Bab. 3

" Bagaimana, apa kau sudah menemukan orang yang membuat berita palsu itu?! " Tanya Adit pada sekretarisnya di seberang sana yang sedang berbicara lewat telfon

Kini Adit sudah berada di apartemennya. Fokus kerjanya hancur karena berita itu. Adit memilih untuk pulang dan menenangkan diri di apartemennya dari pada ke rumahnya. Bisa dipastikan jika berita itu sudah sampai di telinga orang tuanya, yang akan menginterogasinya jika dia pulang ke rumah.

Karena sedari tadi handphonenya sudah penuh dengan panggilan dari orang tuanya yang sengaja diabaikan Adit. Dia masih fokus untuk mencari siapa dalang dari berita murahan itu.

" Maaf tuan, saya belum menemukan siapa orang yang membuat berita itu. Tapi wanita yang difoto itu, saya sudah mengetahui identitasnya " Jelas Dika di seberang sana

Tidak sulit mencari identitas seseorang bagi Dika yang memang sudah terlatih untuk hal seperti itu, apalagi identitas seorang wanita yang masih karyawan di tempatnya kerja.

" Baiklah, kau kirim saja ke email ku, nanti aku akan membacanya, dan ingat, tetap cari orang itu bagaimanapun caranya, kau harus menemukannya Dika, Kau mengerti! " Ujar Adit

" Baik tuan, saya akan berusaha secepatnya menemukan orang itu. " Jawab Dika

Panggilan terputus, dani Adit yang mematikan panggilannya lebih dulu. Dia berjalan ke salah satu ruangan di apartemennya, yang terdapat mini bar di dalamnya. tempatnya minum dan menenangkan diri, ketika dirinya merasa stress dan kacau seperti sekarang.

Hanya minuman lah yang mampu menemani Adit dikala seperti sekarang. Meskipun masih memiliki orang tua, tapi Adit tidak begitu dekat dengan mereka sedari dulu, dan itu disebabkan karena kesibukan orang tuanya yang jarang memiliki waktu untuk Adit, meskipun hanya untuk sekedar bercerita.

Rasa canggung diantara mereka sudah terjadi sejak Adit yang menginjak remaja. Adit yang mulai mengerti dan paham akan kesibukan orang tuanya, membuatnya canggung untuk bersikap bahkan untuk sekedar menyapa dikala orang tuanya senggang.

Psikis Adit sedikit terguncang waktu itu, dimana dirinya sering kali harus menerima kenyataan bahwa nasibnya tidak akan pernah sama dengan anak-anak sebayanya. Dalam hal materi, mungkin Adit sangat terpenuhi, tapi sangat kekurangan dalam hal kasih sayang. Hingga ia sering merasa iri dengan teman sebayanya, yang begitu leluasa berbicara bahkan bercerita pada orang tuanya.

Kesepian dan kehilangan dirasakan Adit sejak dirinya kecil. Kesepian karena dirinya anak tunggal di keluarganya, dan kehilangan, karena seringnya ditinggal oleh kedua orang tuanya yang terus sibuk bekerja. Sejak dulu Adit memang di rawat oleh nanny dibantu asisten rumah tangga yang dipekerjakan orang tua Adit untuk mengasuh dan membersihkan rumah. Adit merasa kehilangan sosok kasih sayang orang tuanya, yang rela menukarnya dengan uang yang tidak akan pernah membuat manusia merasa cukup.

Mungkin bagi orang di luar sana hidup Adit sangatlah sempurna. wajah yang rupawan, harta yang melimpah, dan jabatan bagus yang ingin dimiliki semua orang. Sangat sempurna bukan, itulah nilai Adit di mata orang, yang melihatnya dari kelebihannya, tapi tidak dengan kekurangannya.

Adit melamun memikirkan hidupnya yang begitu menyedihkan. Setetes air mata jatuh di pelupuk matanya, dihapusnya, kemudian tertawa, atau lebih tepatnya menertawakan hidupnya.

tit ... tit... tit ( anggap aja bunyi sandi pintu apartemen yang lagi dibuka 🤣🤣)

Ceklek ...

Mama Adit memang mengetahui sandi apartemen Adit, karena Adit yang memberitahunya. Menurutnya bagaimanapun sikap orang tuanya padanya, tidak ada privasi antara dia dan orang tuanya. Dan Adit tidak ingin bersikap berlebihan kepada orang tuanya, karena bagaimanapun sikap mereka, tetaplah dia orang tua bagi Adit

Pintu apartemen Adit terbuka, rupanya mama Adit yang datang ke apartemen putranya itu. Melangkah masuk mencari keberadaan Adit yang tidak terlihat dimanapun, seperti tidak terdapat putranya itu di apartemennya.

Mama Adit pun memutuskan menelfon putranya itu, dan tak lama terdengar suara deringan ponsel dari ruangan asing menurutnya, karena selama mama Adit ke apartemen putranya, tidak pernah sekalipun melihat ruangan itu.

