“Zira, kami sangat berduka dengan kepergian Ibumu yang begitu tragis dan tidak terduga.” Wanita dengan penampilan glamor itu mengangkat tangannya untuk menyentuh pundak Azira dengan maksud berduka.
“Terimakasih untuk kepedulian mu, Nyonya, tapi aku sama sekali tidak berminat bergabung dengan mu.”
Dengan senyuman tipis yang tidak sampai ke mata, Azira menolak langsung kedatangan wanita ini. Meskipun wanita ini telah berjasa besar untuk kehidupannya di sini bersama Ibunya akan tetapi wanita dengan penampilan glamor ini kadang kala bersikap keras kepada Ibunya saat masih bekerja padanya dulu. Tidak mengenal sakit, Ibunya terus dipaksa untuk memenuhi tuntunnya.
Wanita yang di panggil Nyonya itu tidak menyerah begitu saja, malah ia semakin bertekat untuk menaklukan gadis cantik yang sudah lama di incarnya ini. Jika saja Ibu gadis ini tidak menghalangi jalannya maka sekarang Azira mungkin menjadi gadis no.1 yang di cari pelanggan tempatnya.
“Azira, aku tahu saat ini kamu masih berduka atas kepergian Ibumu akan tetapi kamu juga harus ingat jika terus seperti ini kamu tidak akan bisa bertahan lama. Bergabunglah dengan ku seperti Ibumu dulu, aku yakin kau nantinya tidak akan menyesal setelah bekerja dengan ku.” Wanita itu terus membujuknya dengan kata-kata dan senyuman manis yang begitu memuakkan untuk Azira.
Hah, godaan seperti ini Azira tahu betul tabiat apa ini.
“Aku tahu Nyonya, tapi maaf aku sama sekali tidak tertarik.” Kali ini Azira tidak lagi menahan ketidak sukaannya terhadap wanita tua bangka yang masih tidak sadar umur ini. Jengkel rasanya terus berdekatan seperti ini dengan wanita tersebut.
Wanita dengan riasan tebal dan pakaian glamor ini tahu jika Azira tidak menyukainya namun ia tetap memasang senyuman manis seakan-akan ia tidak terpengaruh sama sekali. “Azira ini adalah kesempatan besar jadi sangat disayangkan sekali jika kau sampai melewatkannya. Ibumu dulu sakit-sakitan sehingga kurang memuaskan pelanggannya apalagi ia saat itu sudah tua dan penampilannya yang kurang menarik sangat merugikan kami-“
“Jadi apa?” Azira memotong dengan benci.
“Meskipun kau mengatakannya seribu kali aku tidak akan pernah tertarik bergabung dengan mu. Jadi, berbicara seperti ini tentang Ibuku tidak akan pernah mempengaruhi apapun, malah aku semakin muak melihat mu di sini lama-lama.” Senyum wanita glamor itu langsung menghilang dari wajahnya yang penuh akan riasan tebal dan terlihat aneh, meninggalkan wajah marah penuh ambisi.
“Kau benar-benar keras kepala, jika kau seperti ini terus kau tidak akan bertahan lama dan mati kelaparan.” Marah wanita itu habis juga kesabarannya menghadapi betapa keras kepalanya Azira.
Tersenyum dingin, Azira seakan memandang rendah wanita tua bangka yang begitu percaya diri ini. “Maka biarlah aku mati kelaparan seperti ini daripada harus bekerja kepada mu maka mati adalah pilihan yang terbaik.”
Menggertakkan giginya begitu marah,"Hah..kau jangan terlalu sombong Azira, apakah kau lupa jika selama ini kau makan darimana?”
“Aku tidak lupa.”
“Bagus jika kau tidak lupa oleh karena itu bergabunglah dengan ku-“
“Kau begitu menjijikkan, sudah berulang kali aku katakan jika aku tidak tertarik tapi kau masih saja berbicara seperti ini. Aku bilang tidak berarti tidak, bukankah ini sudah sangat jelas?” Azira mengangkat wajahnya lebih tinggi, memperlihatkan wajah cantiknya yang pucat dan dingin. Bahkan kedua matanya yang indah dan cantik menatap lurus memberikan gestur tidak senang terhadap lawan bicaranya yang keras kepala.
“Azira!”
“Kenapa kau begitu keras kepala sekali tidak seperti Ibumu yang penurut dan patuh?”
