranjang, menepuk pahanya agar Arsa berbaring.. Arsa ma nurut-nurut saja.
"Insom ya? udah minum obat?" Tanya Alta dengan tangan mengelus rambut sang adik.
"Mungkin, males ah obat terus, bisa keracunan adek nanti" Dengan bibir mengerucut Arsa mengatakan itu.
Alta terkekeh pelan, bila hanya dengannya sang adik bungsunya ini mau menyebut dirinya sendiri adik, coba saja ada Arfa pasti sudah di ejek habis-habisan.
"Emang nggak capek adek begadang terus?"
"Mas juga nggak capek begadang terus" Manik indah itu menatap mas beberapa menitnya yang menatapnya sambil tersenyum.
"Tadi siang mas tidur lumayan lama kan? jadi belum ngantuk" Ucap Alta yang mendapat anggukan mengerti dari Arsa.
Kedua anak itu terdiam, Arsa yang mencoba memejamkan mata untuk menjemput mimpinya dengan Alta yang terus mengelus rambutnya, sedangkan Alta sibuk melamun dengan tangan yang terus bergerak.
Entah berapa lama Alta melamun saat ia melihat ke bawah sang adik sudah tertidur, senyum terbit di wajahnya, lihatlah wajah yang imut yang dimiliki adiknya ini.. ingin rasanya Alta mencubitnya.
Sayangnya ia takut membangunkan sang adik yang kalay sudah bangun sulit tidur kembali, bahkan baru beberapa menit tidur tadi.
Arsa memang menderita insomnia sejak kelas 2 SD dulu, biasnya arsa kecil akan merengek bila tak bisa tidur saat malam hari, namun sekarang? bila tak menyendiri di balkon kamar ya pasti ke kamar Alta.
Dengan perlahan ia membenarkan posisi Arsa dan menyelimutinya, setelahnya ia ikut berbarin di sebelah adiknya, menatap wajah itu sejenak sebelum ikut memejamkan mata menjemput mimpinya.
•~•
"INI HARI MINGGU MAS KAA! GUE MAU TIDURR!" Teriakan menggelegar membangunkan Alta dari tidur nyenyaknya, ia menoleh ke samping dan masih terlihat Arsa yang bergelung dengan selimutnya.
Dengan langkah malas Alta ke luar kamar menghampiri sumber suara yang sudah ia hafal siapa pemiliknya.
Dan di bawah sana dapat ia lihat Arfa yang sedang memberontak dari paksaan Arka yang pasti akan mengajaknya olahraga, kebiasaan Arka bila hari minggu memang seperti itu.
Alta menuruni tangga dengan wajah bantalnya, tenang masih ganteng kok.
"Pagi-pagi udah cek cok aja sih lo pada! ganggu orang tidur tau nggak!" Semprotnya.
"Mas Arka ni mass.. maksa bangettt.. gue kan mau tidurrr" Rengek Arfa dengan tangan yang masih di cekal Arka.
"Sebentar doang dek.. Cuma keliling kompleks" Bujuk Arka yang mendapat gelengan keras dari Arfa.
"Sama Arsa sana aja lho mas! gue mau tidur!"
"Arsa masih tidur jangan di ganggu! tadi malem insom dia kambuh" Alta menyahut setelah mengambil minum dari dapur.
"Kambuh?"
"Iya! dan lo berdua malah buat gaduh di bawah! pagi-pagi mau di marah tetangga!"
"Arfa nya nii masss"
"Tapi kan.."
"Udah lah Fa ikut aja.. liat noh lemak-lemak lo udah pada numpuk.. gue nggak mau ya punya adik sumo" Setelah memgatakan itu Alta kembali naik meninggalkan kedua adiknya.
"Noh mas aja dukung kok! yuk lah olahraga!" Arfa akhirnya hanya pasrah di tarik Arka ke luar rumah.
