Menghancurkan dan memberikan rasa sakit yang sama, Azira ingin melihat wajah mereka berteriak putus asa sama seperti yang Ibunya alami.
"Aku sudah selesai." Ucap Azira muncul di depan pasangan suami-istri itu dengan tas selempang pasaran yang begitu mencolok.
"Ah..apa yang ada di dalam tas ini?" Tanya perempuan itu terlihat kurang nyaman dengan pemandangan ini.
Acuh, "Kau tidak perlu khawatir karena setelah sampai di rumah mu nanti aku akan langsung membuangnya tanpa kau minta."
"Ah..iya." Wanita itu tidak tahu harus merespon apa dan dengan kiku mengiyakan ucapan tajam Azira kepadanya.
"Jangan terlalu dipikirkan dan sebaiknya kita langsung saja pulang ke rumah karena sebentar lagi akan turun hujan." Putus laki-laki paruh baya itu seraya mengajak mereka berjalan ke arah mobil mewah yang terparkir rapi di luar gang.
Tentu saja hal ini menarik semua keingin tahuan orang. Apalagi gang tempat Azira tinggal adalah gang yang memang terkenal akan tingkat kriminal mereka yang tinggi dan merupakan gang yang sudah begitu tercemar dengan pergaulan bebas yang ekstrim.
Ah, berbicara tentang kaum cctv, gang ini memang punya kumpulan Ibu-ibu yang suka bergunjing tentang kehidupan seseorang.
Apalagi jika itu tentang keluarga Azira, hah.. antusiasme Ibu-ibu itu sangat luar biasa ketika membahasnya. Seakan-akan topik tentang mereka adalah topik yang tidak ada habis-habisnya dan selalu mempunyai celah untuk dibicarakan.
Azira sudah biasa dengan hal ini dan ia tidak merasa terganggu sama sekali.
Tetapi kedatangan pasangan suami-istri ini yang begitu mencolok dengan pakaian bahkan mobil mewah mereka tentu saja membuat Azira terganggu. Ini adalah yang penuh dengan manusia-manusia miskin tapi kenapa mereka tampil dengan begitu mencolok, ah!
Ini seakan-akan mereka memperlihatkan jarak yang nyata bagi semua orang.
"Ayo masuk."
Patuh, Azira dengan tenang masuk ke dalam mobil mewah tersebut tanpa mengalihkan perhatiannya pada orang-orang yang menatapnya jengkel juga cemburu. Malahan Azira tidak pernah memikirkan tentang pendapat orang lain tapi ia sibuk memikirkan rencana apa yang akan Azira mainkan di dalam rumah yang beg adaitu damai dan membuat cemburu itu.
"Kamu istirahat saja, jangan terlalu memaksakan diri." Ucap laki-laki itu pada istrinya yang memang terlihat tidak begitu baik sejak kedatangan mereka ke rumah kecil dan kotor Azira.
Azira POV
Tersenyum tipis, aku juga baru menyadari bahwa wanita ini terlihat kurang sehat dan wajahnya masih terlihat pucat meskipun ditutupi warna make up yang mahal dan berkualitas.
Wanita ini pasti tidak rela aku masuk ke dalam keluarga mereka, apalagi saat aku memberikan tawaran tadi.
Huh, tentu saja ia merasa keberatan karena bagi mereka aku ini adalah sebuah aib dan tidak pantas dilahirkan ke dunia ini. Yah..aku cukup mengerti dengan pikiran orang-orang kaya ini dan aku juga sudah tidak sabar untuk menjadi anggota keluarga yang harmonis ini. Ah..aku sudah tidak sabar.
Dan di sinilah aku sekarang, di sebuah rumah mewah yang terletak di dalam kota besar. Tidak ada hal luar biasa yang terjadi kecuali mata-mata penuh keingintahuan yang terus menembak ku sedari tadi.
"Mbak, siapa gadis yang ada di samping Mbak ini?"
DEG
Seorang wanita dewasa yang begitu mirip dengan Ayah ku bertanya kepada Ibu tiri ku- Ah, mungkin lebih tepatnya ia adalah Ibu angkat ku. Oh astaga, sekarang aku mulai mengingatnya.
Wanita ini adalah wanita kejam yang telah membunuh Ibuku, menyiksanya berkali-kali hingga Ibuku tidak tahan lagi dengan dunia ini!