“Lagipula jika kau jijik padaku maka kau seharusnya salah alamat karena orang yang pantas mendapatkan perlakuan mu itu adalah Ibu mu, orang yang melahirkan mu dan menghidupi mu dengan pekerjaan kotor itu. Kau tentu saja bukan tidak tahu jika Ibu mu selama ini telah tidur dengan banyak laki-laki berbeda di setiap malamnya. Uh, Ibu mu mema-“
“Aku tahu dan aku membencinya,” Tersenyum miris.
Aku membenci ketidak berdayaan ku untuknya dan aku membenci Tuhan yang begitu egois untuk takdir kehidupan kami, ya, aku membenci itu semua.
“Karena itulah aku tidak akan mengikuti jejak bodohnya jadi enyahlah sekarang dari hadapan ku atau aku akan menghubungi polisi sebagai gantinya karena kau telah mengganggu kenyamanan hidup orang lain.” Menatap lurus ia sama sekali tidak mengedipkan kedua matanya yang sudah memerah menahan marah dan kesal.
Jika bisa ia ingin sekali menampar dan memberikan pelajaran kepada wanita tua Bangka ini yang telah tega merendahkan Ibunya.
Karena Ibunya memang kotor tapi ia tidak pernah serendah ini dalam bersikap.
“Kau, suatu hari akan menyesal!” Marah, wanita itu langsung pergi meninggalkan Azira yang menatap puas kekalahan wanita tersebut.
Tapi kepuasan yang tersungging di bibir manisnya tidak bisa bertahan lama karena ia tahu betul orang seperti apa wanita keras kepala itu, ia tidak akan pernah menyerah begitu saja padanya. Bahkan saat Ibunya masih ada ia pernah mendengar perdebatan Ibu dan wanita itu. Waktu itu Ibunya begitu keras kepala mempertahankan Azira agar ia tidak bergabung ke pekerjaan itu dan mengikuti jejaknya sebagai seorang Ibu yang jauh dari jalan yang lurus.
“Ibu, apa yang harus aku lakukan?” Ia bertanya putus asa karena menyadari bahwa tanpa Ibunya ia tidak bisa melakukan apa-apa.
Ibunya walaupun keras dan berlaku kasar padanya tapi ia tahu bahwa Ibunya melakukan itu semua guna melindunginya yang masih belum mengerti apa-apa.
Tok
Tok
Tok
Tersadar, Azira langsung membawa langkahnya mendekati pintu depan. Berpikir siapa tamu ini Azira sedikit tidak yakin karena setahunya mereka sama sekali tidak punya kerabat dekat untuk sekedar berbicara. Adapun mengenai palanggan Ibunya mereka tidak akan tahu tempat tinggal ini karena ia yakin Ibunya tidak akan gila mengatakan itu kepada laki-laki hidung belang yang sering ia layani.
“Siapa?” Tanya Azira langsung ketika membuka pintu sudah ia dapati seorang laki-laki paruh baya yang masih terlihat segar dan bugar. Di samping laki-laki paruh baya itu ada seorang wanita paruh baya yang masih cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi. Ia berpakaian sopan dengan pakaian tertutup yang anggun, wanita paruh baya ini mirip sekali dengan nyonya kasar yang telah menyiksa Ibunya.
Tiba-tiba memikirkan hal ini wajah Azira berubah menjadi dingin dan acuh tak acuh.
"Apakah ada sesuatu yang penting sehingga membuat Tuan dan Nyonya yang terhormat datang jauh-jauh ke tempat seperti ini?" Tanya Azira sarkas dengan suara acuhnya.
Tersenyum pahit, wanita yang ada di samping laki-laki paruh baya itu mengangkat tangannya dan bermaksud untuk meraih pundak Azira namun dihentikan dengan tatapan tajam oleh Azira.
Menurunkan tangannya kembali, "Nak, kami adalah orang tua mu sekarang dan kedatangan kami ke sini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk membawa mu pulang." Ucap wanita itu terlihat sedikit tidak enak hati dengan Azira yang jelas-jelas dapat mengerti situasi mereka.
"Kalian adalah orang tua ku?"
Mengangkat alisnya penuh kebencian, Azira benci! Benci sampai rasanya ia ingin berteriak putus asa ketika berhadapan dengan dua manusia kejam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 267 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
kehidupan yg keras membuat azzira keras kg menghadapi manusi2 yg menyakiti dia
2023-08-17
0
ovi
sepertinya bagus
2023-08-07
0
Happyy
😥😥
2023-07-30
0