•~•
08:35
"Dekk.. bangun yuk makan dulu nanti di lanjut tidurnya" Ucapan itu sama sekali tak mengusik tidur Arsa, ia malah semakin memeluk bonekah momin milik mas nya.
"Arsaa.. bangun dulu.. sebentar aja buat sarapan"
"Saaa"
Belum ada pergerakan dari Arsa yang membuat Alta menghela nafas, biasanya membangunkan Arsa itu mudah, hanya dengan membuka pencahayaan pasti sudah mengusik tidur sang adik.
"Saaa.. adek"
Dan secara tiba-tiba pintu kamarnya terubuka lebar dengan Arfa yang berlari dan langsung menubruk Arsa di atas ranjang, membuat si bungsu itu terduduk dengan ekspresi kagetnya.
Alta mendekat ke arah di bungsu, ia yakin Arsa kaget tadi, siapa sih yang nggak kaget kalau tidur eh tiba-tiba ketimpa beruang gendut?
"Kaget ya?" Tanya Alta sedangkan Arsa yang belum sepenuhnya sadar hanya bersandar di pundak Alta, lalu dimana beruang jatuh tadi?
Tersangkanya nyungsruk di sisi ranjang karna kebablasan tadi, untung saja slimut Arsa tadi jatuh jadi bisa menjadi tempat mendarat meski masih sakit sih.
"Aduh benjol pasti ini" Ringisnya sembari mengelus kepalanya yang terbentur.
"Arfa kalo bangunin yang bener lah! kaget adek nya!" Sembur Alta yang hanya di balas cengiran oleh Arfa.
"Hehe sory mas.. sory dek" Ia duduk di hadapan Arsa yang masih memejamkan matanya.
"Pusing" keluh nya yang membuat Alta menghela nafas, wajar sih kalau bangun karna kaget atau di kagetkan itu pasti pusing dan nggak nyaman.
Alta merengkuh badan yang sebenarnya lebih besar dari badannya itu, sedikit memberikan usapan agara sang adik merasa nyaman, Arfa sendiri memilih turun mengambil minum untuk sang adik, ini juga salahnya sih.
Tak lama Arfa datang dengan Arka yang membuntu di belakangnya, mereka duduk di sisi ranjang menatap Arsa yang masih memejamkan mata.
"Masih pusing dek?" Tanya Arka yang mendapat gelengan serta anggukan.
"Minum dulu.. mungkin juga efek adek tidur malem kemarin" Alta melepas pelukan itu dan meraih gelas Arfa.
Beberapa tegukan Arsa meminum air itu dan kembali memeluk Alta "Masih pusing" Keluhnya.
"Mau makan? kan tadi mas belum sempet bangunin buat sarapan lho" Arsa hanya mengangguk dan mulai merangkak menuruni ranjang.
"Nggak mau di kamar aja dek?" Arka bertanya dan di balas gelengan.
Susah kalau Arsa sudah irit bicara seperti ini, nanti kalau di tanya pasti cuma ngangguk atau ngelenggin kepala, paling-paling mentok ngomong singkat-singkat.
•~•
"Cuma pakai sop aja? bik sum tadi buat telur balado juga lho, atau ikan pepes nya?" Arfa mencoba menawari namun Arsa menggeleng tanda menolak.
"Yaudah adek makan yang banyak, mas tunggu" Alta menarik kursi di sepan Arsa dan menunggu sang adik sampai selesai makan dan kembali masuk ke dalam kamar, namun kali ini kamar Arsa sendiri.
"Maaf ya mas.. arsa sakit gara-gara gue" Ucap Arfa, Alta menepuk pundak itu sembari tersenyum tipis.
"Nggak kok Fa.. tadi malem adek juga susah tidur mungkin itu juga bisa nyebapin dia pusing.. bukan salah Lo" Alta berlalu melewati Arfa menuju ruang tamu.
"Sehat-sehat ya dek"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments