Bab. 4

" Argh!! " Teriak Adit, begitu sang mama keluar dari apartemennya.

Rasa sakit hati yang sudah di pendam nya sejak lama, kini ia lontarkan dengan kata tak pantas pada sang sama, hingga sang mama menangis tersedu mendengarnya. Pembicaraan Adit dengan sang mama, membuatnya seolah menjadi penjahat bagi mamanya sendiri. Sang mama yang terus menangis meminta maaf pada Adit, dan berusaha menyangkal pikiran putranya itu tentangnya, yang mengatakan menghawatirkan harga dirinya dengan kedok seolah peduli pada Adit. Rasa sakit hati yang sudah terlalu banyak diterimanya selama ini, membuat Adit tidak bergeming sedikitpun, dan membiarkan mamanya menangis sambil memeluknya erat.

" Hiks, kenapa baru sekarang. Kenapa baru sekarang mama peduli padaku, disaat aku sudah mampu berdiri sendiri seperti sekarang!! " Tangis Adit pilu. Tubuhnya terduduk dilantai yang dingin samping ranjangnya

Begitu sang mama keluar, Adit bagai orang tak punya arah, dia mengamuk di apartemennya, meluapkan rasa sakitnya pada benda disekitarnya, hingga ia puas dan berakhir menangis pilu di samping ranjangnya. Hingga ia tertidur dengan posisi duduk, karena kelelahan setelah cukup lama menangis.

****

Di tempat lain ...

" Anak itu! Apa dia tidak bisa berhati-hati, hingga berita tentangnya menjadi viral seperti ini!! " Marah tuan Feri. Papa Adit, begitu melihat berita viral putranya itu. " Aku harus menemuinya dan menanyakan kebenarannya pada Adit! " lanjutnya bangkit dari kursi kebesarannya.

Baru saja ingin membuka pintu, tiba-tiba ponsel papa Adit berbunyi, dan tertera nama Sarah istrinya.

" Pa, mama mohon jangan tanya apa pun pada Adit sekarang! Papa pasti sudah melihat beritanya kan. Mama mohon jangan tanya Adit dulu tentang itu! mama sudah menemui Adit di apartemennya, dia sangat kacau pa. Jadi mama mohon jangan temui Adit dulu sekarang! " Mohon Sarah di seberang pada sang suami agar tidak menemui putranya dulu, karena ia tahu betul sifat suaminya yang keras dan pastinya suaminya itu akan meluapkan emosinya pada Adit dan akan berakhir dengan kekerasan.

" Jadi dia ada di apartemennya?! anak itu benar-benar! bukannya menyelesaikan masalah, dia malah ke apartemen! Aku akan menyusulnya!" Ucapnya semakin marah

" Pa, mama mohon jangan temui Adit dulu! biarkan Adit tenang dulu. Mama yakin Adit butuh waktu sendiri sekarang, dia pasti bisa menyelesaikan masalahnya pa. Mama mohon jangan tambah beban Adit dengan emosi papa yang seperti ini. Mama mohon kali ini papa jangan egois, cukup dulu kita begitu egois pada Adit " Telak Sarah dengan isakan. Perkataan istrinya benar-benar menohok hatinya dan langsung terdiam mendengarnya.

Panggilan itu terputus, mama Adit lah yang memutuskan panggilannya, setelah berhasil membuat suaminya terdiam bisu.

Limbung tak bertenaga, begitu mendengar sindiran istrinya. Feri kemudian berjalan pelan ke sofa yang ada diruang itu dengan lemas, seperti tak sanggup untuk sekedar berjalan. Akhirnya Feri memilih untuk mendengar istrinya, untuk tidak mendatangi putranya itu. Membiarkan Adit menenangkan dirinya di apartemennya.

" Benarkah, aku terlalu egois selama ini. Apakah putraku selama ini hidup dengan keegoisanku. Tanpa sadar aku menyakiti putraku sendiri " Feri tersenyum miris saat menyadari kesalahannya selama ini pada putranya.

Ingatan Feri pun kembali ke masa lalu, dimana ia yang begitu sibuk dengan istrinya yang sama-sama bekerja sampai melupakan Adit, yang pasti sangat membutuhkan mereka waktu itu. Mereka telah dibutakan gemerlap dunia hingga mengabaikan kebutuhan putranya sandiri.

Selama ini dirinya berpikir bahwa dirinya telah menjadi ayah yang baik bagi Adit. Dengan memenuhi kebutuhan Adit, dirinya merasa bangga akan hal itu. Hingga melupakan satu hal yang sangat penting melebihi materi yang diberikannya selama ini pada putranya itu. Kasih sayang, ya itulah yang tidak diberikan kepada putranya selama ini.