Aku bertanya-tanya, mengapa hati wanita ini begitu kejam dan sekarang aku mengetahui jawabannya. Tidak heran, hah! Tidak heran bila hati wanita ini kejam karena Ayahku sendiri adalah orang yang kejam!
Dia membuang pandangannya ke samping, "Kau lebih baik menanyakannya langsung kepada Kakak mu." Suaranya tidak kuasa seraya berjalan meninggalkan kami naik ke tangga. Sepertinya ia akan menuju ke kamarnya.
Alis wanita kejam itu terangkat, "Mas Rama, siapa gadis ini sehingga membuat mbak Yana terlihat seputus asa itu?" Dia kemudian melempar pertanyaan ini kepada Ayahku.
"Dia..dia adalah anak dari wanita itu."
Hah,
Bahkan menyebut namaku saja ia begitu enggan. Ya Tuhan, sepertinya laki-laki ini memang tidak pernah menginginkan kehadirannya di dunia ini. Walaupun sudah belasan tahun berlalu akan tetapi hati laki-laki ini rupanya masih tidak mau mengakui kehadirannya sebagai salah darah dagingnya.
Betapa kejamnya!
Terserah,
Aku tidak akan perduli karena meskipun laki-laki ini mengakui ku, aku tidak akan pernah mau mengakuinya. Aku tidak akan pernah memaafkan laki-laki sialan yang telah merusak masa depan Ibuku!
"Apa?" Terdengar beberapa suara terkejut yang terlihat shock dengan jawabannya.
Apa aku terlalu menjijikkan untuk kalian semua?
"Mas.. tidak, apa mas serius dengan keputusan yang mas ambil?" Wanita itu begitu terkejut juga terlihat kurang setuju dengan apa yang Ayahku katakan.
Laki-laki yang ku sebut sebagai Ayah menghela nafas berat, begitu berat sampai harus menghela nafas seperti ini.
"Ya, ini adalah keputusan yang ku ambil juga ia akan resmi menjadi anggota keluarga kita." Jawab Ayah terdengar lelah.
"Lalu,..lalu apa yang mbak Yana katakan tentang ini?" Tanya wanita ini lagi masih belum mau menyerah dengan keputusan Ayah.
"Dia setuju." Jawabnya langsung.
"Mas-"
"Sifa, sudah cukup untuk saat ini karena Mas sedikit lelah. Kau antarkan dia ke kamarnya dan setelah makan malam nanti kita akan melanjutkan pembicaraan ini." Potong Ayah cepat seraya membawa langkahnya mengikuti jejak Ibu angkat ku.
Ia bahkan tidak melirik ku sama sekali ketika mengatakan itu. Ah, jadi sepertinya ia melakukan ini karena terpaksa dan tanpa persetujuan keluarganya.
Kenapa aku bisa mengatakan itu?
Itu karena mata-mata mereka begitu penasaran ketika melihatku.
"Apa yang mas Rama pikirkan ketika membawa sampah hidup ini ke sini?" Tiba-tiba suara ganas seorang wanita menginterupsi semua orang, tanpa terkecuali aku yang hanya bisa berdiri kaku di sini.
Deg
Pandangan kami bertemu, sejenak mengingatkan ku pada malam kejam terakhir kali aku bisa memeluk tubuh tidak berdaya Ibuku.
Membuat ku mengepalkan tangan ku kuat menahan marah dan benci, benci sampai aku ingin sekali menginjak-injak tubuhnya sama seperti yang ia lakukan pada Ibuku.
"Safa, jaga bicaramu karena biar bagaimanapun ia adalah keluarga kita sekarang." Seorang laki-laki yang sedari tadi hanya diam kini menegur wanita kasar itu, sepertinya laki-laki itu adalah suaminya melihat betapa intimnya mereka berdua.
"Keluarga?" Tanya Wanita itu tidak percaya.
"Dia adalah bagian dari keluarga kita?" Dengan tangan kirinya ia menunjuk ku penuh kemarahan.
"Safa, sudah-"
"Diam, mas!" Potong wanita itu begitu marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
klu melihat cerita awaly mereka kel yg islami..tp knp mereka berlaku kejam sekali..aebenary apa yg trjadi dlm kel mereka
2023-08-17
0
Happyy
😡😡
2023-07-30
0
Karmila Dary
Safa jilbabmu cuma topeng yang menutupi Hatimu yang busuk lebih busuk daripada bangkai🤬🤬🤬
2022-12-13
4