Karena penasaran dan merasa yakin kalau Adit berada di ruangan itu, mama Adit pun berjalan menuju ruangan itu, yang ternyata tidak dikunci oleh Adit, dan membuat mama Adit mudah untuk masuk.

" Astaga Adit!! ... Adit, bangun nak! kamu kenapa mabuk seperti ini?! " Ujar mama Adit membangunkan Adit, dengan rasa khawatir karena melihat Adit yang sudah mabuk berat.

" Mama ... mama di sini? hehehe ... " ucap Adit setengah sadar, kemudian bangkit dan berjalan keluar dari ruangan itu, dengan langkah limbung.

Adit berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum, tanpa menghiraukan keberadaan mamanya lagi. Setelah itu, dia berjalan menuju kamarnya untuk tidur karena kepalanya yang berdenyut sakit akibat terlalu banyak minum.

Mama Adit yang melihat Adit yang berjalan tidak benar, karena hampir sering terjatuh, memutuskan membantu putranya itu ke kamarnya untuk istirahat. Belum sempat menyentuh kasur, perut Adit tiba-tiba bergejolak, membuat Adit langsung berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya.

Mama Adit menyusul Adit ke kamar mandi sambil memijat tengkuk putranya. " Kamu kenapa sampai mabuk begini sih Dit, kalau ada masalah cerita sama mama! jangan mabuk seperti ini! tidak baik buat kesehatan kamu " Peringat mama Adit, tentu dengan rasa khawatir seorang ibu kepada anaknya dengan masih memijat tengkuk Adit yang masih memuntahkan isi perutnya.

" Tunggu di sini, biar mama buatkan teh madu dulu untuk mu, biar mengurangi rasa mual mu " Ujar mama Adit hendak pergi, tapi urung karena Adit yang melarangnya

" Tidak perlu ma, aku sudah lebih baik sekarang " Tolak Adit. Setelah itu, keluar dari kamar mandi menuju ranjangnya kemudian duduk diikuti oleh mama Adit yang ikut duduk di ranjang.

" Huh ... Baiklah " Ujar mama Adit yang kecewa melihat sikap Adit yang masih dingin kepadanya.

Sejenak suasana menjadi hening, sampai mama Adit kembali membuka suara

" Apa mama boleh bertanya? apa kamu memiliki masalah, hingga mabuk seperti ini ?" Tanya mama Adit pelan

Bukan tidak tahu apapun mengenai apa terjadi pada putranya kini. Mama Adit hanya berpura-pura tidak mengetahui apapun, karena ia ingin putranya itu bercerita sendiri kepadanya. Mama Adit ingin, putranya itu bisa mulai terbuka kepadanya, dan tidak merasa canggung lagi. Ia ingin menebus kesalahannya dulu pada putranya itu, karena lalai menjadi ibu yang baik bagi Adit.

" Aku baik-baik saja ma. Mama tidak perlu khawatir, aku minum hanya karena lelah dengan pekerjaan di kantor " Jawab Adit bohong

Bukan tidak ingin bercerita, sebab Adit yakin jika mamanya itu sudah mengetahui berita tentangnya. Karena mustahil jika mamanya tidak mengetahuinya, karena beritanya bahkan menjadi trending topik dan viral di media sosial. Dan Adit yakin sebentar lagi berita itu pasti akan segera muncul di televisi.

Kecewa tentu dirasakan mama Adit. Ibu mana yang tidak kecewa, jika anaknya tidak ingin terbuka tentang dirinya. Tetapi Mama Adit sadar, putranya bersikap seperti itu karena dirinya, yang selalu mengabaikan putranya itu, dan lebih mementingkan pekerjaan, yang pada akhirnya tetap akan dilepaskannya begitu sudah tua dan tidak mampu lagi untuk bekerja.

" Apa berita itu benar? apakah benar kamu membawa seorang gadis ke hotel? dan apa benar dia karyawan mu di kantor? " Tanya Mama Adit, yang akhirnya mengalah dan memilih bertanya lebih dulu

Adit menatap mamanya, dengan tatapan dalam. Seolah tengah mengisyaratkan bahwa dirinya benar benar membutuhkan seseorang untuk bisa dijadikan sandaran olehnya. Cukup lama menatap mamanya, hingga Adit kembali mengalihkan tatapannya ke arah lain dan tersenyum kecil, kemudian kembali menatap mamanya, kini dengan tatapan serius ...

" Apa mama benar-benar khawatir padaku? atau mama takut nama baik mama akan tercoreng karena berita itu?! "

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

TBC

°

°

°

Happy Reading😘 Semoga suka

Jangan lupa like, komen, dan vote nya ya reader tercinta author🙏🙏😘😘

Terpopuler

Comments

Rena Fauzi

Rena Fauzi

scaksbcb. ehdbskjqbdbl. sjwbekqnwn. wncnshkadbnsbbb. nn. wjfvjsnsbak nnmmm. s. sshdhxakksh. sbsbskabdhsk. ssjsnbsma. sjjsnsbsknsnsns. snsnbsbsknsj. ksks

2023-01-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!