Menangis menyesali semuanya, begitu sadar bahwa ia begitu egois pada putranya itu. Hingga putranya tumbuh layaknya tidak memiliki orang tua.

Sikap dingin Adit selama ini padanya, disebabkan juga karenanya. Bukankah sudah terlambat untuk semuanya? mungkinkan semua bisa diperbaiki? Selama ini Feri sadar, bahwa dirinya terlalu menuntut Adit untuk mengikuti segala kemauannya, dirinya terobsesi menjadi manusia terpandang, hingga tanpa disadarinya melukai putranya sendiri. Menyesal tidak ada gunanya, ia hanya punya pilihan untuk memperbaiki semuanya, dan meminta maaf pada putranya itu.

Meski usianya sudah tua, papa Adit masih menjabat sebagai direktur. Karena posisinya sebagai CEO sudah digantikan oleh Adit. Ingin memantau perusahaan secara langsung, menjadi alasan papa Adit masih tidak ingin pensiun dari pekerjaannya itu.

" Gas, kamu cari siapa yang mengambil foto itu dan dalang yang menyebarkan berita itu! cari sampai dapat dan juga cari gadis di foto itu! selidiki latar belakangnya! Kuharap kau menemukannya dengan cepat " Perintah papa Adit pada orang suruhannya

" Baik tuan, saya akan berusaha semaksimal mungkin " Jawab Fragas di seberang sana

Begitu sadar dari lamunannya, Feri langsung menghubungi orang suruhannya mencari siapa dalang dibalik berita yang menimpa putranya itu. Karena begitu tersadar, menyesali apa yang sudah terjadi tidak ada gunanya, Feri pun berinisiatif membantu putranya itu, dan berjanji akan memperbaiki segala kesalahannya terhadap Adit di masa lalu.

Dan untuk penjahat itu, siapa pun dia, ketahuilah mereka telah salah bermain main dengan keluarga Bagaskara. Sekali dia membuat masalah, maka seumur hidup dia akan menjadi buruan keluarga Bagaskara.

Keluarga Adit bukanlah kelurga biasa, mereka sangat berkuasa, tak heran jika banyak musuh yang menyerang mereka dari segala sisi. Dan tentunya hal ini bukan yang pertama, tetapi untuk kasus yang menimpa CEO Bagaskara merupakan yang pertama kalinya, karena sebelum-sebelumnya, hanya masalah yang berhubungan langsung dengan perusahaan.

Dan sebagai seorang Ayah yang ingin menebus kesalahannya pada sang putra, tentu papa Adit akan melakukan segala cara untuk membantu putranya itu.

****

" Apakah aku berhenti saja? tapi mana mungkin aku berhenti! Aku baru saja diterima kerja. Argh!! ... aku harus bagaimana!" frustasi Key, menjambak rambutnya

" Ah ya, Aku akan ijin tidak masuk saja seminggu, sampai berita ini reda. " Ujar Key begitu ide konyol tiba tiba terlintas di kepalanya.

" Aku yakin pria itu akan cepat menyelesaikan masalah ini, bukankah dia bos besar, jadi masalah ini bukan apa-apa baginya bukan. Ya benar ... jadi aku tidak perlu khawatir lagi, biarkan dia yang menyelesaikan semuanya. " lanjutnya Asal dan menghela napas lega.

Key sudah seperti orang gila saja, yang berbicara sendiri sambil membereskan meja kerjanya. Dia sebenarnya takut kalau teman satu divisinya akan mengenali foto itu yang ternyata dirinya. Maka dari itu sedari tadi dia berusaha menghindar jika temannya berbicara berita viral itu.

Begitu selesai membereskan mejanya, Key buru-buru keluar dari ruangannya, menuju parkiran untuk mengambil sepedanya.

Wajah Key di foto itu memang tidak terlalu jelas, tapi bukan tidak mungkin jika salah satu dari karyawan di kantor itu mengenali mereka. Maka dari itu, Key begitu hati-hati sedari tadi dan berusaha bersikap biasa saja agar tidak mencurigakan.

" Key ... Berhenti!! ....

TBC.....

°

°

°

Happy Reading 😘 .... Semoga suka😊

Mohon dimaklumi ya temen temen kalau cerita agak geser🙏🤣

Jangan lupa like, komen, dan vote nya temen-temen😘😘

Lope you all❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!